Sholat Dhuha Tanpa Surat Dhuha. Meskipun sholat dhuha merupakan ibadah sunnah namun pahala dari Allah SWT sungguh luar biasa. Selain pahala, ada manfaat lain yang akan didapatkan ketika seseorang istiqamah mengerjakan sholat dhuha.
Sholat Isya pada Jam Ini justru Bisa Berujung Menjadi Dosa, Ustadz Adi Hidayat: Dipandang Makruh. Manfaat tersebut adalah Allah akan melancarkan rezekinya bahkan memberikannya dari jalan yang tidak terduga. Bagaimana jika seseorang ingin sholat dhuha tapi ia tidak hafal surah tersebut?
Baca Juga: Inilah Cara untuk Menghindari Sifat Riya' Menurut Ustadz Adi Hidayat: Bayangkan Ini!
Penjelasan dari Ustaz Adi Hidayat ini lebih pada Surat Ad Duha. Setiap dua rakaatnya diakhiri dengan satu salam. Sholat Duha dilakukan secara sendiri atau tidak berjamaah (Munfarid).
• Niat Sholat Duha, Amalan Sunah Pembuka Pintu Rezeki, Lengkap dengan Waktu Pelaksanaannya. Ustaz Khalid Basalamah Jelaskan Keutamaannya, Lengkap dengan Bacaan Niat.
Dalam penjelasannya, Ustaz Adi Hidayat mengatakan kalau tidak ada keharusan untuk membaca surat Ad Duha.
Salat Duha ini dianjurkan untuk dikerjakan umat islam di pagi hari. Sholat Duha dilakukan secara sendiri atau tidak berjamaah (Munfarid). Dalam penjelasannya, Ustaz Adi Hidayat mengatakan kalau tidak ada keharusan untuk membaca surat Ad Duha. Karena itulah, boleh membaca surat-surat lain yang dihafal, ketika menunaikan Sholat Duha. Ustaz Adi Hidayat kemudian memberikan contohnya, yakni terkait manfaat Sholat Duha yang jadi pengganti seluruh tasbih dalam tubuh.
Sholat dhuha adalah ibadah sunnah yang sering dikerjakan Nabi Muhammad SAW. Surat yang dianjurkan untuk dibaca pada rakaat pertama sholat dhuha adalah surah Asy-Syams, sementara pada rakaat kedua yang dibaca adalah surah Ad-Dhuha, sebagaimana yang disebutkan Ustadz Arif Rahman dalam bukunya, Panduan Sholat Wajib & Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah SAW.
Sedangkan yang lebih utama adalah membaca surah Al-Kafirun pada rakaat pertama dan Al-Ikhlas pada rakaat kedua setelah al-Fatihah, tulis Ustadz Arif Rahman mengutip Hasyiyah Jamal, 1/485. "Tak seorang pun yang memberitakan kepada kami bahwa ia telah melihat Nabi SAW sholat dhuha selain Ummu Hani', beliau berkata: "Ketika Fathu Makkah, Nabi SAW mandi di rumahnya kemudian sholat delapat rakaat.
Meskipun Rasulullah SAW sering melakukan sholat dhuha, ia terkadang meninggalkannya karena khawatir akan umatnya. "Nabi SAW biasa meninggalkan sebuah amal yang beliau suka karena khawatir ditiru orang-orang dan menjadi diwajibkan atas mereka.
Yuk detikers, perbanyak ibadah di bulan suci Ramadhan, salah satunya dengan sholat dhuha dan mengamalkan juga surat yang dibaca saat sholat dhuha.
Pertanyaan ini dijawab oleh Ustadz Adi Hidayat dalam sesi ceramah di channel YouTube Taman Firdaus pada 10 November 2017. Untuk pertanyaan pertama, Ustadz Adi Hidayat menjawab bahwa seseorang tidak harus membaca Sura Ad Dhuha ketika Sholat Duha di pagi hari. Dilansir dari Jabarnews.com, "Tidak perlu membaca Sura Ad Dhuha," kata Ustadz Adi Hidayat yang disusul PortalJember.com dari kanal YouTube Taman Firdaus. Ustadz mengatakan bahwa orang yang shalat dhuha dapat membaca surah lainnya.
Baca Juga: Diduga Hina Habib Rizieq, Tagar untuk Menangkap McDanny Bergema Keras di Twitter. Jadi surat apa yang harus dibaca saat shalat dhuha?“Itu sesuai dengan yang bisa dibaca,” kata Ustadz Adi Hidayat.
Pertama, Ustadz menyarankan kepada Adi Hidayat agar mereka membaca surat-surat yang telah dihafalnya.
Sholat Dhuha adalah salah satu yang diwasiatkan Rasulullah untuk kita lakukan. Cukup dua rakaat minimal yang harus dijalankan, berikut beberapa surat Al-Quran sebaiknya anda baca ketika melakukan sholat dhuha:. Tentunya kita boleh membaca surat apa saja dari surah-surah yang ada dalam Al-Quran.
Ini berdasarkan hadis riwayat Imam Al-Baihaqi dari Uqbah, dia berkata:. Ini sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Abu Bakar Syatha dalam kitab I’anatut Thalibin berikut:. Sholat dhuha dilaksanakan pada waktu dhuha yang mana ketika matahari mulai naik kurang lebih tujuh hasta sejak terbit sampai waktu sholat dzuhur tiba.
Bulan suci Ramadhan merupakan kesempatan berharga bagi siapa pun yang hendak berlomba-lomba mencari pahala dan kebajikan di dalamnya. Salah satu amalan yang dapat dilakukan adalah pengamalan sholat dhuha. Bahkan sholat dhuha ini sudah diwasiatkan oleh Rasulullah kepada Abu Hurairah untuk dapat dijadikan sebagai amal harian. Adapun untuk maksimal jumlah rakaat, sebagian ulama tidak membatasi, ada yang membolehkan hingga 12 rakaat, tetapi ada pula yang mengatakan bisa lebih hingga waktu dhuha habis. Dilansir dari Hafiz Idris Ritonga dalam bukunya yang bertajuk "Sahabat Alam Bercerita", sejak matahari naik hingga condong ke barat adalah rentang waktu pelaksanaan sholat dhuha.
Kedua, menjadi shalat kaum awwâbîn, yaitu orang-orang yang pulang (bertaubat) kepada Allah ta’ala. Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anh, ia berkata: ‘Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Tidak ada yang menjaga shalat Dhuha kecuali orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat.’ Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Shalat Dhuha adalah shalat orang-orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat’,” (HR al-Hakim dan ia berkata: “Ini hadits shahih sesuai syarat Imam Muslim).
Ketiga, setiap dua rakaat shalat Dhuha mempunyai keutamaan khusus sebagaimana dalam riwayat berikut:. Artinya: “Diriwayatkan dari Ismail bin Ubaidillah, dari Abdullah bin Amr, ia berkata: ‘Aku bertemu dengan Abu Dzar radliyallahu ‘anh, lalu berkata: ‘Wahai Paman, beritahukanlah diriku pada suatu kebaikan.’ Lalu ia menjawab: ‘Aku bertanya kepada Rasulullah ﷺ sebagaimana Kamu bertanya kepadaku. Lalu beliau bersabda: ‘Bila Kamu shalat Dhuha dua rakaat maka tidak akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang lalai; bila Kamu shalat Dhuha empat rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang berbuat baik; bila Kamu shalat Dhuha enam rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang taat; bila Kamu shalat Dhuha delapan rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang beruntung; bila Kamu shalat Dhuha 10 rakaat maka pada hari itu tidak akan dicatatkan dosa bagimu; dan bila Kamu shalat Dhuha 12 rakaat maka akan dibangunkan untukmu sebuah rumah di surga’,” (HR al-Baihaqi).
Namun demikian, ada waktu yang lebih utama yaitu ketika terik matahari telah terasa panas. Dalam fiqih disitilahkan dengan rumus: ‘setelah melewati seperempat siang’ (dihitung dari awal subuh).
Sungguh Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Shalat kaum awwâbîn (shalat Dhuha) adalah saat kaki anak-anak unta merasakan panasnya bumi karena terik matahari’” (HR Muslim; lihat Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Syarhun Nawawi ‘alâ Shahîh Muslim, [Bairut, Dâr Ihyâ’it Turâtsil ‘Arabi, 1292 H], juz VI: 30). Selanjutnya melaksanakan gerakan dan bacaan shalat sebagaimana umumnya sampai salam setelah dua rakaat.