Manfaat Zakat Bagi Bangsa Dan Negara. Pro dan kontra muncul menyusul pernyataan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin awal Februari 2018 lalu seputar rencana pemerintah akan menerbitkan Peraturan Presiden tentang pengumpulan zakat bagi ASN Muslim. Sebelum Menteri Agama menyosialisasikan rencana penyusunan Perpres tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat, dalam Rapat Koordinasi Nasional Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Jakarta pada 4 -6 Oktober 2017, telah dicetuskan resolusi untuk mengembangkan zakat nasional. Sejatinya, pemerintah dalam hal ini Menteri Agama selaku instansi pemrakarsa penyusunan perundang-undangan di bidang agama tidak boleh ragu-ragu terhadap rencana mewajibkan zakat bagi ASN Muslim yang sudah masuk katagori muzakki. Secara syariah kebijakan ini sudah benar sejalan dengan firman Allah dalam QS At-Taubah [9] ayat 103. Penggalian potensi zakat yang besar di negara kita, memerlukan campur tangan pemerintah lewat perundang-undangan dan kebijakan. Di bidang kemanusiaan, dana zakat berkontribusi membantu masyarakat di daerah bencana.
Salah satu potensi pengumpulan zakat yang besar dan perlu dioptimalkan ialah zakat penghasilan di lingkungan pemerintahan, badan usaha milik negara dan daerah. Dalam ayat Alquran, perintah Allah yang ditegaskan secara eksplisit adalah perintah kepada ulil amri untuk memungut zakat (hudz min amwalihim, sebagaimana QS. At-Taubah [9] ayat 103), bukan perintah menerima zakat.