Shalat Sunnah Ba'diyah Isya 4 Rakaat. - Salah satu sholat sunnah yang dikerjakan oleh umat Islam adalah. Artinya: "Jika seorang hamba Allah SWT sholat demi allah SWT 12 raka'at (sunah) setiap hari, sebelum dan setelah sholat wajib, maka Allah SWT akan membangunkannya sebuah rumah di surga atau rumah akan dibangun untuknya di surga.
Aku tidak pernah absen melakukannya, sejak mendengarnya dari Rasulullah SAW.". Disebut sholat sunnah rawatib karena dikerjakan secara menetap dan terus-menerus. Merujuk pada suatu hadits riwayat yang berasal dari Aisyah ra. Pendapat ini merujuk pada salah satu hadits Nabi SAW, bahwa dianjurkan untuk mengerjakan sholat di antara adzan dan iqamah.
Disebutkan pula bahwa sholat ini dilakukan bagi siapa saja yang mau mengerjakannya. Artinya: "Aku niat sholat sunnah sebelum Isya dua rakaat karena Allah Ta'ala.".
Salat sunah rawatib yang dikerjakan sebelum salat fardu disebut dengan salat sunah Qobliyah. Hanya dengan melaksanakan salat sunah 2 atau 4 rakaat, kamu akan mendapatkan berbagai keutamaan yang sangat besar.
“Saya menginap di rumah bibiku Maimunah binti Haritsah istri Nabi sallallahu alaihi wa sallam. Bahkan Terdapat dalam hadits lain – meskipun ada sedikit lemahnya- bahwa Nabi sallallahu alahi wa sallam biasanya beliau menunaikan shalat empat rakaat setelah isya’. كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى الْعِشَاءَ رَكَعَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ ، وَأَوْتَرَ بِسَجْدَةٍ ، ثُمَّ نَامَ حَتَّى يُصَلِّيَ بَعْد صَلَاته بِاللَّيْلِ (رواه أحمد في المسند 26/34 طبعة مؤسسة الرسالة ، وضعفه محققو الطبعة لانقطاعه). Sementara para ahli fikih ulama Hanafiyah berpendapat memasukkan empat rakaat setelah isya’ ini termasuk sunah rowatib ba’diyah.
Akan tetapi yang Nampak – wallahu a’lam- ia adalah nafilah mutlak termasuk bilangan qiyamul lail. Sebagaimana yang dinamakan oleh Ibnu Qudamah dalam ‘Mugni, (2/96) sebagai shalat tatowu’ (sunah).
Terdapat keutamaan shalat empat rakaat setelah shalat isya’ lima hadits yang sampai kepada Nabi sallallahu alaihi wa sallam (Marfu) dan sepuluh atsar dari para shahabat, tabiin dari perkataan dan perbuatannya. Hadits pertama: dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:.
Dari jalan Tobroni diriwayatkan Abu Nu’aim dalam Musnad Abi Hanifah, (hal. Haitsami rahimahullah mengomentari, “Dalam sanadnya (silsilah rowi) ada yang lemah selain dituduh dengan kebohongan.” Selesai dari ‘Majma’ Zawaid, (2/40).
Syekh Albani rahimahullah mengomentari atas perkataan Tobroni ‘Ishaq (meriwayatkan) sendiri seraya mengatakan, “Beliau adalah Ibnu Yusuf Al-Wasithi, terpercaya. Seakan beliau tidak berani menyebutkan namanya menjaga dari keburukan para pengagum Hanafiyah pada zamannya.
Hadits kedua: dari Ibnu Abbas sampai kepada Rasulullah sallallahu alihi wa sallam beliau bersabda:. من صلى أربع ركعات خلف العشاء الآخرة ، قرأ في الركعتين الأوليين : ( قل يا أيها الكافرون ) و ( قل هو الله أحد ) ، وقرأ في الركعتين الأخريين (تنزيل السجدة) و ( تبارك الذي بيده الملك ) كتبن له كأربع ركعات من ليلة القدر .
Sanad (silsilah perowi) ini lemah disebaban Abu Farwah Yazid bin Sinan Ar-Rohawi. Hadits Ketiga: Dari Anas radhiallahu anhu berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:. “Siapa yang shalat empat rakaat sebelum zuhur, seperti dia melakukan tahajud waktu malamnya.
Tobroni mengomentari, hadits ini tidak diriwayatkan dari Robi’ bin Luthh kecuali Ammar Abu Hasyim. Albani rahimahullah mengatakan, “Lemah ….. Nahid bin Salim Al-bahili saya tidak mendapatkan biografinya. Dimana Haitsaimi mengomentari hadits ini seraya mengatakan, “Di dalamnya ada rowi Nahid bin Salim Al-Bahili dan lainnya. أمر النبي صلى الله عليه وسلم أصحابه أن يقرءوا (الم السجدة) ، و (تبارك الذي بيده الملك) فإنهما تعدل كل آية منهما سبعين آية من غيرهما ، ومن قرأهما بعد العشاء الآخرة كانتا له مثلهما في ليلة القدر " (رواه عبد الرزاق في " المصنف " 3/382).
“Nabi sallallahu alaihi wa sallam memerintahkan para shahabatnya membaca (Alif lam mim Sajdah) dan (Tabarokalladzi bi yadihi al-mulk). Siapa yang membacanya setelah isya’ terakhir, maka keduanya sama seperti di malam lailatul qadar.” (HR.
Yahya bin Abi Katsir termasuk generasi tabiin yunior wafat tahun (132 H) tidak mengetahui siapa yang membawa hadits ini. “Siapa yang shalat empat rakaat setelah isya’ tidak diputus diantaranya dengan salam. “Siapa yang shalat empat rakaat setelah isya’, hal itu seperti pada lailatul qadar.” (HR.
“Siapa yang shalat empat rakaat setelah isya’ akhir, sebelum keluar dari masjid. Akan tetapi Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah mengomentarinya, “Dia dari Muharib tidak diragukan lagi.
Sementara Harits bin Ziyad saya melihat dia tidak pernah disebutkan meriwayatkan dari Ibnu Umar.” (Al-Istar Bima’rifati Ruwatil Atsar, hal. “Siapa yang shalat empat rakaat setelah isya’ diperbaiki ruku’ dan sujudnya, maka sama seperti pada malam lailatul qadar. Dimana telah diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, Nasa’I, Daruqutni, Baihaqi dan lainnya.
Bagaimana lagi kalau hanya sekedar sampai shahabat saja (mauquf).” Selesai dari ‘Silsilah Ahadits Dhoifah, (Hadits n0. Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah di Mushonaf, (2/19) berkata kami diberitahukan Abu Ahwas dari Atho’ bin Saib.
“Siapa yang shalat empat rakaat setelah isya’ akhir, (pahalanya) seperti di malam lailatul qadar.” (HR. Atsar kedelapan: dari Imron bin Kholid Al-Khoza’I berkata, saya pernah duduk di Atho’ kemudian ada seseorang datang dan bertanya, “Wahai Abu Muhamad, sesungguhnya Towus menyangka bahwa siapa yang shalat isya’ kemudian setelahnya shalat dua rakaat, di rakaat pertama membaca ‘surat Sajdah’ dan rakaat kedua ‘surat Al-Mulk’ dia ditulis seperti berdiam malam lailatul qadar.
Atsar kesepuluh: dari Mujahid berkata, “Empat rakaat setelah isya’ terakhir posisinya seperti di malam lailatul qadar.” HR. Sementara hadits yang sampai kepada Nabi terkait dengan keutamaanya semuanya sangat lemah.
Ia termasuk qiyamul lail yang ada keutamaannya dalam Kitab dan Sunah dengan puluhan dalil. Sementara ungkapan ia menyamai shalat pada malam lailatul qadar ini termasuk permasalah yang masih didiamkan. dahulu biasanya Ka’ab terlalu luas dalam memberitahukan terkait dengan syariat ini. Syekh Albany rahimahullah berpendapat, dengan memberikan posisi atsar ini ‘Hukum rafa’ (sampai kepada Nabi)’ dimana diperbolehkan berhujah dengannya serta mengamalkannya.
Semua sanadnya shahih –kecuali Ka’b- ia meskipun hanya sampai para shahabat, tapi ia mendapatkan hukum rafa’ (sampai kepada Nabi) karena perkara ini tidak tidak dapat disampaikan semata dengan menggunakan logika sebagaimana yang Nampak.” (Silsilah Ahadits Dhoifah, no.
A. Sholat Sunnah Rawatib. Sholat sunnah rawatib adalah sholat sunnah yang dikerjakan mengiringi sholat fardhu. Sholat yang dilakukan sebelum sholat fardhu disebut sholat qobliyah. Sedangkan setelah sholat fardhu yakni sholat sunnah ba'diyah.
Sholat sunnah muakkad yakni sholat sunnah yang dikukuhkan untuk dikerjakan. Niat sholat sunnah rawatib sebelum zuhur:.
Niat shalat sunnah rawatib sesudah shalat zuhur. Niat sholat sunnah rawatib sebelum sholat subuh:.
Sholat sunnah ghairu muakkadah yaitu sholat sunnah yang tidak dikukuhkan untuk dikerjakan. Sholat ghairu rawatib yakni sholat sunnah yang terikat oleh waktu.
Jumlah rakaat ini yakni 2. Sholat Tahiyatul Masjid adalah sholat sunnah dua rakaat.
Sholat ini dilakukan pada saat masuk masjid sebelum duduk. Sholat istikharah adalah sholat sunnah yang dilakukan untuk mengambil keputusan.
Sholat istisqa' adalah sholat sunnah yang ditunaikan untuk memohon kepada Allah agar diturunkan air hujan. Jumlah rakaat sholat tahajud ada 11 rakaat. -Sholat hari raya dilakukan sebelum khotbah.
-Jumlah rakaat sholat dua rakaat. -Tidak ada azan dan iqomat pada sholat Hari Raya. -Khotbah hari raya dilakukan sesudah sholat. Jumlah rakaat yakni dua rakaat. Jumlah rakaat tidak ditentukan, dua rakaat atau lebih.
Rasulullah SAW yang dijamin masuk surga saja, tidak pernah meninggalkan salat sunnah Rawatib , meski dalam keadaan mukim. Beliau rajin menunaikannya sebagai bentuk kecintaannya pada Allah SWT. Artinya Allah Maha Besar 3.
Artinya : Ya Allah, jauhkan antara aku dan kesalahan kesalahanku, sebagaimana engkau menjauhkan antara timur dan barat. (3x) Artinya : Mahasuci Allah Yang Maha Agung dan Memujilah Aku kepada-Nya".
Dari Aisyah r.a bahwa Nabi SAW bersabda:" Dua raka'at fajar (salat sunah yang dikerjakan sebelum shubuh) itu lebih baik daripada dunia dan seisinya. ". Menurut beberapa penafsiran, makna dari hadits tersebut ialah ketenangan dan ketentraman.
Dari Ummu Habibah Radhiallaahu anha, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda, Barangsiapa yang menjaga empat rakaat sebelum Dhuhur dan empat rakaat sesudahnya, Allah mengharamkannya dari api Neraka.". Dari Ibnu Umar Radhiallaahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasalam bersabda: "Semoga Allah memberi rahmat bagi orang yang salat empat rakaat sebelum Ashar.".
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa tidak meninggalkan dua belas (12) rakaat pada shalat sunnah rawatib, maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga..." (HR.
"Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat adalah shalat fardu. Usholli Sunnatash Subhi Rok’ataini Qobliyatan Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala.
Artinya, "Aku niat mengerjakan salat sunah sebelum subuh 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.". Artinya: "Aku niat mengerjakan salat sunah sebelum zuhur 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.".
Ushalli Sunnatadh Dhuhri Rok’ataini Ba’diyah Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala. Artinya: "Aku niat mengerjakan salat sunah sesudah zuhur 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.".
Usholli Sunnatal Maghribi Rok’ataini Ba’diyah Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala. Artinya: "Aku niat mengerjakan salat sunah sesudah magrib 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.".
Usholi Sunnatal Isyaa’i Rok’ataini Ba’diyatta Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala. Artinya: "Aku niat mengerjakan salat sunah sesudah Isya 2 rakaat, menghadap Kiblat karena Allah Ta’ala.".