Tuntunan Sholat Yang Benar Menurut Nabi. Menurut syariat Islam, tata cara salat yang benar harus sesuai dengan segala petunjuk Nabi Muhammad SAW. Berikut tata cara salat yang benar dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa(3/12/2019).

Bagaimana Sholat yang Benar Sesuai Tuntunan Nabi Muhammad

Tuntunan Sholat Yang Benar Menurut Nabi. Bagaimana Sholat yang Benar Sesuai Tuntunan Nabi Muhammad

Karena itu, bagi kaum Muslimin yang belum bisa membaca tulisan Arab, buku ini cukup memudahkan pembacanya. Lebih lanjut, buku ini juga menjabarkan tentang tata cara bagaimana sholat yang benar sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW.

Selain dilengkapi dengan bacaan dan terjemahan yang memadai, buku ini pun juga melengkapi lembar per lembarnya dengan sajian gambar yang dapat memudahkan pembaca untuk mengerti suatu pembahasan. Kemudian jari jemari dirapatkan, lengan tangan dan siku diangkat atau tidak dihamparkan.

Tata Cara Shalat Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Sallam

Tuntunan Sholat Yang Benar Menurut Nabi. Tata Cara Shalat Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Sallam

An Nisa’ : 103), yakni sebanyak lima kali dalam sehari semalam yang telah diketahui oleh seluruh kaum muslimin. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Mu’adz (untuk berdakwah) ke Yaman, beliau bersabda: “Ajarkan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam.” (HR. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku mengerjakan shalat.” (HR.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila hendak mengerjakan shalat, beliau berdiri menghadap kiblat dan meletakan sutrah di dekat tempat sujud. Apabila tidak mampu berdiri, maka diperbolehkan mengerjakan shalat dengan duduk atau berbaring. Dan di mana saja kamu berada, maka hadapkanlah wajahmu ke arah itu” (QS. Nabi bersabda kepada orang yang jelek shalatnya: “Jika engkau hendak berdiri mengerjakan shalat maka sempurnakanlah wudhu, lalu menghadaplah ke arah kiblat” (HR Bukhari dan Muslim). Sebagian ulama mewajibkan hal tersebut, beliau berdalil dengan hadits yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar,. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah engkau shalat kecuali dengan sutrah (pembatas), jangan biarkan ada seorangpun yang lewat di depanmu, apabila dia mengabaikannya (tetap lewat) maka cegahlah dia, karena ada qarin (setan) bersamanya.” (HR.

Salah satu syarat yang harus terpenuhi ketika hendak mengerjakan shalat yaitu berniat ikhlas karena Allah Ta’ala. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya setiap amal tergantung dari niatnya, dan seseorang hanya akan mendapatkan apa yang diniatkan.” ( HR.

Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila berdiri hendak mengerjakan shalat beliau mengucapkan “Allahu Akbar” dan tidak mengucapkan apapun sebelumnya, dan tidak melafalkan apapun di dalam niatnya (Al Wajiz hal. Setelah melakukan takbiratul ihram, beliau membaca do’a istiftah, yang berisi pujian dan sanjungan kepada Allah Ta’ala. Beliau bersabda: ”Tidak sempurna shalat seseorang sampai dia bertakbir, memuji dan menyanjung Allah jalla wa ‘azza, kemudian membaca (beberapa ayat) dari Al-Qur’an yang mudah baginya.” (HR. Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Engkau” (HR.Abu Daud dan An Nasa-i, dihasankan oleh Al Albani 1/252). Berdasarkan hadits dari Abu Said Al Khudri: “Apabila beliau berdiri mengerjakan shalat beliau membaca do’a istiftah kemudian mengucapkan: “A’udzubillahi As Sami’i Al ‘Alimi minasy syaithanirrajim min hamzihi wa nafkhihi wa naftsihi” (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi, Shahih). Dilanjutkan dengan membaca surat selain Al Fatihah (pada dua rakaat pertama dalam setiap shalat).

Nabi bersabda kepada orang yang jelak shalatnya: “Kemudian rukuklah sampai engkau tumakninah dalam rukuk.” (HR Bukhari dan Muslim). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada orang yang jelek shalatnya: “Kemudian bangkitlah (dari rukuk) hingga tegak berdiri” (HR Bukhari dan Muslim), lalu mengucapkan “Sami’Allahu liman hamidah” (artinya : Allah mendengar pujian dari orang yang memuji-Nya) dan “Rabbana lakal hamdu” (artinya : Wahai Rabb kami, bagi-Mu lah segala pujian) (HR Bukhari dan Muslim).

Di dalam sujud beliau membaca “Subhana Rabbiyal A’la” (Artinya : Mahasuci Rabb-ku Yang Maha Tinggi) sebanyak tiga kali (lihat Shifat Shalat Nabi karya Syaikh Al Albani), dan beliau membaca do’a ketika duduk diantara dua sujud dengan mengucapkan “Rabbighfirli, rabbighfirli” (Artinya : Wahai Rabbku ampunilah aku) (HR. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila kalian duduk pada setiap dua rakaat, ucapkanlah: at tahiyatu lillah…(hingga akhir)” (An Nasa’I, Shahih). Membaca shalawat atas Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah tasyahud yang pertama hukumnya sunnah, sedangkan membaca shalawat atas Nabi setelah tasyahud akhir termasuk rukun shalat.

Tata Cara dan Doa Wudu yang Benar sesuai Tuntunan Rasul

Tuntunan Sholat Yang Benar Menurut Nabi. Tata Cara dan Doa Wudu yang Benar sesuai Tuntunan Rasul

Ketentuan ini telah dibenarkan oleh para ulama lewat wahyu dalam kitab suci Alquran yang menyebut bahwa siapa pun yang hendak melakukan sholat, baik itu sholat wajib maupun sunah, untuk terlebih dahulu dalam kondisi suci dari hadas kecil dengan melakukan wudhu. Namun, wudhu baru afdal apabila dilaksanakan dengan runtut dan tidak menyimpang dari rukunnya. Syarat sah wudu antara lain muslim, balig, berakal, dan bebas dari hadas besar. Agar wudhu seorang muslim sah sesuai hukum Islam, maka harus memenuhi beberapa persyaratan. Selesai mencuci kedua belah tangan, teruskan menyapu sebagian rambut kepala tiga kali. Usai wudu, dianjurkan untuk membaca doa selesai wudhu sambil menghadap ke kiblat dan mengangkat kedua belah tangan.

Perlu diingat wudu harus dilakukan secara runtut sesuai rukun yang ditentukan agar ibadah tersebut sah. Selain memperhatikan syarat sah wudhu, ada 4 hal yang dapat membatalkan wudu sesuai ketentuan Islam yakni:. Sebagaimana yang telah diturunkan dalam wahyu-Nya, wudu menjadi salah satu syarat sah salat agar diterima Allah SWT.

Berikut 8 ibadah yang dianjurkan berwudhu atau suci dari hadas kecil, di antaranya:. Para ulama sepakat bahwa bagi yang telah mendirikan salat dan dalam kondisi suci, jika hendak salat di waktu yang lain, disunahkan untuk berwudhu kembali, sekalipun statusnya masih dalam kondisi suci dari hadas. Hal ini berbeda dengan menyentuh mushaf Al-Quran, yang menurut seorang muslim harus dalam keadaan suci dari hadas besar dan kecil. Demikian juga sunah untuk berwudu terlebih dahulu bila hendak membaca hadis Rasulullah SAW dan mengajarkannya kepada orang lain, sebagaimana tradisi para ulama terdahulu seperti imam Malik, imam Bukhari, dan lainnya. Para ulama sepakat bahwa seorang muslim yang hendak belajar ilmu-ilmu agama disunahkan dalam kondisi wudu. Demikian pula jika hendak menyentuh kitab-kitab agama seperti kitab tafsir, hadis, aqidah, fiqih dan lainnya.

Aktivitas lain yang juga disarankan untuk berwudu terlebih dahulu ketika akan tidur. Dengan berwudu terlebih dahulu, seorang muslim tidur dalam keadaan suci dan akan mendapatkan naungan Allah SWT. Para ulama sepakat bahwa sebelum mandi janabah seorang muslim disunah untuk berwudu terlebih dahulu. Para ulama sepakat, bagi orang yang hendak melakukan adzan dan iqamah disunahkan untuk berwudu.

Terlebih jika kegiatan tersebut dilakukan di tempat-tempat ibadah seperti surau, mushala dan masjid. Para ulama sepakat bahwa ketika seseorang berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW, seorang muslim disunahkan untuk berwudu.

Niat dan Tata Cara Wudhu sesuai Tuntunan Rasul

Tuntunan Sholat Yang Benar Menurut Nabi. Niat dan Tata Cara Wudhu sesuai Tuntunan Rasul

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Lc., MA ada beberapa syarat wudhu yang harus dipenuhi oleh setiap muslim, sebagai berikut:. Keberadaan air mutlak yang cukup dengan volume minimal satu mud (0,688 liter/688 ml) sebagaimana disebutkan dalam hadist "Dari Anas ra berkata: Bahwa Rasulullah SAW berwudhu dengan satu mud air dan mandi dengan satu sha' hingga lima mud air.".

Sedangkan syarat sahnya wudhu adalah:. Ratanya air membasahi anggota wudhu. Tidak adanya penghalang di kulit seperti lilin, lemak, adonan, tanah, lem, cat atau benda apapun yang menjadi penghalang basahnya bagian anggota wudhu dari air.

Berhentinya penyebab hadats dengan demikian maka orang yang berwudhu sambil kencing misalnya, maka hukum wudhunya tidak sah. Syarat ini hanya diajukan oleh Hanbali saja dalam pandangan resmi mazhab. Niat Wudhu. Berkumur sebanyak 3 kali.

Tata cara wudhu berikutnya adalah membersihkan lubang hidung 3 kali. Basuh kedua belah tangan hingga siku, dahulukan anggota tubuh bagian kanan. Mengusap sebagian kepala sebanyak 3 kali.

Membasuh kedua kaki hingga di atas mata kaki, dan dilakukan sebanyak 3 kali, dimulai dari kanan terlebih dahulu. Artinya: "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.

Ya Allah, jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bersuci (shalih).".

Related Posts

Leave a reply