Syarat Sholat Ghaib Nu Online. Hal ini dikarenakan dalil Nabi saw shalat Ghaib atas Raja Najasyi adalah hadits shahih, bahkan disepakati oleh Imam al-Bukhari dan Muslim. Syekh al-Adhim al-Abdi mengatakan: “Hadistnya tergolong hadits mursal, sedangkan al-Waqidi adalah perawi yang sangat lemah.” (Syamsul Haqq al-Adhim al-Abdi, Aunul Ma’bûd Syarhu Sunan Abi Dawûd, juz IX, halaman 21).
Artinya, “Saya menyalati jenazah ‘Si Fulan (sebutkan namanya)’ yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’âlâ.”. Artinya, “Saya menyalati jenazah ‘Si Fulanah (sebutkan namanya)’ yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’âlâ.”.
Demikian pula kalau jenazahnya berada di batas daerah, dan kita dekat dengan tempat tersebut, maka tidak sah melakukan shalat Ghaib.
- Masyarakat melakukan salat gaib untuk mendoakan KH Maimun Zubair atau Mbah Moen, yang wafat di Mekah. Bagaimana tata cara salat gaib itu?Salat gaib adalah menyalatkan jenazah yang tidak berada di hadapannya, melainkan berada di tempat jauh dan tidak bisa dijangkau.
Ketika seorang ulama besar dan karismatik, seperti Mbah Moen, dipanggil ke Rahmatullah, seluruh umat akan merasa kehilangan panutannya.Sebagai rasa turut berduka dan belasungkawa, sebagian kaum muslimin yang tidak sempat melakukan salat jenazah akan melaksanakan salat gaib.Hukum melaksanakan salat gaib adalah sunah, meskipun waktunya sudah lewat. Salat gaib dilakukan sama seperti tata cara salat jenazah pada umumnya, yakni 4 kali takbir tanpa rukuk dan sujud.Perbedaan keduanya terletak pada kehadiran jenazah yang disalatkan, maka niat salat gaib pun berbeda dengan salat jenazah.Jika salat gaib yang ditujukan kepada mayat yang diketahui dengan jelas identitasya, bunyi niatnya adalah:أصلى على ميت (فلان) الغائب اربع تكبيرات فرض الكفاية لله تعالىUshalli Ala Mayyiti (sebutkan nama jenazah) ghoibi arba'a takbiratin fardho khifaayati lillahi ta'alaArtinya : "Saya niat mayit atas mayit (si fulan) empat kali takbir fardu kifayah karena Allah Ta'ala.
"Apabila salat gaib itu dilakukan tanpa mengenali identitas jenazahnya dengan tepat, sebagaimana yang sering dilaksanakan setelah salat Jumat, niatnya adalahأصلى على من صلى عليه اللإمام اربع تكبيرات فرض الكفاية مأموما لله تعالىArtinya: "Saya niat salat gaib atas mayit yang disalati imam empat kali takbir fardu kifayah menjadi makmum karena Allah Ta'ala"Sama seperti salat biasa, membaca surat Al-fatihah setelah takbir pertama (takbiratul ihram) sebagai salah satu rukun salat.Kemudian takbir kedua membaca selawat atas Nabi Muhammad SAW. Sekurang-kurangnya selawat pendek, seperti 'allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad'.Setelah takbir ketiga, lalu mendoakan mayat dengan bacaan:اللهم اغفر له وارحمه وعافه واعف عنه"Allahummaghfirlahu, warhamhu, wa 'afihi wa'fu anhu.
"اللهم لاتحرمنا أجره ولاتفتنا بعده واغفرلنا وله"Allahumma la tahrimna ajrahu wala taftinna ba'dahu waghfirlana walahu "Artinya : "Ya Allah, janganlah Engkau halangi pahalanya yang akan sampai kepada kami, dan jangan Engkau memberi fitnah kepada kami sepeninggalnya serta ampunilah kami dan dia. Salat gaib disebut sunah karena terdapat dalam hadis dan pernah dilakukan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW.
Apabila ada keluarga atau saudara sesama muslim yang meninggal dunia jauh dari tempat kita, baik meninggalnya itu disebabkan suatu bencana, kecelakaan atau penyakit yang sedang menimpa sehingga menimbulkan banyak korban, maka disunnahkan bagi kita untuk mendirikan shalat ghaib walaupun waktunya sudah lewat.<>. Allahumma la tahrimna ajrahu wala taftinna ba’dahu waghfirlana walahu. Jika shalat jenazah yang mayitnya ada di depan maka niatnya adalah :.
أصلى على هذا الميت اربع تكبيرات فرض كفاية مأموما لله تعالى. أصلى على ميت (فلان) الغائب اربع تكبيرات فرض الكفاية لله تعالى.
Saya niat shalat ghaib atas mayit (si A) empat kali takbir fardhu kifayah karena Allah Ta’ala. أصلى على من صلى عليه اللإمام اربع تكبيرات فرض الكفاية مأموما لله تعالى.
Saya niat shalat ghaib atas mayit yang dishalati iamam empat kali takbir fardhu kifayah menjadi makmum karena Allah Ta’ala.
Shalat ghaib dilakukan sama seperti tata cara shalat jenazah pada lazimnya. Perbedaan keduanya terletak pada kehadiran jenazah yang dishalatkan. Shalat ghaib dilakukan untuk jenazah yang tidak hadir.
Shalat ghaib pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika Raja Najasyi wafat. Rasulullah SAW bersama para sahabatnya di Madinah melakukan shalat jenazah. Artinya, “Rasulullah SAW mengabarkan kematian An-Najasyi pada hari kematiannya.
Kemudian Rasul keluar menuju tempat shalat lalu membariskan shaf kemudian bertakbir empat kali,” (HR Bukhari). Berikut ini adalah lafal niat shalat ghaib untuk jenazah umat Islam secara umum baik wafat di daerah lain atau wafat di masa jauh silam.
Ushalli ‘alāl mayyitil ghā’ibi arba‘a takbīrātin fardha kifāyatin lillāhi ta‘ālā. Artinya, “Aku menyengaja sembahyang jenazah ghaib empat takbir fardhu kifayah karena Allah SWT,” (Lihat Perukunan Melayu, ikhtisar dari karya Syekh M Arsyad Banjar, [Jakarta, Al-Aidarus: tanpa tahun], halaman 21).
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama PCNU Sukoharjo, Jawa Tengah meminta seluruh Nahdliyin Sukoharjo melaksanakan Shalat ghaib untul almaghurlah KH Salahudin Wahid atau Gus Sholah salah satu tokoh NU yang juga cucu Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari selaku pemangku Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur yang meninggal pada Ahad (2/2). Ketua PCNU Sukoharjo KH Khomsun Nur Arif mewakili seluruh nahdliyin Sukoharjo ikut berbela sungkawa dan sekaligus mendoakan almarhum KH Salahudin Wahid. Disampaikan, shalat ghaib dilakukan di Masjid KH Hasyim Asy'ari, Gentan Bendosari, Sukoharjo, Senin (3/2) malam diikuti oleh ratusan jamaah dan dilanjutkan pembacaan surat Yasin dan tahlil. "Hari ini kita warga NU kehilangan KH Salahudin Wahid atau Gus Sholah merupakan pribadi orang baik, tokoh agama yang patut diteladani.
Maka kita harus selalu mengenang kebaikan beliau atas jasa-jasa dan ilmunya," terangnya. "Kita menghadapi jaman yang banyak fitnah dengan tujuan untuk membubarkan NU, maka kita harus bersatu padu kuat dan menyatu untuk menguatkan satu sama lain.
Kemudian pada Senin (3/2) jenasahnya dibawa ke Pesantren Tebuireng, Jombang untuk dimakamkan di komplek pemakaman keluarga. Acara diadakan secara sederhana di masjid yang dibangun oleh Ranting NU Gentan.