Badan Wakaf Pondok Modern Gontor. Berbagai kegiatan itu dapat dibagi menjadi tujuh lembaga. Pimpinan tersebut merupakan mandataris Badan Wakaf Pondok Modern dan bertanggung jawab sepenuhnya dalam memimpin seluruh kegiatan di dalam Balai pendidikan Pondok Modern Gontor.

Nurul Iman dalam Wakaf dan Kemandirian Pendidikan (Studi Pengelolaan Wakaf di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo) menjelaskan, wakaf dan praktik perwakafan dalam pandangan Pondok Modern Darussalam Gontor memiliki posisi strategis.

Pondok Modern Darussalam Gontor

Badan Wakaf Pondok Modern Gontor. Pondok Modern Darussalam Gontor

[butuh rujukan] Menurut laman resmi Gontor, disebutkan bahwa PMDG adalah lembaga pendidikan murni yang tidak berafiliasi kepada partai politik ataupun organisasi kemasyarakatan apapun. Cikal bakal Pondok Modern Darussalam Gontor bermula pada abad ke-18, saat Kyai Ageng Hasan Besari mendirikan Pondok Tegalsari di Desa Jetis Ponorogo Jawa Timur (10 KM ke arah selatan kota Ponorogo).

Pondok Tegalsari sangat termasyhur pada masanya, sehingga didatangi ribuan santri dari berbagai daerah di pelosok nusantara. Sulaiman Djamaluddin dan mereka diberi tugas mendirikan pesantren baru untuk meneruskan Pondok Tegalsari, yang di kemudian hari pesantren baru ini dikenal dengan Pondok Gontor Lama. Sulaiman Djamaluddin bersama istrinya mendirikan Pondok Gontor Lama di sebuah tempat yang terletak ± 3 kilometer sebelah timur Tegalsari dan 11 kilometer ke arah tenggara dari kota Ponorogo. Kyai Santoso Anom wafat pada tahun 1918 di usia muda dan meninggalkan 7 anak yang masih kecil.

Kepemimpinan Pondok Gontor Lama pun akhirnya berakhir, Di kemudian hari, tiga dari tujuh putra-putri Kyai Santoso Anom Besari menghidupkan kembali Pondok Gontor Lama dengan memperbarui dan meningkatkan sistem serta kurikulumnya. Setelah menuntut ilmu di berbagai pesantren tradisional dan lembaga modern, tiga orang putra Kyai Santoso Anom akhirnya kembali ke Gontor dan pada tanggal 20 September 1926 bertepatan dengan 12 Rabiul Awwal 1345, dalam peringatan Maulid Nabi SAW, mereka mengikrarkan berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG).

Ketiganya dikenal dengan sebutan Trimurti Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, yaitu:. Pada tanggal 12 Oktober 1958 bertepatan dengan 28 Rabi’ul Awwal 1378, Trimurti mewakafkan PMDG kepada Umat Islam. Pihak penerima amanat diwakili oleh 15 anggota alumni Gontor (IKPM) yang kemudian menjadi Badan Wakaf PMDG.

Lembaga tertinggi dalam organisasi Balai Pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor ialah Badan Wakaf. Anggota Badan Wakaf terdiri dari alumni KMI PMDG yang dipilih setiap 5 tahun sekali.

Untuk tugas dan kewajiban keseharian amanat ini dijalankan oleh Pimpinan Pondok. Dalam sidang pertamanya di 1985, sepeninggal Trimurti, Badan Wakaf menetapkan tiga Pimpinan Pondok untuk memimpin Gontor pasca-Trimurti.

Adapun lembaga-lembaga dan atau bagian-bagian yang dibawahi Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor adalah:. KMI (Kulliyatul Mu’allimin/Mu’allimat al-Islamiyah): Lembaga perguruan menengah dengan masa belajar 6 atau 4 tahun, setingkat Tsanawiyah dan Aliyah. UNIDA (Universitas Darussalam): Lembaga perguruan tinggi pesantren yang mempunyai 7 Fakultas dalam berbagai jenjang S1, S2 dan S3. Pengasuhan Santri membawahi: Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM), Koordinator Gugusdepan (Pramuka) dan Dewan Mahasiswa (DEMA) UNIDA.

Empat lembaga pendidikan yang menjadi sintesis Pondok Modern Darussalam Gontor adalah:. Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, yang memiliki wakaf yang sangat luas sehingga mampu mengutus para ulama ke seluruh penjuru dunia, dan memberikan beasiswa bagi ribuan pelajar dari berbagai belahan dunia untuk belajar di Universitas tersebut.

Aligarh, terletak di India yang memiliki perhatian sangat besar terhadap perbaikan sistem pendidikan dan pengajaran. Orientasi Pondok Modern Darussalam Gontor adalah membentuk pribadi beriman, bertakwa, dan berakhlak karimah yang dapat mengabdi pada umat dengan penuh keihlasan dan berperan aktif dalam memberdayakan masyarakat. Kulliyatul Mu'allimin Al-Islamiyyah (KMI) adalah Lembaga pendidikan khusus santri putra tingkat menengah, dengan masa belajar 6 atau 4 tahun, setingkat Tsanawiyah dan Aliyah. KMI didirikan pada 19 Desember 1936, setelah Pondok Modern Darussalam Gontor berusia 10 tahun. Kulliyatul Mu'allimat Al-Islamiyyah (KMI) adalah Lembaga pendidikan khusus santri putri tingkat menengah, dengan masa belajar 6 atau 4 tahun, setingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Pendirian KMI Pondok Gontor Putri merupakan wasiat para Pendiri PMDG.

Maka sesuai keputusan Badan Wakaf PMDG, pada tanggal 7 Rabiul Awwal 1411, Pondok Modern Gontor Putri resmi didirikan di Mantingan, Ngawi. Kurikulum dan program pembelajaran Gontor Putri serupa dengan KMI Gontor, dengan penyesuaian pada muatan lokal dan penekanan pada pembekalan santriwati untuk menjadi wanita shalihah.

Gontor menerapkan konsep pendidikan asrama (boarding school) yang memadukan model pesantren klasik/salaf dengan kurikulum modern. Model pesantren ditujukan agar "segala yang dilihat, didengar, dan diperhatikan santri di pondok ini adalah untuk pendidikan".

Kampus Putra terdiri dari: Pondok Modern Gontor 2 Desa Madusari, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur Pondok Modern Gontor 3 "Darul Ma’rifat" Desa Sumbercangkring, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur Pondok Modern Gontor 4 "Darul Muttaqien" Desa Kaligung, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur Pondok Modern Gontor 5 "Darul Qiyam" Desa Mangunsari, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah Pondok Modern Gontor 6 "Riyadhatul Mujahidin" Desa Pudahoa, Kecamatan Landono, Kabupaten Kendari, Sulawesi Tenggara Pondok Modern Gontor 7 Desa Tajimalela, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung Pondok Modern Gontor 8 "Darul Amien" Desa Meunasah Baro, Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar, Aceh Pondok Modern Gontor 9 Talago Loweh, Desa Bubuh Limau, Nagari Sulit Air, Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok, Sumatra Barat Pondok Modern Gontor 10 Desa Parit Culum 1, Kecamatan Muara Sabak Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi Pondok Modern Gontor 11 "Ittihadul Ummah" Kelurahan Tokorondo, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah Pondok Modern Gontor 12 Desa Lubuk Jering, Kecamatan Sungai Mandau, Kabupaten Siak, Riau. Hasan Abdullah Sahal, saat bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres pada 10 Maret 2016, Pesantren Alumni Gontor yang sudah terdata berjumlah 380 pesantren dan masih banyak lagi yang belum terdata.

Pengelolaan Wakaf Pondok Pesantren Gontor Bisa Jadi Acuan

Badan Wakaf Pondok Modern Gontor. Pengelolaan Wakaf Pondok Pesantren Gontor Bisa Jadi Acuan

Semarang - Konsep pengelolaan wakaf dan kemandirian pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo, Jawa Timur, dapat menjadi acuan bagi pondo. Hal itu disampaikan promovendus doktor studi Islam IAIN Walisongo Semarang, Nurul Iman LC MHI, pada ujian disertasi terbuka, (27/12), di kampus tersebut. ”Nazir di pondok merupakan profesi yang tidak digaji tapi ditekuni,” ungkap suami dari Amalia Sulfana itu.

Meneladani Kisah Sejuta Manfaat SPBU Wakaf Gontor

Badan Wakaf Pondok Modern Gontor. Meneladani Kisah Sejuta Manfaat SPBU Wakaf Gontor

Dalam hal ini, sangat penting apabila mengaitkan aktivitas pengelolaan dan pengembangan Wakaf Produktif dengan Institusi Pesantren. Diantara pesantren yang dapat dianggap berhasil dalam pengelolaan wakaf produktif adalah Pondok Modern Darussalam Gontor. Pondok Modern Darussalam Gontor sejak periode awal perkembangannya telah menyebut dirinya sebagai ”pesantren wakaf” yang secara resmi diwakafkan pada tanggal 12 Oktober 1958. Tercatat hingga saat ini PMDG memiliki 18 buah pondok cabang di Jawa, Sumatra, dan Sulawesi.

Bahkan, Badan Wakaf adalah lembaga tertinggi di Balai Pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor. Hasil pengelolaan SPBU Gontor disalurkan untuk kebutuhan pendidikan pesantren, membantu biaya pendidikan para santri Gontor sehingga mampu menekan biaya pendidikan menjadi sangat murah atau bahkan gratis, namun tetap berkualitas, untuk membiayai kehidupan bagi para pengajarnya supaya bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bisa sampai kuliah ke Timur Tengah.

Pimpinan Gontor Umumkan Struktur dan Anggota Baru Badan Wakaf

Badan Wakaf Pondok Modern Gontor. Pimpinan Gontor Umumkan Struktur dan Anggota Baru Badan Wakaf

Dalam kuliah umum babak pertama pekan perkenalan Khubatul ‘Arsy PMDG, Kiai Akrim mengumumkan Prof Dr KH Hamid Fahmy Zarkasyi, KH Muhammad Danial dan KH Heikal Yanuarshah Ibadillah sebagai anggota badan wakaf Gontor yang baru. Selain penambahan anggota baru Badan Wakaf, Kiai Akrim juga membacakan struktur baru Badan Wakaf Gontor.

Dalam struktur baru ini, Dr KH Hidayat Nur Wahid ditampuk sebagai Ketua Umum Badan Wakaf yang baru, sementara Wakil Ketua Badan Wakaf diamanahkan kepada Prof Dr Aflatun Muchtar.

Related Posts

Leave a reply