Solat Hari Raya Idul Fitri. Sebenarnya, hukumnya sunah bagi wanita bershalat 'Id berjama'ah dirumahnya. Pertanyaan : Apakah di sunahkan bagi wanita untuk melaksanakan shalat ‘id secara berjama'ah di rumah mereka dan salah seorang dari mereka menjadi imam, atau muhrimnya, atau anak kecil yang sudah pandai? Disunahkan bagi wanita yang sudah tua untuk keluar melaksanakan shalat 'Id secara berjama'ah dengan mengenakan pakaian kesehariannya dan tanpa wangi-wangian dan membersihkan tubuhnya dengan air.
Maksudnya bagi perempuan genit dan berhias/bersolek maka makruh untuk menghadiri shalat jama'ah ‘Id. Raulullah saw bersabda: “Laranglah wanita kalian memakai perhiasan dan berlagak genit di masjid, Seungguhnya bani Israil tidak dilaknat sampai perempuan-perempuan mereka memakai perhiasan dan begenit ria di masjid.”. Di dalam zamwarij Ibn Hajar Al Hitami berkata: Bahwa sesuai kejelasan hadits-hadist ini perbuatan semacam itu termasuk dosa besar .
Dan hal ini semestinya dipahami jika nyata-nyata menimbulkan fitnah . Sedangkan jika hanya sebuah kehawatiran adanya fitnah maka hukumnya makruh, dan bila dengan beserta dugaan kuat adanya fitnah maka haram hukumnya tapi tidak termasuk dosa besar.
Termasuk dosa besar juga adalah keluarnya wanita tanpa seizin suami untuk keperluan yang tidak mendesak secara syar'i.
Lingga (Media Center) – Wakil Bupati Lingga Neko Wesha Pawelloy hari ini melaksanakan Sholat Idul Adha 1443 H di Lapangan Merdeka Dabosingkep, bersama beberapa keluarga dan masyarakat anggota Muhammadiyah yang ada di Kabupaten Lingga yang dimulai sejak pukul 08.00 pagi tadi, Sabtu (09/07/2022). Meskipun melaksanakan sholat Idul Adha lebih awal dari ketentuan pemerintah, namun Wakil Bupati Lingga berpesan kepada masyarakat untuk tetap menjaga soliditas dan persatuan walau ada perbedaan waktu dalam menjalankan Ibadah Sholat Idul Adha.
Menurut Wakil Bupati Lingga perbedaan dalam penentuan hari raya Idul Adha bukan baru tahun ini terjadi, namun beberapa kali pada tahun yang berbeda juga pernah dan sering terjadi, namun hal itu tidak membuat umat Islam khususnya Muhammadiyah dan NU atau jamaah Ormas Islam lainnya menjadi terpecah belah di Kabupaten Lingga. Neko Wesha Pawelloy juga berpesan kepada masyarakat Kabupaten Lingga untuk menjadikan momentum hari raya Idul Adha sebagai salah satu pedoman untuk meniru apa yang telah di korbankan oleh Nabi Ibrahim Alaihissalam yang memiliki makna yang begitu berkesan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan bermasyarakat dan semangat dalam membangun Kabupaten Lingga dan Kepulauan Riau yang lebih baik lagi dengan pengorbanan untuk kebermanfaatan. “Kite jadikan semangat Berkurban di Hari Raya Idul Adha ini, sebagai semangat mementum pengorbanan kita dalam menjaga ukhuwah persatuan mewujudkan Kabupaten Lingga yang gemilang. Dengan mengorbankan harta, tenaga dan fikiran kita untuk kesejahteraan umat,” ujarnya.