Apakah Beras Zakat Boleh Dijual. Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan tentang “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Beras Zakat Fitrah Oleh Amil Di Masjid Al-Maghfur Di Desa Sidomukti Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik”. Sesuai ketentuan syari’at Islam, pembayaran zakat fitrah yaitu berupa makanan pokok (beras). Tapi dalam hal ini, amil tidak meniatkan bagian mereka untuk dijual dan muzakki pun membiarkannya, namun yang tetap berhak akan beras tersebut adalah mustahiq. Praktek jual beli beras zakat fitrah oleh amil di Masjid Al-Maghfur jika dianalisis dalam hukum Islam adalah boleh, akan tetapi jika dilihat dari segi barang yang dijual maka tidak sesuai dengan hukum Islam karena menjual barang yang bukan miliknya tanpa permintaan izin ke pemiliknya. Selain itu diharapkan bagi pengurus masjid agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang tata cara jual beli menurut hukum Islam, terutama pembayaran zakat fitrah sehingga jual beli tersebut menjadi lebih sempurna dan sesuai dengan syara’.
Boleh dia tasharruf-kan, seperti memberikannya kepada orang lain atau menjualnya," katanya, belum lama ini. Untuk diketahui, mustahik sendiri dibagi menjadi delapan golongan (asnaf), di antaranya fakir, miskin, panitia zakat, mualaf, budak, orang yang tidak sanggup membayar hutang, pejuang Islam, dan ibnu sabil. Seseorang terkena kewajiban membayar zakat jika memenuhi kriteria, di antaranya beragama Islam, merdeka, dimiliki secara sempurna, mencapai nisab, dan telah haul.
[caption id="attachment_132303" align="alignnone" width="680" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Dari sore hari sehabis sholat Magrib buka puasa di Desaku mendung, tanpa angin. Aku sudah menduga nanti malam akan hujan, Sebelum gerimis hujan datang tadi malam aku melenggang kewarung seberang depan RS Margono, sebelum menyeberang pasti melewati kawan-kawan tukang becak yang mangkal di seputaran bundaran Patung Gatong Soebroto yang sedang naik kuda diam saja. sambil memberi pengertian dan menyelidik, "Lhaa...pak tenang saja pak, lebaran tahun ini memberi zakat beras banyak sekali tidak seperti tahun lalu, dari RS, terus dari lingkungan sini, ada mobil berhenti memberi zakat belum dari Desa, Masjid dan tetangga didesa dan berasnya kalau disimpan terlalu lama jadi apek tidak enak, itung-itung buat nambah belanja besok laah..., tadi sore yang lain sudah dijual diwarung-warung makan dan warung sembako ... yang ini sudah dibawa kesana tapi sudah tidak pada mau menerima, stok sudah banyak katanya.
Dari pada bingung karena saran mereka ada dua pendapat, maka saya putusi menemui takmir Masjid RS sambil mencari informasi kepastian lebaran. sebelum badha Isya, tapi sayang beliau sedang sibuk banyak tamu dan mengatur pembagian zakat yang terus pada berdatangan.
tanyanya, "syukurlah ada yang sudah narik, terus begini saja kang, ini aku ada sedikit rejeki untuk bisa menambah beli lauk, tolong dibagi lima orang mungkin kalau hanya untuk beli ikan air tawar cukuplah, terus beras ini dibawa pulang saja jangan dijual, kasihan yang telah memberi zakat dan kalau ada yang memberi lagi tolak saja, suruh berikan kemana yaa... siapa tahu nanti malam / besok ramai narik kan bisa untuk nambah beli lauknya lumayan. ( Purwokerto, 29 Agustus 2011) Tadi pagi, ada lagi tukang becak yang mangkal didepan rumah mampir diwarung saya.
Lagi-lagi mereka menawari beras sebanyak sepuluh bungkus pemberian tadi Subuh, dengan alasan yang sama.
Menyikapi fenomena itu, Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pesantren Sirojuth Tholibin, Brabo, Tanggungharjo, Grobogan Jawa Tengah, memberikan penjelasan terkait zakat dengan menggunakan uang. Terma melalui uang artinya alat tukar tersebut hanya sebagai perantara sehingga penyaluran zakat tetap dalam bentuk makanan pokok. Baca: Ajakan Mudik Bareng #2019GantiPresiden, Ali Mochtar Ngabalin: Namanya Juga Usaha, Biasa Orang Kalap. Setelah muzakki menerima beras, transaksi penerimaan zakat baru kemudian dijalankan sebagaimana biasanya.
Sementara ini, ada beberapa tempat yang sudah menjalankan sistem jual beli mirip seperti di atas, namun kesalahannya terletak pada beras yang dibuat transaksi jual beli bukan beras murni persediaan panitia. 8.400,-/kg, maka setiap kali ada muzakki yang datang membawa uang, panitia akan untung Rp. Dengan 4 ribu inilah roda operasional panitia berjalan tanpa mengganggu harta zakat sama sekali.
400.000 sudah cukup untuk operasional panitia yang meliputi pembelian kantong plastik, konsumsi, transport dan lain sebagainya. Keempat, secara umum Syafi’iyyah memandang bahwa kiai atau ustadz bukan bagian dari sabilillah, mustahiq zakat.
( فرع ) قال أصحابنا لا يجوز للإمام ولا للساعى بيع شىء من مال الزكاة من غير ضرورة بل يوصلها إلى المستحقين بأعيانها لأن أهل الزكاة أهل رشد لا ولاية عليهم فلم يجز بيع مالهم بغير إذنهم فإن وقعت ضرورة بأن وقف عليه بعض الماشية أو خاف هلاكه أو كان فى الطريق خطر أو احتاج إلى رد جبران أو إلى مؤنة النقل أو قبض بعض شاة وما أشبهه جاز البيع للضرورة كما سبق فى آخر باب صدقة الغنم إنه يجوز دفع القيمة فى مواضع للضرورة قال أصحابنا ولو وجبت ناقة أو بقرة أو شاة واحدة فليس للمالك بيعها وتفرقة ثمنها على الأصناف بلا خلاف بل يجمعهم ويدفعها إليهم وكذا حكم الإمام عند الجمهور وخالفهم البغوى فقال إن رأى الإمام ذلك فعله وأن رأى البيع وتفرقة الثمن فعله والمذهب الأول قال أصحابنا وإذا باع فى الموضع الذى لا يجوز فيه البيع فالبيع باطل ويسترد المبيع فإن تلف ضمنه والله أعلم . { الشرح } اتفقت نصوص الشافعي رضى الله عنه انه لا يجوز اخراج القيمة في الزكاة وبه كذا في الاصل والصواب عليهن قطع المصنف وجماهير الاصحاب وفيه وجه ان القيمة تجزئ حكاه وهو شاذ باطل ودليل المذهب ما ذكره المصنف (وأما) إذا اخرج سنا اعلي من الواجب كبنت لبون عن بنت مخاض ونظائره فتجزئه بلا خلاف لحديث ابى السابق ولما ذكره المصنف (وأما) إذا اخرج تبيعين عن مسنة فقد قطع المصنف بجوازه وهو المذهب وبه قطع الجماهير وفيه وجه سبق في باب زكاة البقر والله تعالي اعلم.
Ada yang nawar untuk beli. Satunya 25 ribu jadi 50 ribu," kata Hadi di depan pintu Masjid Istiqlal, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (27/7/2014).Hadi mengaku rela menjual beras fitrah yang ia dapat karena di rumah ia hanya tinggal seorang diri dan sehari-harinya tidak pernah memasak. Berasnya saya lihat bagus makanya saya beli," Dewi menuturkan.Sementara itu pada kesempatan yang sama, satu keluarga asal Depok memburu beras fitrah dari orang-orang yang mau menjualnya. Sementara itu satu orang anaknya lagi yang sudah remaja berkeliling mencari orang-orang yang mau menjual berasnya.
Tradisi Nempur Dalam Zakat Fithrah. Ustad abdul somad dalam ceramah yang viral di media sosial mengatakan, bahwa pelaksanaan zakat fitrah dengan uang lalu digunakan untuk “nempur” (membeli) beras, lalu beras yang ditempur itu diserahkan sebagai zakat fithrah. Dan beras itu dijual berkali-kali. Apakah beras satu porsi zakat fithrah boleh dijual berkali-kali kepada banyak muzakki?
Tidak boleh zakat fithrah dengan uang menurut madzhab tersebut. Kalau muzakki membawa uang dari rumah, maka harus menempur beras dulu dengan uang itu, lalu beras itu diserahkan sebagai zakat fithrah. apabila yang menjual beras tersebut adalah mustahiq zakat, yang menerima zakat fithrah secara langsung dari muzakki, maka hukumnya boleh, karena zakat fithrah yang diserahkan kepada mustahiq telah menjadi hak miliknya dan dia memiliki hak tasarruf sesuai yang dia kehendaki.