Hadits Perintah Zakat Binatang Ternak. Nilai rata-rata ulangan matematika dari suatu kelas adalah 6,9. Jika dua siswa baru yang nilainya 4 dan 6 digabungkan, nilai rata-rata kelas tersebut … menjadi 6,8. Berapakah banyak siswa mula-mula? Nilai rata-rata ulangan matematika dari suatu kelas adalah 6,9. Jika dua siswa baru yang nilainya 4 dan 6 digabungkan, nilai rata-rata kelas tersebut … menjadi 6,8. Berapakah banyak siswa mula-mula?
[4] Telah mencapai nishob, yaitu kadar minimal dikenai zakat sebagaimana akan dijelaskan dalam tabel. Dalil bahwasanya hewan ternak harus memenuhi syarat sa-imah disimpulkan dari hadits Anas bin Malik mengenai surat yang ditulis Abu Bakr tentang zakat,.
Sedangkan mengenai nishob dan kadar wajib zakat langsung dijelaskan dengan tabel-tabel berikut untuk memudahkan. Ketentuan ini berasal dari hadits Anas tentang surat Abu Bakr mengenai zakat. [10] Sedangkan untuk ketentuan ternak sapi dijelaskan dalam hadits Mu’adz radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,.
Jenis khulthoh yang kedua ini dianggap seperti satu harta padahal sebenarnya bisa dipisah karena berlandaskan hadits,. [3] Seandainya hewan ternak tersebut digembalakan selama setahun di padang rumput, maka ada zakat.
Di dalam fiqih, binatang ternak yang wajib dizakati hanya ada tiga macam, yaitu unta, sapi, dan kambing. Hal ini berdasarkan beberapa hadits yang menegaskan kewajiban zakat pada ketiga jenis binatang ternak tersebut. Mencapai nishab (batas minimum wajib zakat) seperti nishabnya sapi yang disebutkan di dalam satu riwayat hadits:.
Di dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab , Imam an-Nawawi menjelaskan alasan binatang ternak yang dipekerjakan tidak wajib dizakati:. Jika seseorang memiliki unta, sapi atau kambing yang telah memenuhi keempat syarat di atas, maka wajib dizakati.
Sehingga, apabila ketiga binatang ternak tersebut telah mencapai nishab dan melewati masa setahun (haul), maka wajib dikeluarkan zakatnya.
Demikian pula hadits Mu’awiyah bin Haidah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,. Adapun zakat sapi diqiyaskan kepada keduanya, karena ketiganya memiliki makna yang sama dalam hal ini.
Jadi, jika hal ini dianggap membatalkan sifat sa’imah padanya akan berkonsekuensi tidak ada zakat sama sekali pada hewan ternak. Jika digembalakan untuk makan rumput secara bebas dalam kurun waktu lebih dari enam bulan, berarti disifati sa’imah karena hal itu yang mendominasi. Sebaliknya, jika dilayani makanannya dalam kurun waktu lebih dari enam bulan, berarti ‘alufah dan bukan sa’imah, karena hal itu yang mendominasi.
‘Awamil tidak ada zakatnya, sebagaimana pendapat jumhur ulama, seperti Ahmad, asy-Syafi’i, Abu Hanifah, ats-Tsauri, dan yang lainnya. Berapa pun lebihnya tidak ada zakatnya hingga mencapai kelipatan seratus berikutnya, maka keluar empat ekor, dan seterusnya.
Dialog singkat tersebut mengisyaratkan bahwa menjadi peternak (penggembala ternak) adalah profesi yang pernah dilakukan para nabi. Bahkan, banyak penulis sirrah nabawiyah menjelaskan bahwa ketika berusia muda, Nabi Muhammad SAW adalah seorang penggembala kambing yang terampil. Beberapa riwayat menjelaskan, Nabi yang mulia itu sering memerah susu ternak domba piaraannya untuk konsumsi keluarga beliau. Ada pula sebuah hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Nasai: “Sesungguhnya Tuhanmu kagum pada seorang pengembala kambing”. Hewan ternak merupakan sumber pelajaran yang penting di alam karena terdapat banyak hikmah dalam penciptaannya. Menurunnya penyerapan tenaga kerja sub sektor peternakan di NTB diakibatkan oleh kepemilikan ternak oleh peternak semakin meningkat yang semula tingkat kepemilikan 2-3 ekor, seiring dengan meningkatnya kapasitas kelembagaan kelompok ternak di tahun 2015 jumlah kepemilikan ternak yang dipelihara ditingkat kelompok menjadi 4-5 ekor per orang, sehingga akan berkorelasi positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Jumlah penduduk miskin di NTB saat ini masih relatif tinggi yaitu 17,25% yang membutuhkan koordinasi lintas sektoral dalam upaya menurukannya. Usaha peternakan, kata Dr. Rusfidra, S. Pt adalah rahasia ekonomi para nabi, mereka bekerja dengan cerdas menggembala kambing karena multiplier effect yang luar biasa.
Maka, sebagai genarasi muda dan insan peternakan, sayang sekali jika banyak dari kita yang masih diam berpangku tangan menunggu hujan, sedangkan hujan tidak akan pernah menurunkan emas dan perak dari langit. Sekaranglah saatnya berusaha, namun jangan lupa, sebelum membuat sebuah usaha, harus tahu ilmunya terlebih dahulu.