Sholat Sunnah Sebelum Sholat Fardhu. Sebelum mengenali niat sholat sunnah rawatib, kamu perlu terlebih dahulu mengetahui pembagiannya. Pembagian ini dibagi berdasarkan sholat yang lebih diutamakan. Sholat sunnah rawatib mu'akkad sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.
Mengenai jumlah sholat sunnah rawatib mu'akkad ada 12 rakaat, yaitu:. Penjelasan tentang jumlah rakaat sholat sunnah rawatib ini disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh At-Tarmidzi dan An-Nasa’i.
Dari Aisyah radiyallahu‘anha, ia berkata: Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan dua belas (12) rakaat pada sholat sunnah rawatib, maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga, (yaitu): empat rakaat sebelum zuhur, dan dua rakaat sesudahnya, dan dua rakaat sesudah maghrib, dan dua rakaat sesudah isya, dan dua rakaat sebelum subuh.” (HR. Berikut adalah jumlah sholat sunnah ghoiru mu'akkad:.
Sementara itu, tentang waktu pelaksanaan sholat sunnah rawatib, telah dijelaskan pula dalam sebuah hadits di bawah ini.
Hanya dengan melaksanakan sholat sunah 2 atau 4 rakaat, Anda akan mendapatkan berbagai keutamaan yang sangat besar. Sebelum melaksanakan sholat sunah rawatib, kamu tentunya juga harus mengenali niat serta tata caranya. Sholat sunah rawatib ini sangat istimewa karena Nabi Muhammad SAW saja tidak pernah meninggalkannya. Berikut dasar hukum pelaksanaan sholat sunah rawatib dari hadis:.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (11/3/2022), tentang waktu sholat sunah rawatib.
Artinya: "Jika seorang hamba Allah SWT sholat demi allah SWT 12 raka'at (sunah) setiap hari, sebelum dan setelah sholat wajib, maka Allah SWT akan membangunkannya sebuah rumah di surga atau rumah akan dibangun untuknya di surga. Merujuk pada suatu hadits riwayat yang berasal dari Aisyah ra.
Pendapat ini merujuk pada salah satu hadits Nabi SAW, bahwa dianjurkan untuk mengerjakan sholat di antara adzan dan iqamah. Disebutkan pula bahwa sholat ini dilakukan bagi siapa saja yang mau mengerjakannya.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah sebelum Isya dua rakaat karena Allah Ta'ala.".
Diriwayatkan, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat adalah shalat fardhu. Jika tidak, maka disampaikan, “Lihatlah oleh kalian, apakah hamba itu memiliki amalan (salat) sunah?". "Usholli Sunnatash Subhi Rok’ataini Qobliyatan Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala", yang artinya: "Aku niat mengerjakan shalat sunnah sebelum subuh 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala". "Ushalli Sunnatadh Dhuhri Rok’ataini Ba’diyah Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala", yang artinya: "Aku niat mengerjakan shalat sunnah sesudah dzuhur 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala".
"Ushalli Sunnatadh Dhuhri Rok’ataini Ba’diyah Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala", yang artinya: "Aku niat mengerjakan shalat sunnah sesudah dzuhur 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala". "Usholli Sunnatal Maghribi Rok’ataini Ba’diyah Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala", yang artinya: "Aku niat mengerjakan shalat sunnah sesudah maghrib 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala". "Usholli Sunnatal Maghribi Rok’ataini Ba’diyah Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala", yang artinya: "Aku niat mengerjakan shalat sunnah sesudah maghrib 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala". "Usholli Sunnatal Isyaa’i Rok’ataini Ba’diyatta Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala", yang artinya: "Aku niat mengerjakan shalat sunnah sesudah Isya 2 rakaat, menghadap Kiblat karena Allah Ta’ala". Itulah penjelasan singkat tentang shalat sunnah rawatib mulai dari bacaan niat dan keutamaannya. Baca Juga: Bukannya Sholat Subuh Berjemaah, Pasutri Asal Surabaya Ini Curi Motor di Masjid Gresik.
Artinya: "Aku niat mengerjakan sholat sunnah sebelum Zuhur dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah.". Artinya: "Aku niat mengerjakan sholat sunnah sesudah Zuhur dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah.". Artinya: "Aku niat mengerjakan sholat sunnah sesudah Maghrib dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah.". Artinya: "Aku niat mengerjakan sholat sunnah sesudah Isya dua rakaat, menghadap Kiblat karena Allah. Artinya: "Aku niat mengerjakan sholat sunnah sebelum Subuh dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah.". Menurut sebuah hadits, pahala orang yang mengerjakan sholat ini lebih baik daripada dunia dan seisinya.
Artinya: "Dua rakaat fajar (shoat sunnah qobliyah subuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.".
Salah satu ulama yang menyampaikan hal ini adalah Imam Ibnu Hajar al-Haitami rahimahullah dalam Kitab Tuhfatul Muhtaj Fii Syahril Minhaj jilid 2. Artinya: "Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, janganlah duduk sehingga sholat dua rakaat.".
Artinya: "Tidak ada seorang hamba pun yang melakukan dosa, lalu dia bersuci dengan baik selanjutnya berdiri lalu melakukan shalat dua raka'at, kemudian memohon ampun kepada Allâh, kecuali Allâh pasti akan mengampuninya. Disebutkan dalam hadits riwayat Imam Bukhari dari Jabir RA, Rasulullah SAW mengajarkan umatnya sholat istikharah untuk segala urusan.
Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa mengerjakan sholat fajar lebih baik dari dunia dan seisinya.
Dan dari Sa’id bin Yasar, bahwasannya Ibnu Abbas mengkhabarkan kepadanya: “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada shalat sunnah sebelum subuh dirakaat pertamanya membaca: (قولوا آمنا بالله وما أنزل إلينا) (QS. Akan tetapi disyari’atkan bagi kaum muslimin yang masuk masjid agar mengerjakan shalat beberapa rakaat semampunya” (Majmu’ Fatawa As-Syaikh Bin Baz 12/386&387).
Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seseorang di antara kalian mengerjakan shalat jum’at, maka shalatlah sesudahnya empat rakaat“. Ibnu Qoyyim berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meng-qodho’ shalat ba’diyah dzuhur setelah ashar, dan terkadang melakukannya terus-menerus, karena apabila beliau melakukan amalan selalu melanggengkannya. Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang belum mengerjakan dua rakaat sebelum shalat subuh, maka shalatlah setelah matahari terbit“.
Adapun pada Abu Dawud dengan lafadz: “Maka rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diam (terhadap yang dilakukan Qois)”. As-Syaikh Muhammad bin Ibrahim rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang masuk masjid mendapatkan jama’ah sedang shalat subuh, maka shalatlah bersama mereka.
Akan tetapi lebih utama untuk tidak melakukannya terus-menerus dalam hal itu (mengangkat tangan), karena tidaklah ada riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan demikian, seandainya beliau melakukannya setiap selesai shalat rawatib pasti akan ada riwayat yang dinisbahkan kepada beliau. Maka sudah seharusnyalah bagi seorang hamba untuk senantiasa menegakkan terus-menerus tuntunan ini selamanya hingga menjumpai ajal (maut).