Shalat Idul Fitri Dan Idul Adha. Telah menjadi kebiasaan bagi wanita muslim Indonesia untuk melaksanakan ibadah shalat hari raya (shalat 'idul fitri atau 'idul adha). Sebenarnya, hukumnya sunah bagi wanita bershalat 'Id berjama'ah dirumahnya. Pertanyaan : Apakah di sunahkan bagi wanita untuk melaksanakan shalat ‘id secara berjama'ah di rumah mereka dan salah seorang dari mereka menjadi imam, atau muhrimnya, atau anak kecil yang sudah pandai? Disunahkan bagi wanita yang sudah tua untuk keluar melaksanakan shalat 'Id secara berjama'ah dengan mengenakan pakaian kesehariannya dan tanpa wangi-wangian dan membersihkan tubuhnya dengan air. Maksudnya bagi perempuan genit dan berhias/bersolek maka makruh untuk menghadiri shalat jama'ah ‘Id. Raulullah saw bersabda: “Laranglah wanita kalian memakai perhiasan dan berlagak genit di masjid, Seungguhnya bani Israil tidak dilaknat sampai perempuan-perempuan mereka memakai perhiasan dan begenit ria di masjid.”.

Di dalam zamwarij Ibn Hajar Al Hitami berkata: Bahwa sesuai kejelasan hadits-hadist ini perbuatan semacam itu termasuk dosa besar . Dan hal ini semestinya dipahami jika nyata-nyata menimbulkan fitnah .

Sedangkan jika hanya sebuah kehawatiran adanya fitnah maka hukumnya makruh, dan bila dengan beserta dugaan kuat adanya fitnah maka haram hukumnya tapi tidak termasuk dosa besar. Termasuk dosa besar juga adalah keluarnya wanita tanpa seizin suami untuk keperluan yang tidak mendesak secara syar'i.

Pemko Pariaman Laksanakan Shalat Idul Adha 1443 H di

Shalat Idul Fitri Dan Idul Adha. Pemko Pariaman Laksanakan Shalat Idul Adha 1443 H di

“Pemerintah pusat melalui sidang isbat telah menetapkan bahwa 10 Dzulhijah jatuh pada hari minggu tanggal 10 Juli 2022, maka Pemko Pariaman melaksanakan Takbiran pada tanggal 9 Juli 2022 dan Shalat Idul Adha 1443 H tanggal 10 Juli 2022 di Lapangan Merdeka Kota Pariaman”, terangnya. MA yang merupakan Dosen STAIPIQ padang dengan tema khotbah “Idul Adha, simbol ketauhidan, ubudiyyah dan muamalah, sementara untuk imamnya oleh Buya Yahya, S.AG”, sebutnya. Wako Genius Umar juga menjelaskan bahwa Shalat Idul Fitri kemarin yang seyogyanya digelar di Lapangan Merdeka, karena kondisi hujan, dipindahkan ke masjid terdekat. Namun, kita tetap merencanakan penyelenggaraan Shalat Idul Adha dan malam takbiran, dilaksanakan di Lapangan Merdeka Kota Pariaman. “Terkait cuaca yang tidak bisa ditebak nantinya, bila cuaca tidak mendukung, ada 5 masjid terdekat yang bisa menjadi tempat alternatif bila hujan, namun dipusatkan Shalat Idul Adha di Masjid Darul Ma'arif atau yang biasa disebut Masjid Tapi Air, Kelurahan Pondok II, Kecamatan Pariaman Tengah”, ulasnya. Lebih lanjut, Genius Umar juga menuturkan bahwa menyangkut perbedaan waktu penetapan Idul Adha yang terjadi antara Pemerintah dan Muhammadiyah, lanjut Genius Umar, tidak mengurangi semaraknya perayaan Idul Adha tahun ini.

“Perbedaan waktu Idul Adha seperti ini adalah sesuatu yang biasa terjadi. Jangan sampai perbedaan itu menjadikan umat Islam terpecah-belah dan tidak saling menghormati.

“Mudah-mudahan kegiatan ini bisa terlaksana dengan baik, lancar dan aman”, tutupnya.

Catat, Ini Tata Cara Salat Idul Adha

Shalat Idul Fitri Dan Idul Adha. Catat, Ini Tata Cara Salat Idul Adha

Meski pemerintah belum memastikan Hari Raya Iduladha 2021, namun berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri (Menag, Menaker, dan Menpan-RB) Nomor 281 Tahun 2021, Nomor 1 Tahun 2021, dan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2021 Iduladha akan diselenggarakan pada tanggal 20 Juli. Biasanya sholat ini dilakukan di tanah terbuka, mengingat banyak sekali jemaah yang hadir pada saat pelaksanaan salat Idul Adha.

Dilansir dari NU Online, jika dalam kondisi darurat seperti kasus penyebaran Covid-19 sekarang ini, pelaksanaan salat Idul Adha bisa dilaksanakan di rumah dan melibatkan sedikit jemaah. Adapun waktu pelaksanaan salat Idul Adha juga dilaksanakan setelah matahari terbit. Baca juga : Ini yang Harus Diperhatikan saat Memilih Hewan Kurban.

"Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta'ala.". Lalu, membaca kalimat tasbih seperti Subhanalloh wal hamdulillah wa laa ilaha illalloh wallohu akbar. Apabila Anda menjadi seorang makmum, cukup menyimak surat lainnya pada imam membacakan suratannya.

Setelah melaksanakan shalat Idul Adha, umat muslim disunahkan untuk mendengarkan khutbah.

10 Tata Cara Sholat Idul Fitri dan Idul Adha, Lengkap Dasar

Shalat Idul Fitri Dan Idul Adha. 10 Tata Cara Sholat Idul Fitri dan Idul Adha, Lengkap Dasar

Pada hari raya Idul Fitri, sebagai sebuah bentuk perayaan umat Islam akan bertemu dengan opor ayam dan ketupat di meja makan, setelah satu bulan penuh puasa. Begitu pula dengan perayaan Idul Adha, umat Islam akan menyembelih hewan qurban dan mengolah bersama keluarga atau pun kerabat terdekat.

Namun, sebelum melakukan perayaan jangan lupa untuk melakukan ibadah sholat idul Fitri dan idul Adha terlebih dahulu ya. Mengingat hukum solat Idul Fitri dan Idul Adha ialah sunnah muakkadah bagi setiap umat muslim, bahkan untuk wanita yang sedang berhalangan pun tetap dianjurkan untuk datang walaupun menjauhi tempat solat. “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami pada saat shalat ‘ied (Idul Fithri ataupun Idul Adha) agar mengeluarkan para gadis (yang baru beanjak dewasa) dan wanita yang dipingit, begitu pula wanita yang sedang haidh. Namun beliau memerintahkan pada wanita yang sedang haidh untuk menjauhi tempat shalat.” HR. Jangan sampai ada salah satu tata cara sholat idul fitri dan idul adha yang kamu lewati, hingga membuat ibadahmu kurang sempurna.

Salat Id

Shalat Idul Fitri Dan Idul Adha. Salat Id

Para ulama memiliki pendapat yang berbeda mengenai kedudukan tempat salat Id sebagai masjid. Mayoritas ulama berpendapat bahwa tempat salat Id tidak dapat dianggap sebagai masjid.

Pada hadis lain yang diriwayatkan oleh Ummu Athiyah, tempat pelaksanaan salat Id termasuk masjid. Pendapat ini didasari oleh perintah nabi Muhammad kepada para gadis yang telah dipingit untuk meninggalkan tempat salat Id.

Diriwayatkan dari Abi Umair bin Anas, diriwayatkan dari seorang pamannya dari golongan Anshar, ia berkata: Mereka berkata: Karena tertutup awan maka tidak terlihat oleh kami hilal Syawal, maka pada pagi harinya kami masih tetap berpuasa, kemudian datanglah satu kafilah berkendaraan di akhir siang, mereka bersaksi dihadapan Rasulullah saw.

Related Posts

Leave a reply