Urutan Dzikir Setelah Sholat Sunnah. PORTAL JEMBER - Sebagaimana yang sudah diketahui jika shalat merupakan salah satu ibadah yang wajib dilakukan oleh seorang muslim. Selesai shalat dan sebelum berdoa, seorang muslim dianjurkan untuk membaca dzikir terlebih dahulu. Hal tersebut bertujuan agar kita senantiasa mengingat Allah SWT.
Selain itu, dzikir pun bisa membuat hati menjadi lembut. Baca Juga: Susi Pudjiastuti Marah Besar Disebut Trio Kadrun, Netizen: Sabar Bu Nanti Kita Tenggelamkan. Artinya : "Ya Allah, Engkau adalah yang memberi keselematan, dan dari-Mu segala keselamatan, Maha suci Engkau, wahai Tuhan yang memiliki keagungan dan kemuliaan," (HR. Membaca "Laa ilaaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qodir," (boleh sampai sini, namun disunnahkan diteruskan dengan dzikir berikut ini).
Bacaan doa dan dzikir setelah sholat dhuha tak ada salahnya rutin dibaca para muslim. Keutamaan sholat dhuha telah dijelaskan dalam beberapa hadits Rasulullah SAW, salah satunya yang dinarasikan Abu Dzar,.
Artinya: "Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Begitu pula amar ma'ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Hadits ini menegaskan kedudukan sholat dhuha yang sangat mulia, sebagai pengganti sedekah dari seluruh persendian.
Dikutip dari buku Keberkahan Sholat Dhuha, Raih Rezeki Sepanjang Hari Plus Ayat & Doa-Doa Pembuka Rezeki karya Oleh Ustadz Arif Rahman, ada doa dan dzikir yang sebaiknya dibaca usai sholat dhuha. Bacaan doa dan dzikir akan membantu membuka pintu rizki setiap hari.
Bacaan dzikir setelah sholat dhuha disebutkan dalam hadits sesuai penuturan Aisyah RA.
Luangkanlah waktu untuk membaca zikir sebagai bentuk penyerahan diri seorang muslim kepada Allah Swt., karena kepada-Nya adalah sebaik-baiknya pertolongan dan ampunan. Zikir ini memiliki keutamaan sebagai penambah rasa khusyuk dalam beribadah, pengampunan dosa-dosa, memberikan ketenangan hati, dan merupakan amalan terbaik di sisi Allah. Rasulullah Saw pernah bersabda, “Barang siapa membiasakan diri untuk senantiasa beristighfar, Allah akan memberikan jalan keluar di setiap kesulitan, kebahagian dari setiap kesusahan, dan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka.” (HR.
Ketiga surat ini merupakan amalan mustajab yang dianjurkan langsung oleh Rasulullah Saw bagi umat muslim. Bacalah ketiga surat ini masing-masing tiga kali setelah salat fardu, niscaya kamu akan dicukupkan dalam segala sesuatu.
Allah memerintahkan umat Islam sholat untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar. Hal itu sebagaimana tercantum dalam firman Allah yang berbunyi:. "Dan dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.". (QS. Al-Ankabut: 45).
SEPUTARLAMPUNG.COM – Ustadz Adi Hidayat menjelaskan urutan doa dan zikir setelah sholat sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, bagaimana urutannya? Sebagian besar umat muslim ketika telah menyelesaikan ibadah sholat fardhu atau sholat sunnah adalah menutupnya dengan berdoa atau zikir. Namun, bagaimana sebenarnya tuntunan yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW ketika telah menyelesaikan sholat?
Dilansir Seputarlampung.com dari Video kanal Youtube Islam 24 Jam, yang diunggah pada 8 september 2021, Ustadz Adi Hidayat memberikan urutan doa dan zikir yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Baca Juga: BRI Renovasi Sekolah di Tapal Batas Jayapura, Wujud Kepedulian Bidang Pendidikan di Wilayah 3T. Dalam penjelasannya Ustadz Adi Hidayat menyampaikan bahwa didalam suatu hadits Rasulullah SAW setiap selesai menunaikan sholat, maka beliau pun mulai berzikir kepada Allah dengan kalimat ‘Astaghfirullah, Astaghfirullah, Astaghfirullah’.
Setelah salam dari Shalat Witir, kita dianjurkan untuk tidak segera bangun meninggalkan lokasi. Wa a‘ūdzu bika minka, lā uhshī tsanā’an alayka anta kamā atsnayta ‘alā nafsika ,’” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain , [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], halaman 101). Allāhumma innī as’aluka ridhāka wal jannah, wa a‘ūdzu bika min sakhathika wan nār. Wa a‘ūdzu bika minka, lā uhshī tsanā’an alayka anta kamā atsnayta ‘alā nafsika.
Aku tidak (sanggup) membilang pujian-Mu sebanyak Kau memuji diri-Mu sendiri,” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah).