Apa Bedanya Shalat Tarawih 11 Dan 23. Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH M Cholil Nafis mengungkapkan, sholat tarawih sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad. Agar pahalanya sama dengan melaksanakan thawaf, lalu Sayidina Umar menambah ijtihadnya dari 20 menjadi 23 rakaat beserta Sholat Witir. "Dari Abu Salamah bin Abdirrahman, ia bertanya kepada Aisyah RA, 'Bagaimanakah sholat Rasulullah SAW di bulan Ramadhan?'. Ustad Fauzan lantas memperkuat pendapatnya tentang jumlah rakaat tarawih yang fleksibel berdasarkan sejarahnya dan beberapa hadist.

Dari Abi Hurairah ra: Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam menggemarkan Salat pada bulan Ramadan dengan anjuran yang tidak keras.

Jumlah Rakaat Shalat Tarawih, Mengapa Berbeda-beda?

Apa Bedanya Shalat Tarawih 11 Dan 23. Jumlah Rakaat Shalat Tarawih, Mengapa Berbeda-beda?

Kalaupun ada yang shahih derajatnya, namun dari segi istidlalnya (penunjukan maknanya) tidak menyebutkan jumlah rakaat shalat tarawih. Abu Salamah bin Abdurrahman bertanya tentang shalatnya Rasulullah dalam bulan Ramadhan, maka Aisyah ra berkata,. Hadits ini dijadikan dasar bagi yang berpendapat bahwa shalat tarawih adalah 11 rakaat (termasuk witir).

“Umar bin Al-Khottob telah memerintahkan Ubay bin Kaab dan Tamim Ad-Dariy supaya keduanya mengimami orang-orang dengan melaksanakan sholat 11 rakaat, dia berkata: dan sesungguhnya qari (imam) membaca ratusan ayat (dalam satu rakaat) sampai kami bersandar pada tongkat kami karena lamanya berdiri,” (Imam Malik, Al Muwaththo, hadits no 232, Maktabah Syamilah v. 3). Jika dalam mendirikannya dengan bacaan-bacaan yang panjang, maka berakibat pada sedikitnya jumlah rakaat; dan demikian sebaliknya.

Mengapa Jumlah Rakaat Tarawih Berbeda-beda? Ini

Salah satu perdebatan yang muncul tiap bulan Ramadhan adalah polemik jumlah rakaat shalat Tarawih. Mulanya pemahaman akan adanya shalat tarawih di bulan Ramadhan ini adalah bentuk riil dari hadits Nabi:. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim, disebutkan Nabi shalat di masjid Nabawi pada suatu malam Ramadhan.

Dua malam setelahnya, Nabi masih melakukan shalat tersebut, dan semakin banyak yang mengikuti. Beberapa mazhab fiqih pada dasarnya tidak banyak berbeda tentang pendapat seputar jumlah rakaat tarawih.

Sebagaimana disebutkan Ibnu Rusyd dalam Bidâyatul Mujtahid , beda jumlah ini adalah soal afdhaliyah saja. Imam Ibnu Qudamah mencatat dalam al-Mughni bahwa sebab perbedaan ini adalah dasar hadits dan riwayat sahabat yang digunakan. Artinya: Diriwayatkan dari Abu Salamah, ia pernah bertanya kepada Aisyah: “Bagaimana shalat Nabi Muhammad di bulan Ramadhan?”. Aku pun pernah bertanya: Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum menunaikan shalat witir? Bila Anda hendak memilih delapan, dua puluh, atau lebih banyak dari itu, ketahuilah bahwa tidak ada keterangan eksplisit dalam hadits Nabi seputar jumlah rakaat tarawih.

Sholat Tarawih: 11 atau 23 Rakaat?

Apa Bedanya Shalat Tarawih 11 Dan 23. Sholat Tarawih: 11 atau 23 Rakaat?

Kalau pun ada yang shahih derajatnya, namun dari segi istidlalnya tidak menyebutkan jumlah rakaat shalat tarawih. Dari Ibn Abbas, ia berkata, “Nabi SAW melakukan shalat pada bulan Ramadhan dua puluh rakaat dan witir”. Maka dengan demikian, keadaan menjadi jelas mengapa di dalam tubuh umat Islam masih ada perbedaan pendapat tentang jumlah rakaat tarawih yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dengan tidak adanya satu pun hadits shahih yang secara tegas menetapkan jumlah rakaat tarawih Rasulullah SAW, maka para ulama berbeda pendapat tentang jumlahnya. Yang menarik, para ulama di masa lalu tidak pernah saling mencaci atau menjelekkan meski berbeda pendapat tentang jumah rakaat shalat tarawih. Dan itu berlangsung sampai hari ini, meski mufti negara punya pendapat yang berbeda.

Shalat Tarawih 11 ataukah 23 Raka'at

Apa Bedanya Shalat Tarawih 11 Dan 23. Shalat Tarawih 11 ataukah 23 Raka'at

Ibnu Hajar Al Haitsamiy mengatakan, “Tidak ada satu hadits shahih pun yang menjelaskan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat tarawih 20 raka’at. Keempat, Pilihan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memilih shalat tarawih dengan 11 atau 13 raka’at ini bukanlah pengkhususan dari tiga dalil di atas. Alasan pertama, perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah mengkhususkan ucapan beliau sendiri, sebagaimana hal ini telah diketahui dalam ilmu ushul.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Shalat malam di bulan Ramadhan tidaklah dibatasi oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan bilangan tertentu. Seandainya hal ini diperintahkan tentu saja beliau akan memerintahkan sahabat untuk melaksanakan shalat 11 raka’at, namun tidak ada satu orang pun yang mengatakan demikian.

Inilah pendapat mayoritas ulama semacam Ats Tsauri, Al Mubarok, Asy Syafi’i, Ash-haabur Ro’yi, juga diriwayatkan dari ‘Umar, ‘Ali dan sahabat lainnya. Al Kasaani mengatakan, “’Umar mengumpulkan para sahabat untuk melaksanakan qiyam Ramadhan lalu diimami oleh Ubay bin Ka’ab radhiyallahu Ta’ala ‘anhu. ‘Ali As Sanhuriy mengatakan, “Jumlah 20 raka’at inilah yang menjadi amalan manusia dan terus menerus dilakukan hingga sekarang ini di berbagai negeri.”.

Related Posts

Leave a reply