Penulisan Yang Benar Idul Fitri. Bukan 'Idul Fitri', Ini Penulisan yang Benar untuk Mengucapkan Lebaran ke Saudara dan Kerabat, Jangan Sampai Keliru. TRIBUNJUALBELI.COM - Hari Raya Idul Fitri sudah di depan mata. Tak terasa Ramadhan akan segera berlalu dan berganti Syawal. Keputusan jatuhnya Hari Raya Idul Fitri akan ditetapkan Kementerian Agama RI melalui Sidang Isbat pada Kamis (14/6/2018). Nah, saat lebaran tiba, biasanya kita beramai-ramai mengucapkan perayaan lebaran pada saudara dan kerabat melalui kartu ucapan maupun pesan singkat. Namun, baru-baru ini dunia maya memperdebatkan kebenaran penulisan kata "Idul Fitri".
Seperti biasa yang sering kita temui, penulisan "Idul Fitri" ditulis dengan dua kata terpisah. Akan tetapi beberapa orang berpendapat bahwa penulisan yang benar adalah "Idulfitri" (disambung). Lalu, mana penulisan yang benar? Pertanyaan tersebutpun kemudian dijawab oleh seorang ahli bahasa melalui akun Twitternya @ivanlanin.
Meski demikian, masih banyak di antara kita yang sering salah dalam penulisan bahasa Indonesia, lho. Bahkan, kita tidak mengetahui penulisan yang benar dan salah seperti apa karena sudah kebiasaan, atau sekadar ikut-ikutan.
Namun, biar kamu enggak bingung, Mipi hanya bahas 7 daftar kosakata paling sering salah tulis saja, ya. Walaupun sangat umum digunakan sebagai ungkapan rasa syukur, ternyata masih banyak yang bingung penulisan benar seperti apa.
Berdasarkan KBBI, idulfitri diartikan sebagai hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Kemampuan memahami bacaan dan penulisan bahasa Indonesia bisa berkembang dengan baik saat kamu rajin membaca. Tips terakhir agar kesalahan penulisan bahasa Indonesia berkurang, kamu mesti rajin membuka KBBI atau PUEBI.
Klik untuk mengirim ini lewat surel kepada seorang teman(Membuka di jendela yang baru). Namun, dari berbagai tulisan yang beredar, ternyata tidak semuanya satu suara (baca: sependapat). Jadi, tidak salah juga jika tulisan Idulfitri versi Malaysia ditulis kasrah yakni Aidilfitri bukan Aidulfitri. Akan tetapi jika kita cermati kata-kata baku yang asalnya dari bahasa Arab, pada kasus seperti ini memang penulisannya digabung bukan dipisah.
Perilisan KBBI versi terbaru bukan hanya menambah dan menghapus kosakata, tetapi juga memperbaiki penulisan sebelumnya.
Sebenarnya yang dimaksud adalahsetelah mendidih air tersebut digunakan untuk menyeduh kopi. Hal ini berlaku jua dalam(seharusnya: menanak beras untuk dijadikan nasi)Dalam frasadapat diketahui bahwa kasus 'salah kaprah' ini, juga menjangkiti bahasa Indonesia.Kesalah-kaprahan seperti di atas terjadi karena penutur bahasa menginginkan istilah yang lebih singkat dari pada maksudnya. Hal tersebut diimbangi dengan diterimanya istilah yang diungkapkan oleh lawan tuturnya.
Jelas, kata tersebut diserap dari bahasa Inggris 'service' yang jika ditejemahkan secara sederhana artinya sama dengan 'layanan'. Maka, dalam istilah Indonesia juga dikenal istilah 'diservis' yang artinya 'dilayani'.Tetapi, istilah tersebut berkembang cukup 'liar' sehingga arti katayang digunakan dan dipahami oleh masyarakat luas menjadiatau 'Hal itu bisa kita lihat dalam tulisan yang terpampang dalam spanduk dan papan nama, misalnya ada tulisanKatadalam kalimat tersebut 'dimaknai'Padahal, dalam bahasa Inggris, artiadalahMasing tidak parah jika ditulisada pula sebuah bengkel yang menulisSudah ditulis dalam ejaan Inggris, maknaya juga yang dimaksud adalahIni salah kuadrat.Istilahsebagai istilah salah kaprah terjadi karena penutur Bahasa Indonesia tidak memahami bahasa sumber, yaitu bahasa Inggris.Karena sudah menjadi istilah yang salah tapi kaprah, jangan pula kita terlalu banyak protes dengan kesalahan-kesalahan itu.
Ucapan tersebut tidak hanya beredar melalui pesan pendek, namun juga berbagai meme di media sosial, hingga bbm, whatsapp, dll. Saat disodorkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), baru mereka terdiam mengiyakan.
Kembali ke topik bahasan, Iduladha juga mendapat perlakuan yang sama. Pada KBBI halaman 417, Iduladha merupakan satu kata yang tidak terpisah.
Sehingga nanti, pada 5 Oktober 2014, semoga tidak ada lagi kalimat yang tertulis Selamat Idul Adha. Kalau bukan kita si penutur asli Bahasa Indonesia yang membetulkan dan mensosialisasikan, siapa lagi?
Biar terlambat ijinkan saya menuliskan Selamat Idulfitri 1435 H. Mohon Maaf Lahir dan Batin =D.