Surat Shalat Witir Sesuai Sunnah. Sedangkan untuk satu rakaat terakhir, hampir di setiap tempat membaca surat al-Iklash, al-Falaq dan an-Nas. Ulama Hanabilah berargumen dengan hadits riwayat Ubay bin Ka’ab bahwa Nabi membaca di dalam shalat witir surat al-A’la, al-Kafirun dan al-Ikhlash, tanpa menyebutkan al-Mu’awwidzatain.
فصل: ويستحب أن يقرأ في ركعات الوتر الثلاث، في الأولى ب {سبح} ، وفي الثانية {قل يا أيها الكافرون} [الكافرون: 1] ، وفي الثالثة {قل هو الله أحد} [الإخلاص: 1] . وقال الشافعي: يقرأ في الثالثة {قل هو الله أحد} [الإخلاص: 1] ، والمعوذتين. Sedangkan untuk rakaat genap, Imam Malik berkata, tidak ada hadits yang diketahui menerangkan hal tersebut.”.
Yang demikian ini berdasarkan hadits Nabi, bahwa Rasulullah membaca di rakaat pertama surat sabbihis dan qul ya ayyuhal kafirun, di rakaat ketiga surat Qul Huwa Allahu Ahad dan al-Muawwidzatain. “Dan menunjukan kepada pendapat kami, hadits riwayat Ubay bin Ka’ab beliau berkata; Rasulullah melakukan witir dengan membaca Sabbihisma rabbikal a’la , Qul ya ayyuhal kafirun dan Qul huwa Allahu ahad . وحديث عائشة في هذا لا يثبت؛ فإنه يرويه يحيى بن أيوب، وهو ضعيف.
Imam Ahmad dan Yahya bin Muin mengingkari penambahan surat al-Muawwidzatain,” (Syekh Ibnu Quddamah, al-Mughni , juz 2, hal. Ustadz M. Mubasysyarum Bih , Dewan Pembina Pesantren Raudlatul Qur’an, Geyongan Arjawinangun Cirebon Jawa Barat.
Dari Ubay bin Ka'ab RA yang menceritakan kebiasaan Rasulullah SAW saat melaksanakan salat witir 3 rakaat. Artinya: "Dan dari Ubay bin Ka'ab RA, bahwasanya Nabi SAW biasa membaca Sabbihisma rabbikal a'la (surah Al A'la) pada rakaat pertama salat witir.
Lalu pada rakaat ketiga, beliau membaca Qul huwallahu ahad (surah Al Ikhlas). Mengutip buku Fiqih Wanita karya M. Abdul Ghoffar E.M., ulama Mazhab Syafi'i menganjurkan bacaan dua kali ta'awuz pada rakaat ketiga sebelum membaca surat Al Ikhlas.
Rasulullah SAW selalu mendorong umatnya untuk senantiasa mengamalkan salat witir sebagaimana dalam hadits berikut,. Artinya: "Sesungguhnya Allah itu witir, maka witirlah kalian ahli Al Quran," (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi).
Di samping itu, anjuran untuk mengerjakan salat witir sudah diterangkan dalam riwayat hadits lainnya. Artinya: "Rasulullah mewasiatkan kepadaku tiga hal yang tidak akan aku tinggalkan selama hidupku, yaitu salat dhuha, berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, dan salat witir sebelum tidur," (HR Bukhari dan Muslim).
Meski sejatinya tidak ada surah Al-Qur'an yang wajib dibaca selama salat witir, namun tidak ada salahnya turut meneladani bacaan surah dalam salat witir 3 rakaat yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW.
Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman. Adapun jika dikerjakan setelah masuk waktu shubuh (terbit fajar), maka itu tidak diperbolehkan menurut pendapat yang lebih kuat. “Kami dulu sering mempersiapkan siwaknya dan bersucinya, setelah itu Allah membangunkannya sekehendaknya untuk bangun malam.
Al Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajariku beberapa kalimat yang saya ucapkan dalam shalat witir, yaitu. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika luput dari shalat witir, beliau selalu melakukan seperti itu.
Sebagaimana hal ini terdapat dalam hadits yang shahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Rabb kita turun ke langit dunia hingga tersisa sepertiga malam terakhir. Inilah yang ditunjukkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya, “Jadikanlah akhir shalatmu di malam hari adalah shalat witir ” (HR.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi. SURYA.CO.ID - Sholat Witir adalah salat sunnah pada waktu malam hari, di antara waktu isya dan sebelum waktu shalat subuh, dengan rakaat ganjil. Lantas apa bacaan surat pendek sholat witir?
Mengutip buku berjudul "30 Fatwah Seputar Ramadhan" karya Syekh Athiyya Shaqar, Syekh DR. Yusuf Al-Qaradhawi, Syekh DR. Ali Jum'ah yang diterjemahkan oleh Ustadz Abdul Somad (UAS), sebagai berikut:. Baca juga: Bacaan Surat Pendek untuk Sholat Tahajud yang Dianjurkan Ulama. Baca juga: Berapa Kali Mengangkat Tangan dalam Sholat?
Ada beberapa anjuran lain dalam melaksanakan shalat sunnah ini. Dalam kitab Fath al-Mu’in, Imam al-Malibari, menjelaskan surat-surat yang sunnah dibaca oleh seseorang ketika mengerjakan shalat witir, di antaranya adalah membaca surat al-A’la di rakat pertama, surat al-Kafirun di rakaat kedua dan surat al-Ikhlas, al-falaq serta an-Nass pada rakaat ketiga, hal ini mengikuti kebiasaan Nabi Muhammad sallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Maka ia cukup membaca di tiga rakaat terakhir. Semisal, seseorang mengerjakan shalat witir sebanyak lima rakaat, maka bacaan tersebut dibaca pada rakaat ketiga, empat dan lima, dengan syarat mengerjakannya dipisah dengan salam. Jikalau seseorang melaksanakan shalat witir dengan raka‘at melebihi tiga, maka disunnahkan untuk membaca surat-surat tersebut di tiga raka‘at terakhir jika tiga raka‘at tersebut dipisah dengan raka‘at sebelumnya dan jika tidak dipisah, maka tidak disunnahkan seperti yang telah difatwākan oleh Imām Bulqīnī.”.
Selanjutnya, masih dalam kitab yang sama bahwa seseorang disunnahkan membaca surat al-Ikhlas pada dua rakaat awalnya bagi orang yang melaksanakan shalat witir lebih dari tiga rakaat. Setelah seseorang selesai mengerjakan shalat witir, ia dianjurkan untuk membaca doa dan bacaan berikut.
(Allahumma innii a’uudzu bi ridhaaka min sakhithika, wa bi mu’aafatika min ‘uquubatika, wa bika minka, laa uhshii tsanaa’un ‘alaika anta kama atsnaita ‘ala nafsika). “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta perlindungan dengan keridhāan-Mu dari murka-Mu, dengan keselamatan-Mu dari siksa-Mu, dengan pertolongan-Mu dari murka-Mu, tidaklah aku mampu menghitung pujian terhadap-Mu seperti Engkau memuji terhadap Diri-Mu Sendiri.” Wallahu a’lam. Sumber: Imam al-Malibari, Fath al-Mu’in, (Bairut: Dar Ibn Hazm, 2004) 161.
Sebenarnya tidak ada ketentuan khusus untuk membaca surat Al-Qur’an tertentu pada shalat witir. Namun demikian, kita mendapat keterangan perihal susunan bacaan surat Al-Qur’an dari Syekh M Nawawi Banten untuk mereka yang melaksanakan shalat witir 3 rakaat atau lebih hingga maksimal 11 rakaat. Berikut ini susunan bacaan surat pada shalat witir tiga rakaat. وإن صلاة زيادة على الثلاث قرأ في الأولى من كل الركعتين سورة إنا أنزلناه وفي الثانية سورة الكافرون ما عدا الأخيرتين وما عدا ركعة الوتر. Artinya, “Sungguh, (jika) shalat witir melebihi tiga rakaat, seseorang dapat membaca Surat Al-Qadr pada rakaat pertama dan Surat Al-Kafirun pada (rakaat kedua) pada selain dua rakaat penutup dan pada satu rakaat terakhir,” (Lihat Syekh Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 2004 M/1422 H], halaman 101). Susunan bacaan surat Al-Qur’an pada shalat witir ini dikutip dari Kitab Nihayatuz Zain karya Syekh Nawawi Banten.
Ketika seseorang memulai bacaan shalatnya pada rakaat pertama dengan Surat An-Nas (surat terakhir dalam Al-Qur’an), maka ia kembali ke awal Al-Qur’an seperti Surat Al-Baqarah dan seterusnya untuk bacaan shalatnya pada rakaat kedua.