Shalat Sunnah Idul Adha Disyariatkan Pada Tahun. Kata “Id” selalu diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan ‘hari raya’, menurut etimologinya bermakna al-mausim (musim), disebut demikian karena setiap tahun berulang. Ibadah ini disyariatkan pada tahun pertama Nabi saw sampai di Madinah.

Tujuan shalat ‘Idul Adha dikerjakan lebih awal adalah agar orang-orang dapat segera menyembelih qurbannya. Tempat pelaksanaan shalat ‘Id lebih utama (afdhal) dilakukan di tanah lapang, kecuali jika ada udzur (halangan) seperti hujan. Hal ini sesuai dengan hadis dari Abu Sa’id al-Khudri sebagai berikut:. Rasulullah saw biasa keluar pada hari raya Fitri dan Adha menuju tanah lapang. Adapun bagi penduduk Makkah, sejak masa silam shalat ‘Id selalu dilakukan di Masjidil. Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: Bahwasanya Rasulullah Saw keluar pada hari Idul Adha atau Idul Fitri, lalu mengerjakan shalat ‘Id dua raka’at, beliau tidak mengerjakan shalat qabliyah maupun ba’diyah ‘Id.

Nabi Saw memulai khutbah dengan “hamdalah” (ucapan alhamdulillah) sebagaimana khutbah-khutbah beliau yang lainnya. Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’din ia berkata: Tidak pernah sama sekali aku melihat Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya berdoa di atas mimbar tidak pula di atas lainnya, namun aku melihat beliau mengisyaratkan telunjuknya dan menggenggam jari tengah dan ibu jari.

3 Macam Sholat Sunnah yang Dilaksanakan Secara Berjamaah

Shalat Sunnah Idul Adha Disyariatkan Pada Tahun. 3 Macam Sholat Sunnah yang Dilaksanakan Secara Berjamaah

Melansir dari buku 33 Macam Jenis Shalat Sunnah karya Muhammad Ajib, Lc., MA, dalam mazhab Al Hanafiyah dan Al Hanabilah, syarat sah dari sholat Idul Fitri dan sholat Idul Adha adalah dikerjakan dengan berjamaah. Artinya, "Aku menyengaja sembahyang sunnah Idul Fitri dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai [sebagai makmum / imam] karena Allah SWT.".

Selain itu, untuk tata cara mengerjakan sholat Id pada rakaat pertama takbir dibaca sebanyak tujuh kali. Dilansir dari buku Panduan Lengkap Shalat Sunah Rekomendasi Rasulullah karya Zezen Zainal Alim, hukum sholat gerhana bulan adalah sunnah muakkad dan dikerjakan saat terjadi gerhana bulan pada malam hari setelah sholat isya.

Menurut buku Panduan Praktis dan Lengkap Menuju Kesempurnaan Salat karya Ustaz Abu Sakhi, hukum mengerjakan sholat istisqa adalah sunnah mu'akkad atau sangat dianjurkan.

Inilah Waktu Sholat Idul Adha, Tata Cara dan Niat Shalat Idul Adha

Shalat Sunnah Idul Adha Disyariatkan Pada Tahun. Inilah Waktu Sholat Idul Adha, Tata Cara dan Niat Shalat Idul Adha

Jamaah melaksanakan salat Iduladha 1440 H di Jalan Leuwipanjang, Kelurahan Situsaeur, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Minggu (11/8/2019) pagi. Setelah salat id, dilanjutkan dengan menyembelih hewan kurban dan membagikan dagingnya kepada yang berhak.

Merujuk pada kebiasaan orang Indonesia, shalat Idul Adha digelar mulai pukul 07.00 waktu setempat. Baca: Amalan Sunnah Sebelum & Sesudah Sholat Idul Adha: Takbiran, Berangkat dan Pulang Lewat Jalan Berbeda.

Tempat yang lebih afdhol untuk melaksanakan salat Idul Adha adalah di tanah lapang, kecuali jika ada udzur seperti hujan. Dikutip dari bengkulu.kemenag.go.id, pelaksanaan shalat Idul Adha digelar dengan lebih dahulu dua rakaat kemudian khutbah.

Bolehkah Makan Sebelum Shalat Idul Fitri? Ini Anjurannya

Shalat Sunnah Idul Adha Disyariatkan Pada Tahun. Bolehkah Makan Sebelum Shalat Idul Fitri? Ini Anjurannya

Ada beberapa sunnah yang dianjurkan saat melaksanakan Shalat Idul Fitri. Lantas, makan dan minum lebih dahulu adalah hal yang dianjurkan sebelum menjalankan shalat Idul Fitri atau tidak ya?

Berdasarkan hadist yang diriwayatkan dari Anas radhiyallahu anhu, Rasulullah SAW tidak berangkat ke tempat shalat sebelum beliau memakan beberapa biji kurma dengan jumlah ganjil (yakni, memakannya dengan jumlah ganjil, seperti tiga, lima, tujuh, dan seterusnya). Kemudian, Said bin Musayyab radhiyallahu anhu meriwayatkan di dalam kitab al-Muwaththa' bahwa orang-orang diperintahkan makan terlebih dahulu sebelum pergi shalat Idul Fitri.

Ibnu Qudamah berkata, "Mengenai disunnahkannya makan terlebih dahulu pada hari Idul Fitri sebelum pergi ke tempat shalat, kami tidak menemukan adanya perselisihan (di antara ulama).". Buraidah meriwayatkan bahwa Nabi SAW tidak berangkat pada hari Idul Fitri sebelum makan terlebih dahulu, dan beliau tidak makan pada waktu Idul Adha kecuali setelah pulang (dari shalat id).

Semoga penjelasan sebelum shalat Idul Fitri boleh makan atau tidak bisa menambah wawasan kita ya!

Related Posts

Leave a reply