Shalat Sunnah Istisqa' Termasuk Shalat Sunnah. Sholat ini dilakukan ketika terjadi kekeringan atau musim kemarau berkepanjangan sehingga sumur dan sungai menjadi kering. Sholat sunnah Istisqa boleh dilakukan berulang kali sampai Allah SWT menurunkan hujan ke bumi. "Karena Allah SWT menyukai orang-orang yang serius dalam berdoa," demikian tulis Syekh Wahbah. Abu Sakhi shalat sunnah Istisqo adalah sholat yang dilakukan untuk memohon hujan kepada Allah SWT.
Sholat ini dilakukan ketika terjadi kekeringan atau musim kemarau berkepanjangan sehingga sumur dan sungai menjadi kering. Sebelum melaksanakan shalat Istisqa kita dianjurkan untuk berpuasa selama tiga hari berturut-turut.
Kemudian, seluruh penduduk diminta untuk keluar rumah dan berkumpul di tempat yang lapang. Rakaat pertama melakukan takbir sebanyak 7 kali dilanjutkan membaca ta'awudz dan doa iftitah.
Artinya: Ya Allah, siramilah kami dengan hujan yang menyelamtkan, menikmatkan, menyenangkan, menyuburkan, mengalirkan ke segenap penjuru, banyak air dan kenaikan, memenuhi sungai-sungai dan selalu mengalir meratakan hingga hari kiamat.
Melansir dari buku 33 Macam Jenis Shalat Sunnah karya Muhammad Ajib, Lc., MA, dalam mazhab Al Hanafiyah dan Al Hanabilah, syarat sah dari sholat Idul Fitri dan sholat Idul Adha adalah dikerjakan dengan berjamaah. Artinya: "Aku berniat sholat Idul Adha dua rakaat [sebagai makmum / imam] karena Allah ta'ala.". Artinya, "Aku menyengaja sembahyang sunnah Idul Fitri dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai [sebagai makmum / imam] karena Allah SWT.". Selain itu, untuk tata cara mengerjakan sholat Id pada rakaat pertama takbir dibaca sebanyak tujuh kali. Menurut pendapat ulama, sholat ini disyariatkan pada bulan Jumadil Akhir tahun kelima hijriyah. Dilansir dari buku Panduan Lengkap Shalat Sunah Rekomendasi Rasulullah karya Zezen Zainal Alim, hukum sholat gerhana bulan adalah sunnah muakkad dan dikerjakan saat terjadi gerhana bulan pada malam hari setelah sholat isya.
Cara mengerjakannya dianjurkan berjamaah sebanyak 2 rakaat di dalam masjid dengan dua kali rukuk. Menurut buku Panduan Praktis dan Lengkap Menuju Kesempurnaan Salat karya Ustaz Abu Sakhi, hukum mengerjakan sholat istisqa adalah sunnah mu'akkad atau sangat dianjurkan.
Sholat Istisqa adalah shalat sunnah yang dilaksanakan untuk meminta kepada Allah SWT agar diturunkan hujan. Biasanya sholat ini dilakukan ketika terjadi kekeringan atau musim kemarau berkepanjangan sehingga tak ada sumber air lagi.
Artinya: Aku sengaja salat sunnah minta hujan dua rakaat (sebagai imam/makmum) karena Allah ta'ala. Sholat sunnah Istisqa terdiri dari dua rakaat, tanpa azan dan iqamah. Rakaat pertama melakukan takbir sebanyak 7 kali dilanjutkan membaca ta'awudz dan doa iftitah.
Menurut riwayat Imam As-Syafi'i, Abu Dawud, dan lainnya, doa meminta hujan ialah sebagai berikut:. Bahasa Latin: Allāhummasqinā ghaitsan mughītsan hanī'an marī'an (lan riwayat murī'an) ghadaqan mujallalan thabaqan sahhan dā'iman.
Ya Allah, sungguh kami memohon ampun kepada-Mu, karena Kau adalah maha pengampun.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak umat Islam menggelar shalat Istisqa guna menghadapi kekeringan di sejumlah daerah. Cara ini ditempuh mengacu dengan apa yang diteladankan Rasulullah SAW. Seperti diungkapkan laman Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Senin (13/10), secara harfiah definisi Istisqa’ artinya minta diturunkan hujan oleh Allah SWT untuk sejumlah negeri atau hamba-hambaNya yang membutuhkannya melalui shalat, berdoa dan beristighfar ketika terjadi kemarau. Waktunya kapan saja, kecuali waktu yang dilarang untuk shalat. Shalat Istisqa termasuk shalat sunnah yang sangat dianjurkan sekali (sunnah muakkadah), di mana Rasulullah saw pun telah melaksanakannya dan beliau juga memberitahukannya kepada orang-orang agar ikut serta untuk pergi ke tempat pelaksanaan shalat Istisqa. Oleh karena itu, apabila hujan sangat lama tidak turun dan tanah menjadi gersang, maka dianjurkan bagi kaum muslimin pergi ke tanah lapang untuk melaksanakan shalat Istisqa’ dua rakaat di pimpin seorang imam, memperbanyak do’a dan istighfar.
Dengan mengeraskan bacaan, rakaat pertama membaca surat Al-’Ala dan yang kedua dengan surat Al-Ghasiyah Selesai shalat Imam berkhutbah di hadapan manusia kemudian berdo’a kepada Allah agar diturunkan hujan. Selain shalat Istiqa ada cara lain yang bisa dilakukan, yakni tepat ketika akhir khutbah Jumat, khatib berdoa supaya minta diturunkan hujan. Sebagaimana sabda Nabi SAW, Dari Anas Ra bahwasanya seorang laki-laki masuk masjid pada Jum’at, sedangkan Rasulullah saw sedang berdiri berkhutbah, lalu laki-laki tadi berkata, “Wahai Rasulullah saw hartaku telah binasa, bekalku telah habis, maka berdo’alah kepada Allah agar menolong (menurunkan hujan) kepada kita, kemudian Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya dan berdo’a.".
Khutbah berisi anjuran untuk beristighfar (memohon ampun) dan merendahkan diri kepada Allah serta berkeyakinan bahwa permintaan akan dikabulkan oleh-Nya. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu ia berkata, "Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam ke luar dengan berpakaian sederhana, penuh tawaduk dan kerendahan.
Sehingga tatkala sampai di musala, dia naik ke atas mimbar, tetapi tidak berkhutbah sebagaimana khutbah kalian ini. Ayat ini menyebutkan bahwa doa memohon hujan dilakukan setelah melakukan pertaubatan dan permohonan ampunan kepada Allah. Selain itu, ayat ini juga menyebutkan manfaat dari permohonan tersebut yaitu bertambahnya kekuatan pada diri seseorang.
Menurut Yunahar syarat untuk melakukan shalat Istisqa harus diawali dengan pertaubatan terlebih dahulu. "Untuk melaksanakan Istisqa kita harus benar-benar tulus bertaubat atas kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat selama ini," kata Yunahar kepada Republika.co.id, Rabu (24/10). Lebih jauh Yunahar menyebutkan, shalat Istisqa sebaiknya diawali dengan menjalankan puasa tiga hari. Setelah itu, disunahkan pula untuk banyak bersedekah dan menghadirkan orang-orang miskin serta anak yatim.
Karena, selain manusia, musim kemarau juga berdampak kepada makhluk hidup lainnya seperti hewan ternak.