Syarat Rukun Sholat Idul Fitri. Idul Fitri akan segera tiba dan umat Islam dianjurkan untuk melakukan sholat. Ada berbagai aktivitas, namun hukumnya sunah muakad atau dianjurkan.Sholat Idul Fitri dikerjakan secara berjemaah. Namun umumnya di lapangan agar muat untuk jemaah lebih banyak.Waktu sholat Idul fitri dimulai dari matahari terbit hingga salat zuhur.

Sedangkan pada khotbah kedua membukanya dengan takbir tujuh kali.Sebelum sholat Idul Fitri, kita harus membaca niat. Lafaz niat sholat Idul Fitri sebagai makmum adalah:اُصَلِّى سُنَّةً عِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالَىUsholli sunnatan 'iidil fithri rok'ataini ma'muuman lillaahi ta'aalaaArtinya: Saya niat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat sebagai makmum karena Allah Taala.Sedangkan jika jadi imam, lafaz niat sholat Idul Fitri sebagai berikut:اُصَلِّى سُنَّةً عِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا للهِ تَعَالَىUsholli sunnatan 'iidil fithri rok'ataini imaaman lillaahi ta'aalaaArtinya: Saya niat sholat sunah Idul Fitri dua rekaat sebagai imam karena Allah Taala. Setelah membaca doa iftitah, disunahkan takbir lagi hingga tujuh kali untuk rekaat pertama. Berikut niat mandi Hari Raya Idul Fitri dalam bahasa Arab:. Artinya: Sengaja saya mandi pada hari Raya Idul Fitri sunnah karena Allah Taala. Sedangkan untuk wanita dianjurkan tidak menggunakan parfum yang baunya tajam.

Dianjurkan berjalan kaki baik saat pergi maupun pulang sholat Idul Fitri.

Rukun, Pelaksanaan, dan Niat Sholat Idul Adha 2020/1441 H

Syarat Rukun Sholat Idul Fitri. Rukun, Pelaksanaan, dan Niat Sholat Idul Adha 2020/1441 H

Sesuai keputusan pemerintah, Idul Adha 2020/1441 H akan dilaksanakan pada Jumat (31/7/2020). Perayaan dilakukan dengan menunaikan sholat Idul Adha dan menyembelih hewan qurban.

Tahun ini, perayaan Idul Adha 2020/1441 H harus menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah terinfeksi virus corona. Tentunya rukun, niat, dan pelaksanaan sholat Idul Adha harus ditunaikan demi memperoleh berkah Allah SWT. Dalam hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW pernah mengingatkan pentingnya menaati rukun sholat.

Rukun yang menjadi syarat sah berlaku tiap kali melakukan ibadah, termasuk saat sholat Idul Adha. Setelah itu, ia datang dan memberi salam pada Rasulullah SAW, lalu beliau menjawab salamnya.

Rasulullah sAW berkata, "Ulangilah shalatmu karena sesungguhnya engkau tidaklah shalat.". Dia tetap berkata yang sama seperti sebelumnya, "Ulangilah sholatmu karena sesungguhnya engkau tidaklah sholat.".

Makanya ajarilah aku," Rasulullah SAW lantas mengajarinya dan bersabda, "Jika engkau hendak sholat, maka bertakbirlah. Sebelum sholat pastikan telah niat dan bersuci yang bisa dilakukan dengan wudhu atau tayamum.

Artinya: Dinarasikan Imran bin Husain, Rasulullah SAW berkata, "Shalatlah dalam keadaan berdiri. Jika tidak mampu lagi, maka kerjakanlah dengan tidur menyamping.". Kalimat takbir dibaca hampir di semua gerakan sholat dari awal hingga selesai. Kewajiban membaca takbir tercantum dalam hadist yang diriwayatkan Ali bin Abu Thalib. Yang mengharamkan dari hal-hal di luar shalat adalah ucapan takbir. Dalam hadistnya, Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan umatnya untuk membaca surat Al-Fatihah di tiap rakaat sholat.

Gerakan ruku saat sholat harus dilakukan dengan thuma'ninah yaitu rileks, tenang di seluruh persendian, dan tidak terburu-buru. Artinya: "Kemudian membungkuklah (ruku') dan tetap tenang di posisi tersebut selama beberapa saat (thuma'ninah).".

Gerakan i'tidal dilakukan saat bangkit kembali usai ruku' sambil membaca kalimat takbiratul ihram. Artinya: "Kemudian sujudlah dan tetap tenang dalam posisi tersebut selama beberapa saat.".

Cara sujud telah diterangkan dalam hadist Rasulullah SAW yang dinarasikan Ibnu Abbas. Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan umatnya untuk duduk dan membaca tasyahud akhir ketikan akan menyudahi sholat. Artinya: "Jika siapa saja dari kamu duduk saat sholat (tasyahud), dia harus membaca 'at-tah, iyyatu-li l-lahi,' (Semua pujuan hanya untuk Allah SWT).". Bacaan saat duduk tasyahud ada dalam hadist yang dinarasikan Abdullah. Semoga kesejahteraan tercurah kepadamu, wahai Nabi SAW, begitu juga rahmat Allah SWT dengan segenap karuniaNya. Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada kami dan hamba-hamba Allah SWT yang sholeh.

Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar selain Allah SWT dan aku bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah hamba dan RasulNya.". Artinya: "Aku berniat salat Idul Adha dua rakaat (sebagai makmum/imam) karena Allah ta'ala.".

Dikutip dari buku Fiqih Islam Wa Adilatuhu karya Prof Dr Wahbah Az-Zuhaili, ketentuan tujuh kali takbir pada rakaat pertama dan lima kali di rakaat kedua dalam sholat Idul Adha terdapat dalam Mahdzab Syafi'i.

Tata Cara Shalat Idul Fitri

Perempuan yang sedang menstruasi memang dilarang untuk shalat tapi ia dianjurkan turut mengambil keberkahan momen tersebut dan merayakan kebaikan bersama kaum muslimin lainnya. Namun, bila terlambat datang atau mengalami halangan lain, boleh dilakukan secara sendiri-sendiri ( munfarid ) di rumah ketimbang tidak sama sekali.

Pertama, shalat id didahului niat yang jika dilafalkan akan berbunyi “ushallî sunnatan li ‘îdil fithri rak'ataini”. Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”. Yang wajib adalah ada maksud secara sadar dan sengaja dalam batin bahwa seseorang akan menunaikan shalat sunnah Idul Fitri.

Sebelumnya shalat dimulai tanpa adzan dan iqamah (karena tidak disunnahkan), melainkan cukup dengan menyeru "ash-shalâtu jâmi‘ah". Setelah membaca doa iftitah, disunnahkan takbir lagi hingga tujuh kali untuk rakaat pertama.

Keempat, dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, takbir lagi sebanyak lima kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan “allâhu akbar” seperti sebelumnya. Kelima, setelah salam, jamaah tak disarankan buru-buru pulang, melainkan mendengarkan khutbah Idul Fitri terlebih dahulu hingga rampung.

Related Posts

Leave a reply