Sholat Sunnah Gerhana Matahari / Kusuf Dikerjakan Secara. “Dari Al-Mughiroh Bin Syu’bah beliau berkata; Matahari mengalami gerhana di hari wafatnya Ibrahim (putra Rasulullah ?). Diriwayatkan, Ibnu Abbas Shalat gerhana bulan di Bashroh mengimami penduduknya dan mengatakan bahwa beliau melihat Rasulullah ?
“Dari Al-Mughiroh Bin Syu’bah beliau berkata; Matahari mengalami gerhana di hari wafatnya Ibrahim (putra Rasulullah ?). ?” (Jika kalian melihatnya) menunjukkan awal waktu karena pada saat terjadi gerhana, baru Shalat disyariatkan, sementara lafadz “?????? Lalu beliau berdiri kemudian membaca dengan panjang tetapi lebih pendek darpada bacaan yang pertama. Kemudian beliau bertakbir lalu Rukuk dengan lama tetapi lebih pendek daripada Rukuknya yang pertama.
“Dari Abdullah Bin Abbas bahwasanya beliau berkata; Matahari mengalami gerhana pada masa Rasulullah ?. Demikian pula Samuroh, bisa difahami bahwa beliau berada di Shof bagian paling belakang sehingga tidak mendengar suara Nabi ?. Dalam deskripsi tatacara yang dijelaskan sebelumnya, bisa disimpulkan bahwa tiap Rokaat dilakukan dua kali Rukuk.
Selain Shalat, amalan lain yang disyariatkan saat terjadi gerhana adalah berdoa, dzikir, istighfar, shodaqoh, membebaskan budak dan semua amal-amal Taqorrub lainnya.
Melansir dari buku 33 Macam Jenis Shalat Sunnah karya Muhammad Ajib, Lc., MA, dalam mazhab Al Hanafiyah dan Al Hanabilah, syarat sah dari sholat Idul Fitri dan sholat Idul Adha adalah dikerjakan dengan berjamaah. Artinya, "Aku menyengaja sembahyang sunnah Idul Fitri dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai [sebagai makmum / imam] karena Allah SWT.". Selain itu, untuk tata cara mengerjakan sholat Id pada rakaat pertama takbir dibaca sebanyak tujuh kali.
Dilansir dari buku Panduan Lengkap Shalat Sunah Rekomendasi Rasulullah karya Zezen Zainal Alim, hukum sholat gerhana bulan adalah sunnah muakkad dan dikerjakan saat terjadi gerhana bulan pada malam hari setelah sholat isya. Menurut buku Panduan Praktis dan Lengkap Menuju Kesempurnaan Salat karya Ustaz Abu Sakhi, hukum mengerjakan sholat istisqa adalah sunnah mu'akkad atau sangat dianjurkan.
adalah peristiwa di mana sinar matahari menghilang baik sebagian atau total pada siang hari. Secara etimologis, kusuf berasal dari bahasa Arab yang bermakna berubah menjadi hitam.
Akar katanya adalah kasafat asy-syamsu atau matahari menghitam dan hilang sinarnya. Ajaran Islam menganjurkan umat muslim untuk mengamalkan sholat sunnah dua rakaat saat terjadi gerhana matahari tersebut. Sholat kusuf diutamakan bagi yang benar-benar bisa menyaksikan peristiwa gerhana matahari tersebut di wilayahnya.
Dilansir dari buku Fiqhus Sunnah For Kids: Jembatan Hati Anak Menuju Sunnah Rasulullah SAW karya Hamid Ahmad Ath-Thahir, bila gerhana matahari tejadi saat sore hari, maka sholat kusuf tersebut hukumnya makruh. Sebagai ganti sholat kusuf, bisa diamalkan dengan membaca tasbih, istigfar, dan merendahkan diri kepada Allah SWT.
Adapun ketentuan mengerjakan sholat kusuf dikutip dari 33 Macam Jenis Shalat Sunnah karya Muhammad Ajib, Lc, MA adalah sebagai berikut,. Disunnahkan membaca surat Al Baqarah atau yang semacamnya pada rakaat pertama.
Sholat kusuf disebut berakhir apabila seluruh yang menyelimuti matahari telah hilang.
Pada Rabu (26/5) mendatang diprediksi akan terjadi gerhana Bulan total. Kali ini akan sangat spesial karena bulan akan tampak merah dan lebih besar dari biasanya sehingga disebut Bulan Merah Super atau Super Blood Moon.
Hal tersebut dikarenakan pembiasan cahaya Matahari oleh lapisan atmosfer Bumi sehingga membuat bulan nampak seperti berwarna merah. Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ (Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT).
Bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”. Bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya. Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdoa, beristighfar serta disunahkan untuk bersedekah. Jumlah Al-Fatihah, rukuk, dan iktidal dalam 2 rakaat shalat gerhana ini berjumlah 4 kali.
suaramerdeka.com - Ibadah shalat gerhana adalah shalat yang dikerjakan karena adanya gerhana bulan dan matahari. Kedua shalat ini hukumnya sunah muakkad. Waktu melaksanakan shalat gerhana matahari, yaitu mulai timbul gerhana sampai matahari kembali seperti biasa, atau sampai terbenam.
Baca Juga: Ini Lima Keajaiban Membaca Al Fatihah Setiap Hari. Ibadah shalat gerhana dapat dikerjakan secara munfarid (sendiri) tapi lebih baik dikerjakan berjamaah dengan dua rakaat.
Dikutip dari buku yang berjudul Bimbingan Praktik Ibadah karya H Khoiril Anwar dan H Choeroni, tata cara mengerjakannya adalah sebagai berikut:. Baca Juga: Ziarah ke Makam Sunan Kalijaga di Kadilangu Tak Pernah Sepi. Niat shalat gerhana bulan: Ushalli sunnatal khusuufi rak'ataini lillaaji ta'aalaa.
Meskipun sama seperti kebanyakan ibadah sholat lainnya yang hanya dilaksanakan sebanyak 2 rakaat, namun ada perbedaan khusus pada sholat ini, yakni setiap kali 1 rakaat ada 2 kali rukuk dan dua kali pembacaan surah Al-Fatihah serta surah yang dianjurkan. Demikian yang sampaikan oleh Ketua MUI Kabupaten Lingga Badiul Hasani saat penjelasan kaifiyah Sholat Kusuf ini.
Usai pelaksanaan sholat yang dipimpin langsung oleh imam besar Masjid Sultan Lingga H.Abdul Gani AR, rangkaian sholat dilanjutkan dengan mendengarkan khutbah yang disampaikan oleh Ketua MUI Kabupaten Lingga. Adapun dasar pelaksanaan sholat tersebut selain untuk mengagungkan kekuasaan Allah, Sholat tersebut dilaksanakan sebagai bentuk syukur atas segala karunia yang telah diberikan Allah dan demi untuk memuliakan syariat Islam. “Sholat ini adalah sebagai bentuk syukur kita karena dapat menyaksikan salah satu bentuk kekuasaan Allah yang jarang sekali terjadi di daerah kita,” kata Badiul Hasani dalam khutbahnya. Selain itu, ia menghimbau kepada para jemaah untuk memperbanyak zikir dan doa, karena momen gerhana matarahari ini adalah salah satu waktu yang baik untuk memperbanyak doa.
TRIBUNNEWS.COM - Gerhana Bulan Total (GBT) akan terjadi pada tanggal 26 Mei 2021 mendatang. Gerhana bulan total kali ini akan sangat spesial karena bulan akan tampak merah dan lebih besar dari biasanya sehingga disebut Bulan Merah Super atau Super Blood Moon. Hal tersebut dikarenakan pembiasan cahaya Matahari oleh lapisan atmosfer Bumi sehingga membuat bulan nampak seperti berwarna merah. Baca juga: Gerhana Bulan Total akan Terjadi 26 Mei 2021: Super Blood Moon Menjadi Gerhana yang Spesial.
Hal tersebut dijelaskan dalam Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah karya Syukron Maksum.