Takbir Setelah Shalat Idul Fitri. Saat Idul Adha, takbiran dilakukan setiap selesai salat fardhu sampai penghujung hari Tasyrik. Takbir Mursal dibaca sejak terbenamnya matahari di penghujung bulan Ramadan (malam hari raya) hingga keesokan harinya sebelum salat Id dilaksanakan.
Sumber: "Takbiran Setiap Selesai Shalat Fardhu Sampai Penghujung Hari Tasyrik, Bagaimana Hukumnya?".
Takbir pada hari raya Idulfitri sunah dilakukan hingga imam datang untuk mengimami salat Idulfitri. “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar hendak shalat pada hari raya ‘Idulfitri, lantas beliau bertakbir sampai di lapangan dan sampai salat hendak dilaksanakan. Ibnu Qudamah dalam al-Mughni mengatakan bahwa takbir yang dilakukan setelah salat lima waktu di hari raya itu khusus setelah salat Idul Adha, yaitu dimulai sejak subuh hari Arafah hingga sore terakhir di hari Tasyriq.
Demikian pula penjelasan Imam Nawawi dalam al-Majmu’ bahwa itu khusus untuk Iduladha, sedangkan takbiran pada hari raya Idulfitri berakhir sampai waktu didirikannya salat Id.
Walaupun, keduanya berasal dari kata Id yang berarti kembali bersih dan sama-sama memiliki sunnah mengumandangkan takbir. Baca Juga: Bupati Karanganyar Bolehkan Warganya Salat Idul Adha di Masjid dan Lapangan. Baca Juga: Program Kambing Gratis untuk Penghafal Al Quran di Bekasi. Kesimpulannya, takbir Idul Adha menyandang dua istilah, yakni mursal dan muqayyad karena waktu pelaksanaannya.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Jumat, 10 Dzulhijjah bertepatan dengan 31 Juli 2020, umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia merayakan Idul Adha 1441 Hijriah. Berikut adalah bacaan takbir yang bisa dilantunkan pada malam Idul Adha 2020 maupun setelahnya.
Mengumandangkan bacaan takbir 'Allahu Akbar', juga merupakan bentuk syukur atas nikmat yang diberikan kepada Allah karena telah melalui Ramadhan. Pemerintah Indonesia telah mengimbau agar masyarakat tidak melakukan takbir keliling di malam idul fitri. Baca juga: Panduan Malam Takbiran dan Sholat Idul Fitri 2021 di saat Pandemi Covid dari Kemenag.
Pada malam tersebut semua umat Islam mengagungkan kebesaran nama Allah SWT, baik di masjid, rumah, jalanan, dan pasar. Hal itu merupakan salah satu cara umat Islam untuk menyemarakkan dan menyambut hari raya. Ada pun secara muthlaq, takbir Iduladha dimulai sejak melihat hilal Dzulhijjah hingga akhir hari Tasyriq.
Allah SWT memerintahkan umat Islam melafadzkan takbir sebagai bentuk syukur kepada-Nya. Hal ini tertulis dalam Quran surat Al Hajj ayat 28 di mana Allah SWT meminta agar mereka berdzikir menyebut nama-Nya.
Lantas, membaca takbir pada hari raya Idul Adha disunnahkan sampai kapan? Dikutip dari buku 'Pintar Hadits Edisi Revisi' karya Syamsul Rijal Hamid, menurut Imam Malik dan Imam Syafi'i takbir Idul Adha dilaksanakan sejak Dzuhur pada hari raya Idul Adha.
Lafadz takbir dikumandangkan hingga waktu sholat Subuh pada hari Tasyrik terakir. Sementara itu, menurut Imam Ahmad, Abu Saur, dan Sufyan Saury takbir Idul Adha dibaca sejak Subuh pada hari Arafah hingga waktu sholat Ashar pada hari Tasyrik terakhir. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya dengan memurnikan agama Islam, meskipun orang-orang kafir, orang-orang munafik, orang-orang musyrik membencinya. Sedangkan menurut Imam Syafi'i, takbir dimulai sejak terbenam matahari di hari akhir Ramadhan sampai dimulainya khotbah.
Lalu, hukum bertakbir hari kedua sunnah dan diucapkan tidak terbatas pada waktu-waktu tertentu, tetapi berlaku untuk semua waktu.
Oleh karena itu Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:. إذا نابكم شيء في صلاتكم فليسبح الرجال ، ولتصفق النساء.
Takbir dimulai sejak matahari terbenam pada malam Id, apabila bulan (Syawal) sudah diketahui sebelum magrib, misalnya ketika Ramadan sempurnakan tiga puluh hari, atau telah ditetapkan rukyah hilal syawal. Yakni ketika orang-orang mulai shalat Id, maka selesailah waktu takbir.".
Imam Syafi’i rahimahullah dalam kitab Al-Umm mengatakan, "Allah Tabaraka Wa Ta’ala berfirman di bulan Ramadan, ‘‘Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu.". Dan mengagungkan Allah ketika telah sempurna atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu.
Sementara orang yang bermukim, (bertakbir) pada setiap kondisi, dan dimana saja mereka berada. Dari Nafi’ bin Jubair biasanya beliau mengeraskan takbir ketika berangkat ke tempat shalat pada hari Id.
Terdapat riwayat dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma, biasanya beliau berangkat ke tempat shalat pada hari raya Idul Fitri ketika matahari terbit.