Sholat Isya Bersuara Atau Tidak. AKURAT.CO, Sebagian dari kita mungkin masih ada yang bertanya-tanya mengapa imam mengeraskan suara saat salat subuh, maghrib dan isya. Salat sirriyah merupakan salat yang bacaannya tidak terdengar oleh orang lain tetapi cukup dirinya sendiri seperti salat zuhur dan asar. Sedangkan salat jahriyah adalah salat yang bacaannya keras dan terdengar oleh makmumnya seperti salat maghrib, isya dan subuh.
Karena terlambat mendatangi masjid, Anda pun tidak mendapati shalat isya berjamaah. Pertanyaan: Saya melaksanakan shalat sendiri dengan melirihkan suara di dua rakaat pertama shalat isya, apakah saya harus sujud sahwi di akhir shalat atau tidak?
Sebab, mengeraskan suara dalam shalat jahriyah (maghrib,isya dan subuh) dan melirihkan suara dalam shalat sirriyah (zhuhur dan ashar) tidak wajib. Namun, jika engkau mau sujud sahwi, maka itu lebih utama berdasarkan keumuman hadits-hadits yang menunjukkan disyariatkannya sujud sahwi atas orang yang menambah dan mengurangi dalam shalat.
Lihat Semua Komentar (0).
Riwayat dari Aisyah RA, "Mereka wanita-wanita mukminah menghadiri shalat Subuh bersama Rasulullah SAW. Kemudian, para wanita itu kembali ke rumah-rumah mereka seselesainya dari shalat tanpa ada seorang pun yang mengenali mereka karena masih gelap.". Ummu Salamah RA juga menambahkan, "Di masa Rasulullah SAW, para wanita ikut hadir dalam shalat berjamaah. Hanya, ada beberapa permasalahan saat sang imam perempuan ini memimpin shalat jamaah jahriyah atau shalat jamaah dengan suara yang harus dikeraskan. Sementara, ulama dari Mazhab Syafii menganjurkan agar imam perempuan mengeraskan bacaan dalam shalatnya saat shalat jahriyah, bahkan ketika shalat sendirian. Ustazah Aini pun menjelaskan, ulama dari Mazhab Zhahiri membolehkan perempuan men-jahr-kan shalat di tiga shalat jahriyah.
Allah Taala telah memerintahkan kita untuk mengikuti Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan meneladaninya. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” QS. Riwayat Bukhari (735) dan Muslim (463) dari Jabir bin Muth’im radhiallahu anhu, dia berkata,. “Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam membaca surat Ath-Thur dalam shalat Maghrib.”. Semua hadits ini menunjukkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengeraskan bacaan sehingga terdengar oleh orang yang ada di sekitarnya. Adapun riwayat yang menunjukkan bacaan pelan dalam shalat Zuhur dan Ashar adalah:.
Riwayat Bukhari (713) dari Khabab radhiallahu anhu, seseorang bertanya kepadanya, “Apakah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam membaca dalam shalat Zuhur dan Ashar?” Beliau berkata, “Ya.” Kami tanya, “Bagaimana kalian mengetahuinya?” Beliau berkata, “Dengan gerakan jenggotnya.”. Semua itu merupakan ijmak kaum muslimin disertai dengan hadits-hadits shahih dan tampak dalam masalah itu.” (Al-Majmu Syarah Muhazab, 3/389).
Jakarta, Muslim Obsession – Jika melaksanakan shalat jamaah khususnya mahrib, isya, dan subuh di dua rakaat pertama imam membacanya dengan suara keras. Menurut Imam Syafi’i anjuran untuk mengeraskan suara di rakaat satu dan kedua dan memelankan bacaan di rakaat setelahnya juga berlaku bagi orang yang shalat sendirian. “Sementara menurut Hambali, bagi orang yang shalat jahriyah sendirian, dia memiliki pilihan, boleh mengeraskan atau memelankan bacaan,” ujar ustadz Ammi dalam artikelnya.
Yang afdhal, mengeraskan bacaan ketika shalat maghrib, isya dan subuh.
Sirriyah adalah salat yang mana bacaan Alfatihah dan surah Alquaran pada setiap rakaatnya dibaca pelan. Sedangkan jahriyah adalah salat yang mana bacaan Alfatihah dan surah Alquran pada sebagian atau keseluruhan rakaatnya dibaca keras. Apakah wanita juga dianjurkan mengeraskan suara pada saat membaca Alfatihah dan surah Alquran ketika salat sendirian atau menjadi imam?
Adapun jika berada didekat laki-laki yang bukan mahramnya, maka dianjurkan membaca dengan suara pelan, baik salat sendirian atau menjadi imam.