Kapan Zakat Emas Dan Perak Dikeluarkan. Demikian pula perak dengan segala mmacamnya dianggap satu jenis dalam perhitungan nishab dan zakatnya. Pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka jahannam, lalu dahi-dahi, lambung-lambung dan punggung-punggung mereka diseterika dengannya, seraya diserukan kepada mereka “Inilah balasan dariapa yang kalian simpan untuk diri kalian sendiri, maka rasakanlah akibatnya sekarang.” (at-Taubah: 34-35).
Dalam as-Sunnah terdapat riwayat-riwayat yang shahih dan secara tegas menerangkan kewajiban zakat dari kedua logam mulia ini. Pendapat ini dikuatkan oleh asy-Syaikh Ibnu Baz bersama anggota al-Lajnah ad- Daimah, asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, asy-Syaikh al-Albani, dan asy-SyaikhMuqbil al-Wadi’I rahimahumullah, bahwa kedua logam mulia tersebut wajib dizakati secara mutlak sekalipun dalam bentuk perhiasan seperti cincin, kalung, gelang, anting-anting atau giwang. “Rasulullah masuk menemuiku dan melihat beberapa cincin perak tak bermata ditanganku, maka beliau berkata, “Apa ini wahai Aisyah? Hadits ini dengan adanya syahid (penguat dari riwayat lain) dishahihkan oleh al-Albani rahimahullah dalam ash-Shahihah no.
Hadits ini adalah batil tidak ada asalnya, sebagaimana yang dihukumi oleh al-Baihaqi dalam Ma’rifat as-Sunan wal Atsar dan juga al-Albani rahimahullahdalam al Irwa’ no. Tidak setiap kali hasil menambang dikeluarkan zakatnya, tetapi harus melalui haul (berlalu setahun) dan mencapai nishab.
Tidak dikiaskan (dianologikan) dengan zakat pertanian, yaitu dikeluarkan zakatnya pada setiap kali panen apabila telah mencapai nishab.
Dalil yang mewajibkan seorang muslim dalam menunaikan zakat atas kepemilikan emas dan peraknya difirmankan Allah Subhana Wa Ta’ala:. Ketentuan untuk menunaikan atas kepemilikan emas dan perak didasarkan dari hadits yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Tholib radhiyallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:.
Sedangkan ketentuan untuk menunaikan zakat perak dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:. Maksudnya adalah pembayaran zakat harus dilakukan berulang untuk setiap harta yang telah mencapai haul dan nishab. Semoga dengan ditunaikannya ibadah zakat, Allah Subhanahu wa ta’ala akan mencurahkan rahmatnya kepada Anda dan keluarga.
Setiap Muslim yang memiliki emas dan perak dan tidak dipakai sehari-hari serta telah mencapai nisabnya maka wajib dikeluarkan zakatnya. Adapun nisabnya untuk emas ialah 85 gram sedangkan untuk perak sebesar 595 gram.
Zakat dikeluarkan apabila kepemilikan atas emas dan perak tersebut telah mencapai 1 tahun . Kadar zakat yang dikeluarkan ialah 2,5% dari emas atau perak yang dimiliki.
Nishab emas adalah 20 dinar (85 gram emas murni) dan perak adalah 200 dirham (setara 672 gram perak). Artinya bila seseorang telah memiliki emas sebesar 20 dinar atau perak 200 dirham dan sudah setahun, maka ia telah terkena wajib zakat, yakni sebesar 2,5 %.
Nishab emas adalah 20 dinar (85 gram emas murni) dan perak adalah 200 dirham (setara 672 gram perak). Artinya bila seseorang telah memiliki emas sebesar 20 dinar atau perak 200 dirham dan sudah setahun, maka ia telah terkena wajib zakat, yakni sebesar 2,5 %.
Emas dan perak yang dipakai sebagai perhiasan wanita sepanjang tidak melebihi batas kewajaran (uruf) tidak dikenai zakat. Sedangkan jika melebihi uruf maka besarnya nilai kelebihan tersebut wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5 %.