Waktu Terbaik Shalat Dhuha Adalah. Dalam hadits lain dijelaskan bahwa mengerjakan sholat dhuha dapat mencukupi kewajiban sedekah bagi setiap muslim. Artinya: "Di pagi hari ada kewajiban bagi seluruh persendian kalian untuk bersedekah.
Dijelaskan dalam Kitab Ihya' Ulumudin, waktu dhuha dimulai ketika matahari naik setinggi tombak. Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, disebutkan bahwa sholat dhuha itu dikerjakan ketika matahari sudah menyengat.
"Sholat awwabin (dhuha) itu ketika sinar matahari sudah menyengat," (HR. Selain itu, waktu sholat dhuha juga dapat dikerjakan ketika matahari bersinar penuh menghiasi sekitar seperempat langit.
Pada pukul ini matahari mulai naik kira-kira sepenggalah sampai agak tinggi dan menyengat. Dalam sebuah hadits yang berasal dari Ali, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan sholat dhuha enam rakaat pada dua waktu:. 2) ketika matahari bersinar penuh menghiasi kira-kira seperempat langit dan masih berada pada sisi timur, Nabi SAW sholat empat rakaat.".
Pendapat ini merujuk pada sebuah hadits yang diriwayatkan dari 'Uqbah bin 'Amir, ia mengatakan: "Rasulullah pernah memerintahkan kepada kami mengerjakan sholat dhuha dengan membaca surat Asy-Syams dan surat Ad-Dhuha.".
Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha. ©Shutterstock. اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. Allahumma innad-duhaa'a duhaa'uka wal bahaa'a bahaa'uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal 'ismata 'ismatuka. Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa'i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu'assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba'iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa'ika wa bahaa'ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita 'ibaadakash-shalihiin. Artinya:.
Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah. Apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.
Adapun surat-surat pendek dalam Alquran yang dianjurkan untuk dibaca saat sholat dhuha yakni surat Al-Syamsi, Al-Dhuha, Al-Ikhlas, dan Al-Kafirun. Penting untuk tahu waktu yang tepat dan benar dalam mengerjakan Sholat Dhuha agar lebih optimal mengerjakannya.
Hal tersebut ini tercantum juga dalam hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Hal tersebut ini tercantum juga dalam hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Demikianlah informasi mengenai waktu terbaik sholat dhuha yang perlu diketahui, terutama bagi para umat muslim.
Meski sunah, ternyata ada banyak manfaat yang terkandung dalam sholat dhuha. Saat mengerjakan sholat dhuha, juga dianjurkan membaca empat surah dalam Al-Qur'an.
Meski begitu, membaca surah lain dalam Alquran saat sholat dhuha tetap diperbolehkan. Siapa yang mengerjakan sholat dhuha maka Allah SWT akan membangunkan rumah indah yang terbuat dari emas kelak di surga.
Bahkan ada yang menyebut, orang yang mengerjakan sholat ini akan mendapat pahala layaknya mengerjakan umrah. Namun, manfaat yang paling terkenal dari mengerjakan sholat dhuha adalah mendapat kemudahan rezeki. Karena umat Islam yang mengerjakan sholat ini akan mendapatkan layaknya harta ganimah atau harta rampasan perang dengan cara cepat.
Saat akan melaksanakan Sholat Sunnah Dhuha, seringkali kita kurang mengetahuiuntuk melaksanakannya. Pada shalat Dhuha ini setiap 2 rakaat diakhiri dengan salam. Manfaat sholat Dhuha yang dirasakan oleh orang muslim yang mengerjakannya adalah dapat memudahkan rezekinya, dan memudahkan segala urusan. Untuk itu diutamakan membaca surat-surat dalam sholatnya yang bisa mendatangkan rezeki. Surah-surah yang paling baik dibaca ketika sholat duha adalah Surah Ad-Dhuha, Surah Al-Waqi’ah, Surah Asy-Syams, Surah Quraisy, Surah Al-Kafirun atau Surah Al-Ikhlas.Dalam Fikih Manhaji Imam Syafi’i disebutkan bahwa waktu terbaik untuk sholat Sunnah Dhuha bahwa untuk melaksanakan ibadah dhuha yang mustajab bisa melihat tanda-tanda alam yaitu pada saat padang pasir sudah terasa panas dan juga anak unta beranjak.Pada Nuzhatul Muttaqin Karya Syaikh Musthafa Al Bugha dan empat ulama lainnya menjelaskan Bahwa, “Waktu shalat dhuha dimulai sejak matahari beranjak tinggi sampai matahari mendekati posisi tengah. Tapi, Waktu Sholat Dhuha yang paling utama adalah Disaat matahari meninggi dan sudah terasa panas.”Karena zaman dulu belum ada jam, maka yang jadi patokan adalah dengan melihat tanda-tanda alam, misalnya melihat arah matahari, panasnya pasir atau bayangan dari sinar matahari.
Karena sekarang sudah ada jam, maka kita bisa berpatokan berdasarkan jam untuk melihat kapan waktu sholat dhuha terbaik. Jadi akan lebih paham kapan saat yang tepat dan mustajab untuk melakukan sholat sunnah ini.
“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah.
Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at” (HR. Dalilnya adalah hadits dari ‘Amr bin ‘Abasah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,. Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berkata, “Awal waktu shalat Dhuha adalah ketika matahari meninggi setinggi tombak ketika dilihat yaitu 15 menit setelah matahari terbit.” (Syarh Al Arba’in An Nawawiyah, hal. Syaikh Ibnu ‘Utsaimin berkata, “Sekitar 10 atau 5 menit sebelum waktu zawal (matahari tergelincir ke barat).” (Idem). Begitu pula ulama Syafi’iyah mengatakan bahwa ini adalah waktu terbaik untuk shalat Dhuha. Walaupun boleh pula dilaksanakan ketika matahari terbit hingga waktu zawal.” (Syarh Shahih Muslim, 6: 28).
Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, Yahya bin Syarf An Nawawi, terbitan Dar Ibnu Hazm, cetakan pertama, tahun 1433 H. Minhatul ‘Allam Syarh Bulughul Maram, Syaikh ‘Abdullah bin Shalih Al Fauzan, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan ketiga, tahun 1432 H.