Shalat Tasbih Berjamaah Menurut Islam. Meski dipandang sebagai hadits dlaif (lemah) namun para ulama Syafi’iyah seperti Abu Muhammad Al-Baghawi dan Abul Mahasin Ar-Rayani menetapkan kesunnahan shalat tasbih ini. Hanya saja Imam Nawawi memiliki pendapat yang menyatakan adanya perbedaan dalam teknis pelaksanaan shalat tasbih di siang dan malam hari. Artinya: “dan (termasuk shalat sunnah) adalah shalat tasbih, yaitu shalat empat rakaat di mana dalam setiap rakaatnya setelah membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya membaca kalimat subhânallâh wal hamdu lillâh wa lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar—di dalam kitab Ihyâ ditambahi wa lâ haulâ wa lâ quwwata illâ billâh —sebanyak 15 kali, dan pada tiap-tiap ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan duduk setelah sujud yang kedua masing-masing membaca (kalimat tersebut) sebanyak 10 kali.
Maka itu semua berjumlah 75 kali dalam setiap satu rakaat.” (Ibnu Hajar Al-Haitami, Al-Minhâjul Qawîm , Beirut: Darul Fikr, tt., hal. Dari penjelasan Ibnu Hajar di atas dapat disimpulkan tata cara pelaksanaan shalat tasbih sebagai berikut:.
Pada saat ruku’ sebelum bangun untuk i’tidal terlebih dahulu membaca tasbih sebanyak 10 kali.
Para ulama berbeda pendapat terkait hukum sholat sunnah tasbih. REPUBLIKA.CO.ID, — Sholat tasbih merupakan salah satu amalan yang sarat pahala. Hukum sholat tasbih adalah sunnah menurut pendapat jumhur ulama. Namun, ada juga yang berpendapat sholat tasbih tidak sunnah karena hadits yang mendasarinya dianggap tidak sahih bahkan maudhu'.
Mazhab Hanbali mengatakan tidak sunnah tapi boleh dikerjakan karena menganggap haditsnya dhaif dan boleh mengamalkan hadits dhaif dalam fadhilah amal. Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ III/547-548 mengatakan, “Sholat tasbih hukumnya sunnah karena ada hadits dalam soal ini walaupun ada beberapa pendapat tentang status hadits.”.
Demikianlah anjuran agama Islam yang tidak memaksa untuk melakukan ibadah secara ikhlas. Sholat sunnah tasbih semua riwayat sepakat dengan empat rakaat, jika pada siang hari dengan satu kali salam (langsung niat empat rakaat), sedang di malam hari dua rakaat-dua rakaat dengan dua kali salam (dua kali sholat dengan masing-masing dua rakaat) dengan tasbih sebanyak 75 kali tiap rakaatnya, jadi keseluruhan bacaan tasbih dalam sholat tasbih empat rakaat tersebut 300 kali tasbih.
Liputan6.com, Jakarta Sholat tasbih adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan pada malam Lailatul Jaiza. Pada malam ini, semua doa dan amalan yang dilakukan oleh umat Islam akan diterima dan dikabulkan oleh Allah SWT. Sesuai namanya, sholat ini dilakukan dengan membaca kalimat tasbih sebanyak 300 kali. Bagi umat muslim, sholat tasbih juga dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan lailatul qadar di bulan Ramadan.
Sholat berjamaah bahkan dilakukan di 10 malam terakhir Ramadan untuk dapat menjaring malam yang sangat mulia tersebut. Lantas, kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan sholat tasbih, hukum hingga tata cara sholatnya?
Berikut sejumlah hal yang perlu diketahui terkait sholat tasbih seperti dirangkum dari berbagai sumber:.
MuslimTerkini.com - Shalat tasbih merupakan sholat sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW kepada pamannya, Abbas bin Abdul Muthallib. Salat tasbih dikerjakan dengan membaca kalimat tasbih (kalimat "Subhanallah wal hamdu lillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar") sebanyak 300 kali. Shalat tasbih dapat dikerjakan pada siang atau malam hari. Shalat ini dianjurkan untuk dikerjakan, paling tidak seumur hidup sekali.
Baca Juga: 5 Hukum Dalam Islam Hidup Mudah Menggenggam Syariat, Wajib Dipelajari. Bolehkah shalat tasbih berjamaah? Berikut ini adalah jawaban dari Ustadz Abdul Somad terkait pertanyaan tentang shalat tasbih berjamaah. Dilihat dari kalimat yang digunakan Rasulullah Saw kepada al-‘Abbas:. “Wahai ‘Abbas, wahai Paman, maukah engkau, sudikah engkau aku berikan…”. Ini menunjukkan makna bahwa shalat tersebut dilaksanakan sendirian.
Menurut Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Juraidi, Salat Tasbih diajarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW kepada pamannya. Dalam riwayat lain disebutkan,عَنْ أَبِي الْجَوْزَاءِ قَالَ حَدَّثَنِي رَجُل كَانَتْ لَهُ صُحْبَةٌ يَرَوْنَ أَنَّهُ عَنَّهُ عَبْدُ اللهِ بْنُ عَمْرٍو قَالَ قَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ائْتِنِي غَدًا اَحءبُوكَ وَأُثِـيْبُكَ وَأَعْطِيْكَ حَتَّى ظَنَنءتُ أَنَّهُ يُعْطِينِي عَطِيَّة قَالَ إِذَا زَالَ النَّهَارُ فَقثمْ فَصَلّ أَرْبَـعَ رَكَعَاتٍ فَذَكَرَ نَحَوَهُ قَالَ ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَـكَ يَعْنِي مِنْ السَّجْدَةِ الثَّالِيَةِ فَاسْتَوِ جَالِسًا وَلاَ تَقثمْ حَتَّى تُسَبِّحَ عَشْرًا وَتَحْمَدَ عَشْرًا وَتُكَبِّرَ عَشْرًا وَتُهَلِّلَ عَشْرًا ثُمَّ تَصْنَعَ ذَلِكَ فِي الأَرْبَعِ الرَّكَعَاتِ قَالَ فَإِنَّكَ لَوْكُنْتَ أَعُظَمُ أَهْلِ الْـأَرْضِ ذَنْبًا غُفِرَ لَكَ بِذَلِكَ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ أَسْتَطِعْ أَنْ أُصَلِّيَهَا تِلْكَ الـسَّـاعَةَ قَالَ صَلِّهَا مِنْ اللَّيْـلِ وَالنَّهَار"Dari Abul Jauza', dia berkata, 'Telah bercerita kepadaku seorang laki-laki yang termasuk sahabat Nabi. 1386, pada akhir hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,فَلَوْ كَانَتْ ذُنُوْبُكَ مِثْلَ رَمْلِ عَالِجٍ غَفَرَهَا اللهُ لَكَ"Seandainya dosa-dosamu semisal buih lautan atau pasir yang bertumpuk-tumpuk, Allah mengampunimu.". Dan telah dishahihkan oleh sekelompok ulama, di antaranya al-Hafizh Abu Bakar al-Aajuri, Syaikh kami al-Hafizh Abul Hasan al-Maqdisi, semoga Allah merahmati mereka.
Syaikh Ali bin Hasan al-Halabi al-Atsari berkata mengomentari perkataan Ibnu Qudamah di atas, "Banyak ulama telah menshahihkan isnad hadits shalat tasbih, dan lihatlah (kitab al-Atsar al-Marfu'ah Fil Akhbar al-Maudhu'ah, hal. Adapun para ulama men-dha'if-kannya atau menyatakan bahwa hadits Salat Tasbih adalah palsu, karena tidak mendapatkan hadis yang kuat sanadnya.
Tondano (Minggu, 1 September 2019), Peringati tahun baru Islam 1441 Hijriah Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Klas IIB Tondano bersama Pegawai muslim berkumpul di Masjid At-Taubah Lapas Tondano untuk melaksanakan sholat tasbih serta mendengarkan tausiyah dari Ustad Husnan Kiay Demak. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa peringatan 1 Muharram merupakan momen untuk kita menyambut tahun baru islam maka sebagai manusia kita juga perlu untuk memperbaiki diri menjadi pribadi baru yang lebih baik dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT, beliau juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh WBP muslim serta pegawai yang turut hadir memperingati 1 Muharram 1441 Hijriah di Masjid At-Taubah.
Usai sholat tasbih dilaksanakan, selanjutnya ustad meyampaikan Tausiyah kepada jamaah yang hadir. Dalam tausiyahnya ustad menyampaikan tentang keutamaan sholat tasbih serta mengajak seluruh jamaah yang hadir untuk menjadikan 1 Muharram tidak hanya sebagai peringatan Tahun baru Islam melainkan sebagai kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik dan lebih dekat dengan Sang Pencipta dengan cara meningkatkan ketakwaan dan keimanan.
Ronal salah satu WBP menyatakan bahwa dirinya berharap agar dengan bergantinya tahun bisa membawa dia menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, “saya senang dengan kegiatan pembinaan yang dilaksanakan di Lapas Tondano antara lain peringatan tahun baru islam, dengan demikiran saya dan WBP lain bisa lebih mengintrospeksi diri setiap kali mendapatkan siraman rohani berupa tausiyah seperti siang ini” ujar Ronal. Setelah ustad selesai menyampaikan tausiyah, acara dilanjutkan dengan sholat zuhur bersama dan kegiatan peringatan tahun baru islam 1 Muharram 1441 Hijriah ditutup dengan doa bersama dan ramah tamah.