Shalat Tarawih Sebanyak 20 Rakaat Dilakukan Pada Masa Khalifah. Shalat tarawih 20 rakaat dilakukan sejak zaman khalifah Umar Bin Khattab. Dari Buku Saku Sukses Ibadah Ramadhan yang diterbitkan tahun 2017, beberapa tabiin meriwayatkan pengerjaan salat tarawih dengan jumlah 20 rakaat pada masa pemerintahan Umar bin Khattab . Artinya : “Shalat malam di bulan Ramadhan tidaklah dibatasi oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan bilangan tertentu.
Tatkala ‘Umar mengumpulkan manusia dan Ubay bin Ka’ab ditunjuk sebagai imam, dia melakukan shalat sebanyak 20 raka’at kemudian melaksanakan witir sebanyak tiga raka’at. Dalil naqli dari shalat tarawih 11 rakaat dapat disimak di brainly.co.id/tugas/17167690. Doa yg dibaca pada setiap selesai shalat tarawih dapat disimak di brainly.co.id/tugas/4279652.
HR Bukhari menyebutkan barang siapa beribadah di malam bulan Ramadan karena Iman kepada Allah dan mengharap pahala, maka ia dihapus dosanya yang telah lampau. Shalat tarawih delapan rakaat didasarkan atas Hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Aisyah.
Terdapat pula riwayat lain dari Ab Salamah Ibn Abd ar-Raman, bahwa ia bertanya kepada Aisyah mengenai shalat Rasulullah di bulan Ramadan. Beberapa tabiin meriwayatkan shalat tarawih dikerjakan dengan 20 rakaat pada masa pemerintahan Umar bin Khattab. Baca Juga: Bacaan Doa Ziarah Kubur Sesuai Sunnah Rasul Latin dan Artinya. Sedangkan Yahya bin Said al-Qathan menyatakan Umar memerintahkan seseorang menjadi imam salat Tarawih dengan umat Islam sebanyak 20 rakaat.
Setelah mengerjakan shalat tarawih biasanya dilanjutkan membaca Al-Quran di masjid secara bergantian dan saling menyimak, kegiatan ini disebut…. a. Ta … darus b. Tahsin c. Qiroah d. Tahfidz. Setelah mengerjakan shalat tarawih biasanya dilanjutkan membaca Al-Quran di masjid secara bergantian dan saling menyimak, kegiatan ini disebut….
a. Ta … darus b. Tahsin c. Qiroah d. Tahfidz.
Selain itu, keistimewan bulan Ramadan adalah diwajibkan bagi umat muslim untuk menjalankan puasa sebulan penuh, dan akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, seperti tercantum dalam hadis riwayat Bukhari. Di samping berpuasa ada satu ibadah Qiyamullail yang dimuliakan Allah SWT bagi umat muslim yaitu salat tarawih. Ada dalil salat tarawih yang dikerjakan dengan delapan rakaaat adalah hadis Nabi Muhammad SAW diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari Aisyah R.A. Dari Aisyah, istri Nabi SAW (diriwayatkan bahwa) ia berkata, "Pernah Rasulullah melakukan salat pada waktu antara setelah selesai Isya yang dikenal orang dengan ‘Atamah hingga Subuh sebanyak sebelas rakaat di mana beliau salam pada tiap-tiap dua rakaat, dan beliau salat witir satu rakaat [H.R Muslim].
Sementara, beberapa tabiin meriwayatkan pengerjaan salat tarawih dengan jumlah 20 rakaat pada masa pemerintahan Umar bin Khattab. Sedangkan Yahya bin Said al-Qathan menyatakan, "Umar memerintahkan seseorang menjadi imam salat Tarawih dengan umat Islam sebanyak 20 rakaat" (Riwayat Ibnu Abi Syaibah, al-Mushannaf, 2/163).
Ustaz Adi Hidayat menyampaikan, sedianya salat Tarawih merupakan bentuk pengabdian, ketundukan, dan kepatuhan hamba ke pada Sang Pencipta, Allah SWT. Ibadah ini hanya disediakan Allah pada bulan Ramadan. Bahkan ada rahasia keajaiban salat tarawih pada tiap-tiap malamnya.
Dihadiskan dengan sangat jelas, Allah SWT menyimpan pahala dan kenikmatan besar lainnya bagi yang menjalankan salat tarawih. Ustaz Adi Hidayat yang juga Direktur Quantum Akhyar Institute itu menyampaikan, melihat keterangan hadis dari Sayyidah Aisyah radhiyallau 'anha yang tercantum dalam kitab sahih Imam al-Bukhari tentang sifat salat malam nabi Muhammad SAW.
Di bulan yang penuh berkah, hikmah, dan ampunan ini, setiap amal kebaikan seorang muslim akan dilipatgandakan nilai pahalanya oleh Allah SWT. Tentunya, sangat rugi jika seseorang tidak memanfaatkan bulan ini dengan berlomba-lomba dalam mengerjakan amalan-amalan kebaikan sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ustaz Adi juga menyampaikan, amalan ini jika dikerjakan di malam Ramadan dan dilakukan dengan benar akan berpotensi menggugurkan seluruh dosa yang kita kerjakan. Menurut Hadis Abu Hurairah Radhiyallahu anhu "Barang siapa melakukan qiyam (lail) pada bulan Ramadan, karena iman dan mencari pahala, maka diampuni untuknya apa yang telah lalu dari dosanya.”. Sementara berdasarkan keterangan Ibn Umar Radhiyallahu anhuma, bahwa seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana salat malam itu?” Beliau menjawab “Yaitu dua rakaat-dua rakaaat, maka apabila kamu khawatir (masuk waktu) subuh, berwitirlah dengan satu rakaat. Sementara itu, beberapa tabiin meriwayatkan pengerjaan Salat Tarawih dengan jumlah 20 rakaat pada masa pemerintahan Umar bin Khattab.
Sedianya berdasarkan yang dikatakan Nabi SAW, Ustaz Adi menyatakan, salat tarawih itu tidak ada ketentuan khusus berapa jumlah rakaatnya.