Syarat Wajib Zakat Emas Dan Perak Adalah. Hadist yang diriwayatkan dari Ali ra, dia berkata, telah bersabda Rasulullah saw: Hadist yang diriwayatkan dari Ali ra, dia berkata, telah bersabda Rasulullah saw:. “Jika kamu mempunyai 200 dirham dan sudah cukup setahun maka zakatnya adalah 5 dirham, dan emas hanya dikenakan zakat bila sudah mencapai 20 dinar dan sudah cukup setahun, maka zakatnya adalah ½ dinar setiap bertambah maka dengan hitungan tersebut.
Harta lain yang juga termasuk kategori emas dan perak :. Simpanan seperti : Tabungan, deposito, cek atau surat berharga lainnya. – Jika perhiasan tersebut sebagai simpanan atau investasi, wajib dikeluarkan zakatnya 2.5% dengan syarat nishob dan haul. – Perhiasan yang haram digunakan dan terbuat dari emas & perak, wajib dikeluarkan zakatnya. – Penentuan nishabnya adalah senilai dengan nishab emas 85 gram.
Uang tunai (diluar kebutuhan pokok). Perhiasan emas (berbagai bentuk).
Utang yang harus dibayar (jatuh tempo) Rp 5 juta. Perhiasan emas atau yang lain tidak wajib dizakati kecuali selebihnya dari jumlah maksimal perhiasan yang layak dipakai.
Jika layaknya seseorang memakai perhiasan maksimal 60 gram maka yang wajib dizakati hanyalah perhiasan yang selebihnya dari 60 gram. Catatan : Perhitungan harta yang wajib dizakati dilakukan setiap tahun pada bulan yang sama. Dengan demikian jumlah harta orang tersebut, sbb :. Seseorang memiliki simpanan harta sebagai berikut :.
Parapuan.co - Kawan Puan, menjelang Lebaran 2022, banyak umat Muslim yang bersiap melaksanakan kewajiban zakat. Kawan Puan, Zakat emas, perak, atau logam hanya bisa dikenakan untuk emas, perak dan logam mulia lainnya yang telah mencapai nisab dan haul. Aturan mengenai kewajiban zakat atas emas atau perak ini ada dalam Al-Quran Surat At-Taubah Ayat 34. Selain dalil tersebut, kewajiban zakat emas dan perak ini juga berdasarkan berbagai hadits, salah satunya rwayat Abu Dawud rahimahullah. Melansir Kompas.com, berikut syarat zakat emas dan perak yang harus kamu ketahui sebelum melaksanakan kewajiban tersebut. Baca Juga: Jelang Lebaran, Ketahui Pengertian Zakat Fitrah dan Cara Menghitungnya.
Dalam as-Sunnah terdapat riwayat-riwayat yang shahih dan secara tegas menerangkan kewajiban zakat dari kedua logam mulia ini. Pendapat ini dikuatkan oleh asy-Syaikh Ibnu Baz bersama anggota al-Lajnah ad- Daimah, asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, asy-Syaikh al-Albani, dan asy-SyaikhMuqbil al-Wadi’I rahimahumullah, bahwa kedua logam mulia tersebut wajib dizakati secara mutlak sekalipun dalam bentuk perhiasan seperti cincin, kalung, gelang, anting-anting atau giwang.
“Rasulullah masuk menemuiku dan melihat beberapa cincin perak tak bermata ditanganku, maka beliau berkata, “Apa ini wahai Aisyah? Hadits ini adalah batil tidak ada asalnya, sebagaimana yang dihukumi oleh al-Baihaqi dalam Ma’rifat as-Sunan wal Atsar dan juga al-Albani rahimahullahdalam al Irwa’ no.
Tidak setiap kali hasil menambang dikeluarkan zakatnya, tetapi harus melalui haul (berlalu setahun) dan mencapai nishab. Tidak dikiaskan (dianologikan) dengan zakat pertanian, yaitu dikeluarkan zakatnya pada setiap kali panen apabila telah mencapai nishab.
“Bab: Zakat hasil usaha dan tijaroh (perdagangan)”, setelah itu beliau rahimahullah membawakan ayat di atas. Barang tersebut bukan termasuk harta yang asalnya wajib dizakati seperti hewan ternak, emas, dan perak.
Karena tidak boleh ada dua wajib zakat dalam satu harta berdasarkan kesepakatan para ulama. Barang tersebut sejak awal dibeli diniatkan untuk diperdagangkan karena setiap amalan tergantung niatnya.
Nilai barang tersebut telah mencapai salah satu nishob dari emas atau perak, mana yang paling hati-hati dan lebih membahagiakan miskin. Menurut jumhur (mayoritas ulama), nishob yang teranggap adalah pada keseluruhan haul (selama satu tahun).
Menurut jumhur (mayoritas) ulama, zakat perdagangan itu disyariatkan dalam Islam Caranya, yaitu dengan menghitung nilai jumlah ketiga bentuk harta tersebut diatas dikurangi pengeluaran atau kewajiban seperti biaya operasional, utang, pajak, dan lain-lain. Apabila mencapai nishab (senilai 85 gram emas) dan berlalu satu tahun Hijriyah (haul), maka wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5% dari Jumlah Tersebut. Namun jika niatan membeli mobil hanya untuk kepentingan pribadi, lalu suatu saat ia jual, maka tidak ada zakat. Jika awal pembelian diniatkan untuk penggunaan pribadi, namun di tengah jalan, mobil tersebut ingin didagangkan atau disewakan (dijadikan ro’sul maal atau pokok harta jual beli), maka tetap terkena wajib zakat jika telah melampaui haul dan nilainya di atas nishob.