Sholat Idul Fitri Nu Online. Perempuan yang sedang menstruasi memang dilarang untuk shalat tapi ia dianjurkan turut mengambil keberkahan momen tersebut dan merayakan kebaikan bersama kaum muslimin lainnya. Namun, bila terlambat datang atau mengalami halangan lain, boleh dilakukan secara sendiri-sendiri ( munfarid ) di rumah ketimbang tidak sama sekali.

Yang wajib adalah ada maksud secara sadar dan sengaja dalam batin bahwa seseorang akan menunaikan shalat sunnah Idul Fitri. Sebelumnya shalat dimulai tanpa adzan dan iqamah (karena tidak disunnahkan), melainkan cukup dengan menyeru "ash-shalâtu jâmi‘ah". Keempat, dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, takbir lagi sebanyak lima kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan “allâhu akbar” seperti sebelumnya.

Kelima, setelah salam, jamaah tak disarankan buru-buru pulang, melainkan mendengarkan khutbah Idul Fitri terlebih dahulu hingga rampung.

8 Kesunnahan saat Idul Fitri dan Penjelasannya

Contoh lafal niatnya: “nawaitu shalâta ‘îdil fithri sunnatan ma’mûman lillâhi ta‘âlâ (aku niat shalat Idul Fitri sunnah, bermakmum, karena Allah”. Pendapat lain menyatakan waktunya habis saat masuk waktu shalat Id yang dianjurkan, yaitu ketika matahari naik kira-kira satu tombak (+ 3,36 M), baik Imam sudah melaksanakan Takbiratul Ihram atau tidak.

Meski tergolong lemah sanadnya, namun rangkaian beberapa dalil tersebut dapat dibuat pijakan untuk persoalan ucapan hari raya yang berkaitan dengan keutamaan amal ini. Pada prinsipnya, setiap kata yang ditradisikan sebagai ucapan selamat dalam momen hari raya, maka sudah bisa mendapatkan kesunnahan tahniah ini. Al-Qamuli berkata, aku tidak melihat dari para Ashab (ulama Syafi’iyah) berkomentar tentang ucapan selamat hari raya, beberapa tahun dan bulan tertentu seperti yang dilakukan banyak orang.

Ibnu Hajar menyebutkan statemen al-Baihaqi tentang hadits-hadits dan ucapan para sahabat yang lemah (riwayatnya), akan tetapi rangkain dalil-dalil tersebut bisa dibuat argumen dalam urusan sejenis tahniah ini”. “Kemudian Ibnu Hajar berkata; argumen umum persoalan tahniah adalah disyariatkannya sujud syukur dan ta’ziyyah saat mendapat nikmat atau terhindar dari bahaya.

Tata Cara Shalat Idul Fitri di Rumah

Pada masa pencegahan Covid-19, kita memindahkan aktivitas ibadah dari masjid ke rumah, termasuk shalat Idul Fithri. Meski dikerjakan di rumah, kita dianjurkan untuk melaksanakan shalat Idul Fithri secara berjamaah.

Keterangan mazhab Syafi’i ini dapat ditemukan pada Kitab Nihayatuz Zain karya Syekh M Nawawi Banten. Shalat Id disyariatkan khusus untuk umat Nabi Muhammad SAW,” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], halaman 106). Ushalli sunnatan li Idil Fitri rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman/ma’mūman lillāhi ta‘ālā. Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah Idul Fitri dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam/makmum karena Allah SWT.”.

Dalam situasi covid-19, pelaksanaan shalat Idul Fithri tetap dianjurkan di rumah dengan jumlah jamaah terbatas.

Salah Kaprah Ucapan Selamat Idul Fitri

Saya pun menyimpulkan bahwa selama ini ungkapan minal ‘aaidiin wal faaiziin dikira bermakna mohon maaf lahir batin. Bagi orang yang mengerti bahasa Arab, walaupun hanya sedikit, pasti akan mengatakan bahwa ini adalah tidak tepat. Dari sini pula kita sudah tahu kan bahwa ucapan tahniah ini tidak ada sangkut pautnya dengan mohon maaf lahir batin.

Kalaupun itu telalu panjang, kita bisa menyingkatnya dengan bacaan yang paling populer di kalangan mereka, yaitu “taqabbalallaahu minnaa wa minkum”, bukan mengucapkan minal ‘aaidin wal faizin.". Beliau mengatakan dalam kitabnya itu, “Telah sampai kepada kami riwayat dengan sanad yang hasan dari Jubai bin Nufair, ia berkata: “Jika Para sahabat Rasulullah saling bertemu di hari raya, sebagiannya mengucapkan kepada sebagian lainnya: “Taqabbalallahu minnaa wa minkum.” (Fathul Bari, juz II, halaman 446).

Sikap moderat ternyata juga ditampilkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah saat ditanya tentang ucapan selamat di hari raya.

Hukum dan Tata Laksana Shalat Idul Fitri

Hukum shalat id, baik idul fitri maupun idul adha adalah sunnah muakkadah dan sangat dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah. Demikian diterangkan dengan jelas dalam kitab "Fathul Qarib".<>. وصلاة العيدين سنة مؤكدة وتشرع جماعة ولمنفرد ومسافر وحر وعبد وحنثى وامرأة لاجميلة ولاذات هيئة. Shalat dua hari raya (idul fitri dan idul adha) adalah sunnah muakkadah bagi orang yang ada di rumah maupun diperjalanan, merdeka maupun hamba sahaya, laki-laki maupun perempuan baik yang cantik maupun yang tidak modis.

أصلى سنة لعيد الفطر ركعتين مأموما لله تعالى. Aku niat shalat idul fitri dua rakaat (ma’mum) karena Allah. Untuk rakaat pertama bertakbir sebanyak tujuh kali selain takbiratul ihram.

Kemudian bertakbir lagi lima kali pada rakaat kedua selain takbiratul qiyam. Demikian keterangan dari Jabir sesuai yang dilihatnya pada zaman Rasulullah saw. Sahabat Jabir berkata “saya pernah melaksanakan shalat id bersama Rasulullah saw, beliau melaksanakan shalat sebelum khutbah tanpa adzan dan iqamat.

Hukum Shalat Idul Adha di Rumah menurut MUI

Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Mukti Ali Qusyairi menuturkan, prosesi Lebaran Idul Adha tidak boleh hanya dipandang sebagai dimensi ritual tahunan semata. Jadi, pelaksanaannya boleh dilakukan secara munfarid (sendiri), yakni tidak berjamaah,” kata Kiai Mukti Ali saat dihubungi NU Online lewat sambungan telepon, Jumat (16/7). Bahkan, kata dia, sebagaimana tertuang dalam kitab Hasyiyah Ibrahim al-Bajuri ala Fathil Qarib bahwa tidak ada kewajiban melakukan shalat Idul Adha secara berjamaah di masjid.

“Kalau berkumpul kemudian saling menularkan berarti kan membahayakan orang lain dan itu hukumnya haram,” terang kiai muda lulusan Universitas Al-Azhar Kairo Mesir ini. Terlepas dari itu semua, perasaan dilematis tentu akan menyelimuti hati umat muslim mengingat sebelumnya terdapat pula aturan peniadaan shalat Idul Fitri di rumah saja.

Kemudian dia juga mendapat pahala karena berusaha untuk tidak membahayakan orang lain dan dirinya sendiri,” tutur Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta ini. Secara khusus, Kiai Mukti mengingatkan kembali esensi sebenarnya dari Lebaran adalah memohon ampunan dalam rangka menambah ketaatan kepada Allah SWT.

Berikut 6 Amalan yang Disunahkan saat Idul Adha

Kendati masih dalam suasana pandemi dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat, sejumlah amalan disarankan tetap dilakukan. Ibadah sunah tahunan ini mempunyai ciri khas masing-masing, hari raya Idul Fitri misalnya ditengarai dengan saling bermaaf-maafan, berkunjung ke sanak famili dan para kerabat. Sebagai ibadah tahunan, maka hendaknya dilaksanakan sesempurna mungkin dengan menjalankan semua amalan sunah pada hari tersebut.

Pada hakikatnya hal-hal tersebut boleh dilakukan kapan saja, ketika dalam kondisi yang memungkinkan, dan tidak harus menunggu datangnya hari raya. Artinya: Rasulullah SAW di hari raya id memakai burda hibarah (pakaian yang indah berasal dari Yaman). Sembari menunggu shalat id dilaksanakan bisa bertakbir secara bersama di masjid dengan jamaah yang telah hadir.

Sedangkan untuk orang yang telah lanjut usia atau tidak mampu berjalan maka boleh ia menggunakan kendaraan. Artinya: Rasulullah SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan beberapa kurma yang jumlahnya ganjil.

PCNU Pringsewu Terbitkan Panduan Shalat Idul Fitri di Rumah

Menyikapi edaran ini, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Pringsewu, Lampung segera menerbitkan panduan tata cara melaksanakan ibadah shalat Idul Fitri di rumah. Perlu panduan khusus agar keutamaan-keutamaan Idul Fitri 1441 H seperti shalat Id bisa diraih di tengah pandemi wabah Corona saat ini,” kata Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu H Taufik Qurrahim kepada NU Online, Ahad (10/5). Hal itu dilakukan agar umat Islam memiliki waktu cukup untuk mempelajari dan memahaminya terlebih dahulu. Berikut Panduan Singkat Pelaksanaan Shalat Idul Fitri di Rumah saat Wabah Virus Corona yang diterbitkan oleh PCNU Pringsewu:.

Hukum shalat Idul Fitri adalah sunnah muakkad (dianjurkan) mulai terbitnya matahari sampai dengan dzuhur pada 1 Syawwal.

Bacaan Bilal Idul Fitri

Sholat Idul Fitri Nu Online. Bacaan Bilal Idul Fitri

Pada sholat Idul Fitri, bilal idul fitri atau muraqqi tidak dianjurkan untuk mengumandangkan lafal adzan dan lafal iqamah. Tetapi bilal atau muraqqi dianjurkan untuk menyeru dengan lantang “as-shalāta(u) jāmi‘ah.”. Adapun keterangan terkait seruan bilal pada shalat Idul Fitri dapat ditemukan pada Kitab Al-Muhadzdzab dan syarahnya Al-Majmu’. Inilah tata cara dan bacaan Bilal Idul Fitri yang berhasil dihimpun oleh redaksi:. Shollu sunnata li’idil fitri rok’ataini jaami’ata rohimakumulloh 2x Ashshalaata Jami’ah. Yaa ma’asyirol muslimiina zumrotal mu’miniina rohimakumulloh, I’lamu Anna Yaumakum Haadzaa yaumu ‘iidil fitri wa yaumus suruuri, Wa yaumul maghfuuri, Ahalallahullohulakum fiihitho’amu, wa haroma ‘alaikum fiihis shiyam, Idzaa Sho’idal Khotiibu ‘alal minbari, Anshituu was ma’u wa ati’u rohimakumulloh, Anshituu wasma’u wa ati’u rohimakumulloh, anshitu la’alakum turhamun.

Allohumma qowwil islaam minal muslimiina wal muslimaat wal mu’miniina wal mu’minaat al ahyaai minhum wal amwaat, wa yassirhum ‘ala iqoomatid diin, robbihtim lanaa minka bilkhoir, wa yaa khoerin naashiriin birohmatika yaa arhamarrohimiin. Baca Juga : Bacaan Bilal Sholat Idul Adha.

Related Posts

Leave a reply