Shalat Idul Adha Di Rumah Muhammadiyah. Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah merilis Surat Edaran tentang Imbauan Perhatian, Kewaspadaan, dan Penanganan Covid-19, Serta Persiapan Menghadapi Idul Adha 2021. Dalam surat edaran tersebut, PP Muhammadiyah mengimbau agar pelaksanaan shalat Idul Adha di lapangan, masjid, atau fasilitas lain tidak dilaksanakan. "Hukum asal pelaksanaan shalat Idul Adha adalah sunah muakkadah dan dilaksanakan di lapangan," kata Muhammadiyah dalam surat edaran itu. Shalat Idul Adha di rumah merupakan tuntutan kondisi saat ini sekaligus memperhatikan riayatu al-masalih atau perwujudan kemaslahatan manusia, berupa perlindungan diri, agama, akal, keluarga, dan harta benda.

Bahkan, tak ada ancaman agama atas orang yang tidak melaksakan shalat Idul Adha karena hukumnya sunah. Khusus untuk penyembelihan hewan kurban kecil seperti kambing dan domba, sebaiknya disembelih di rumah masing-masing oleh tenaga profesional. Muhammadiyah menyebutkan, umat Islam yang mampu sebaiknya lebih mengutamakan bersedekah berupa uang daripada menyembelih hewan kurban.

Dalam surat edaran tersebut, PP Muhammadiyah juga meminta agar masjid dan mushala untuk dinonaktifkan terlebih dahulu dari segala kegiatan yang melibatkan jemaah. Tak lupa, Muhammadiyah mengajak seluruh warganya agar sama-sama berusaha mengatasi Covid-19 dengan tetap tinggal di rumah, kecuali untuk kepentingan yang sangat urgen.

Baca Juga: Menteri Agama keluarkan surat edaran soal pelaksanaan salat Idul Adha, ini isinya.

Surat Edaran PP Muhammadiyah: Salat Iduladha di rumah masing

Shalat Idul Adha Di Rumah Muhammadiyah. Surat Edaran PP Muhammadiyah: Salat Iduladha di rumah masing

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah merilis Surat Edaran tentang Imbauan Perhatian, Kewaspadaan, dan Penanganan Covid-19, Serta Persiapan Menghadapi Idul Adha 2021. Dalam surat edaran tersebut, PP Muhammadiyah mengimbau agar pelaksanaan shalat Idul Adha di lapangan, masjid, atau fasilitas lain tidak dilaksanakan.

"Hukum asal pelaksanaan shalat Idul Adha adalah sunah muakkadah dan dilaksanakan di lapangan," kata Muhammadiyah dalam surat edaran itu. Shalat Idul Adha di rumah merupakan tuntutan kondisi saat ini sekaligus memperhatikan riayatu al-masalih atau perwujudan kemaslahatan manusia, berupa perlindungan diri, agama, akal, keluarga, dan harta benda.

Khusus untuk penyembelihan hewan kurban kecil seperti kambing dan domba, sebaiknya disembelih di rumah masing-masing oleh tenaga profesional.

Muhammadiyah Minta Warga Salat Idul Adha di Rumah Masing

Shalat Idul Adha Di Rumah Muhammadiyah. Muhammadiyah Minta Warga Salat Idul Adha di Rumah Masing

Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah mengeluarkan surat edaran di masa pandemi virus Corona (COVID-19). Surat Edaran tersebut bernomor 05/EDR/I.0/E/2021 tentang Imbauan Perhatian, Kewaspadaan, dan Penanganan COVID-19, Serta Persiapan Menghadapi Idul Adha 1442 H/2021 M. Surat tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum Haedar Nashir, dan Sekretaris Agung Danarto pada 2 Juli 2021.

"Sebagai langkah pencegaan sebagai bagian dari kehati-hatian mencegah kemudaratan yang lebih besar akibat tingginya kasus positif COVID-19, masjid dan musala untuk sementara waktu agar dinonaktifkan terlebih dahulu dari segala aktivitas yang meliatkan jamaah," tulis edaran Muhammadiyah tersebut seperti dilihat detikcom, Jumat (2/7/2021). b. Salat Idul Adha di lapangan/masjid/tempat fasilitas umum sebaiknya ditiadakan atau tidak dilaksanakan.

d. Hukum ibadah kurban adalah sunah muakkadah, bagi muslim yang telah memilii kemampuan untuk berkurban dengan tata cara sesuai tuntutan Majelis tarjih dan tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. e. Pandemi COVID-19 menimbulkan masalah sosial ekonomi dan meningkatnya jumlah kaum duafa, karena itu sangat disarankan agar umat Islam yang mampu untuk lebih menguatamakan bersedekah berupa uang daripada menyembelih hewan kurban.

Tuntunan Menyambut dan Melaksanakan Shalat Idul Adha di Masa

Shalat Idul Adha Di Rumah Muhammadiyah. Tuntunan Menyambut dan Melaksanakan Shalat Idul Adha di Masa

Sedangkan salat Iduladha dikerjakan lebih awal adalah agar orang-orang dapat segera menyembelih kurban [Abu Bakr Jābir al-Jazāiri, Minhāj al-Muslim, hlm. Hal ini sejalan dengan pendapat Ibn Qudamah, yaitu karena pada hari Adha, umat Islam akan sibuk melakukan pemotongan hewan kurban (al-Mughnī: II/280). Dari ‘Abdullāh ibn Busr –seorang sahabat Rasulullah- (diriwayatkan) bahwasanya ia bersama orang-orang berangkat pada hari raya Idulfitri, atau Iduladha, kemudian ia keberatan dengan keterlambatan imam seraya mengatakan,seharusnya kita telah selesai pada saat ini, dan itu tatkala tasbih (duha) [HR Abū Dāwūd, Ibn Mājah dan aṭ-Ṭabrānī].

Dari Jābir ibn Samurah (diriwayatkan) ia berkata: Aku pernah melaksanakan salat Id (Idulfitri dan Iduladha) bersama Rasulullah saw bukan hanya sekali atau dua kali, ketika itu tidak ada azan maupun iqamah [HR Muslim]. Dari Wā’il ibn Ḥujr al-Ḥaḍramī(diriwayatkan) bahwa ia berkata: Saya melihat Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya ketika bertakbir [HR Aḥmad dan Abū Dāwūd]. Setelah selesai salat hendaklah imam berkhutbah satu kali, dimulai dengan “alḥamdulillāh” kemudian menyampaikan nasihat kepada para hadirin dan menganjurkan untuk berbuat baik. Dari Abū Sa’īd al-Khudrī (diriwayatkan) ia berkata: Nabi saw pada hari raya Fitri dan Adha Rasulullah saw pergi ke tempat salat.

Pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, untuk memperpendek waktu pertemuan massa sebagai salah satu upaya memutus rantai persebaran Covid-19, hendaknya khutbah dilaksanakan seringkas mungkin dengan durasi maksimal 10 menit.

Jaga Keselamatan Bersama, Idul Adha di Rumah Saja

Shalat Idul Adha Di Rumah Muhammadiyah. Jaga Keselamatan Bersama, Idul Adha di Rumah Saja

Umat Islam di Indonesia diimbau untuk melakukan ibadah Idul Adha 1442 Hijiriah di rumah saja demi mencegah penularan Covid-19. Shalat Idul Adha di rumah dilakukan demi menjaga keselamatan bersama.

Memuat data... JAKARTA, KOMPAS — Hari raya Idul Adha 1442 Hijriah yang jatuh pada Selasa (20/7/2021) dirayakan pada saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat Jawa-Bali belum berakhir.

Laju penularan Covid-19 juga masih tergolong tinggi dengan penambahan kasus harian lebih dari 50.000 orang. Karena itu, umat Islam di Indonesia diimbau untuk menjalankan shalat Idul Adha di rumah dan mengalihkan dana yang disiapkan untuk membeli hewan kurban untuk didonasikan kepada warga terdampak pandemi Covid-19. Imbauan itu disampaikan dua organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, jauh hari sebelum Idul Adha. Pengurus Besar NU, misalnya, telah mengeluarkan imbauan pada 9 Juli 2021, sementara Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada 2 Juli 2021.

HARI RAYA IDULADHA: Muhammadiyah Tetap Sarankan Shalat Id

Shalat Idul Adha Di Rumah Muhammadiyah. HARI RAYA IDULADHA: Muhammadiyah Tetap Sarankan Shalat Id

TEBET, AYOJAKARTA.COM – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyarankan agar umat Islam menyelenggarakan ibadah shalat Iduladha di rumah sama seperti yang dilakukan ketika Idulfitri. Organisasi Islam tersebut sudah menetapkan Hari Raya Iduladha jatuh pada 31 Juli.

Bahkan, surat edaran tersebut memandang shalat Iduladha di lapangan sebaiknya ditiadakan atau tidak dilaksanakan. “Bagi yang berada di daerah aman/tidak terdampak [zona hijau], salat Iduladha dapat dilakukan di lapangan kecil atau tempat/ruang terbuka di sekitar tempat tinggal dengan beberapa protokol yang harus diperhatikan.” Demikian salah satu pernyataan PP Muhammadiyah terkait dengan pelaksanaan shalat Iduladha.

Surat Edaran tersebut juga menjelaskan tetang puasa sunnah selama musim Haji dan imbauan tentang pelaksanaan ibadah kurban. Berdasarkan Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2020, Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan ini menyampaikan kembali hasil hisab Zulhijah 1441 H sebagai berikut:.

Salat Idul Adha di Rumah Disebut Tanda Akhir Zaman, Tokoh

Shalat Idul Adha Di Rumah Muhammadiyah. Salat Idul Adha di Rumah Disebut Tanda Akhir Zaman, Tokoh

PIKIRAN RAKYAT - Hamim Ilyas selaku Wakil Ketua Majels Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah buka suara menanggapi kabar yang sempat beredar soal salat Idul Adha yang dilakukan di rumah termasuk tanda akhir zaman. Pemerintah melalui Kementerian Agama mengatur agar wilayah yang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk melaksanakan salat Idul Adha 2021 di rumah.

Aturan itu tertuang dalam Surat Edaran Menag Nomor 17 Tahun 2021 tentang Peniadaan Sementara Peribadatan di Tempat Ibadah, Malam Takbiran, Shalat Idul Adha dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kurban Tahun 1442 Hijriah/2021 Masehi di wilayah PPKM Darurat. "Kami meminta takbiran dan salat Idul Adha di wilayah PPKM Darurat dilakukan di rumah masing-masing," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam konferensi pers.

Baca Juga: Berlaku Hari Ini, Masuk Jakarta Naik Kendaraan Pribadi Atau Transportasi Umum Wajib Punya STRP. Hamim Ilyas menceritakan, sempat beredar kabar di kalangan warga Muhammadiyah yang menyebutkan salat Idul Adha yang ditunaikan di rumah adalah tanda akhir zaman.

Jadi, salat Idul Adha di rumah saja dipandang sebagai akhir zaman,” ucap Hamim dikutip Pikiran-rakyat.com dari laman resmi Muhammadiyah pada 10 Juli 2021. Hamim kemudian mengisahkan bahwa pada zaman Nabi Muhammad SAW sahabat Anas bin Malik pernah diperintahkan untuk menunaikan salat Id di rumah ketika tidak bisa ikut salat Id di tanah lapang. Baca Juga: Hukum Kurban untuk Sekeluarga saat Idul Adha 2021, Lengkap dengan Niatnya. Pada masa pandemi Covid-19, salat Id ditiadakan itu tidak masalah atau dilaksanakan di rumah muslim masing-masing,” ucapnya.

Ketum Muhammadiyah : Salat Iduladha di Rumah Saja

Shalat Idul Adha Di Rumah Muhammadiyah. Ketum Muhammadiyah : Salat Iduladha di Rumah Saja

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengimbau masyarakat untuk melaksanakan salat Iduladha di rumah saja. Dia mengatakan rumah itu juga mushalla yang di dalamnya setiap muslim dapat beribadah sama khusyuknya, selain tempat membina Keluarga Sakinah dan membangun generasi Qurrota 'Ayunin.

"Semuanya bernilai ibadah dan ihsan di hadapan Allah, tidak kurang sesuatu apapun. Setiap hamba terbuka untuk kian dekat kepada-Nya dan berbuat baik bagi sesama.

Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan ada hukum Islam yang mengajarkan ketaatan. Dia memaparkan terdapat ketaatan terhadap Allah, Rasul, dan Ulil Amri alias pemerintah.

Hal ini terkait dengan pembatasan kegiatan Iduladha mengingat melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia. "Jadi Melindungi jiwa jadi sama sekali tidak ada pemerintah melarang orang beribadah tidak ada justru pemerintah menganjurkan semua umat khususnya umat muslim yang bentar lagi merayakan Iduladha untuk semakin rajin dalam beribadah semakin sering mendoakan negeri ini mendoakan dunia mendoakan umat manusia supaya terlepas dari pandemi Covid-19," katanya.

Darurat Covid-19, Fatwa Majelis Tarjih: Shalat Idul Adha di

Shalat Idul Adha Di Rumah Muhammadiyah. Darurat Covid-19, Fatwa Majelis Tarjih: Shalat Idul Adha di

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengeluarkan Edaran tentang Imbauan Perhatian, Kewaspadaan, dan Penanganan Covid-19, Serta Persiapan Menghadapi Iduladha 1442 H/2021 M. Salah satu poinnya yaitu Shalat Idul Adha di lapangan/masjid/tempat fasilitas umum sebaiknya ditiadakan atau tidak dilaksanakan. Majelis Tarjih PP Muhammadiyah seperti dalam Edaran tersebut menyarankan agar Salat Iduladha bagi yang menghendaki dapat dilakukan di rumah masing-masing bersama anggota keluarga dengan cara yang sama seperti salat Id di lapangan.

Nilai dasar ajaran Islam tentang perwujudan maslahat yang mengharuskan pelaksanaan perlindungan lima kepentingan pokok di antaranya adalah perlindungan jiwa (ḥifẓ an-nafs) dan dalam mewujudkan ḥifẓ an-nafs itu pelaksanaan salat Iduladha dalam kondisi Covid-19 sekarang ini dilakukan di rumah masing-masing. Hadis Nabi saw, هَذاَ عِيْدُناَ أَهْلَ اْلإِسْلاَمِ (‘Ini adalah hari raya kita, pemeluk Islam’) sebagaimana disebutkan oleh al-Bukhārī.

Meskipun sabab al-wurūd hadis ini adalah masalah menyanyi di hari raya, namun al-Bukhārī memegangi keumuman hadis ini, bahwa hari Id itu adalah hari raya umat Islam yang dirayakan dengan salat Id, sehingga orang yang tidak dapat mengerjakannya sebagai mana mestinya, yaitu di lapangan, dapat mengerjakannya di rumahnya. Pelaksanaan salat Iduladha di rumah tidak membuat suatu jenis ibadah baru.

Juga tidak dialihkan ke masjid karena halangannya adalah ketidakmungkinan berkumpulnya orang banyak di suatu tempat. Ketika dibolehkan salat Iduladha di rumah bagi yang menghendakinya, pertimbangannya adalah melaksanakannya dengan cara lain yang tidak biasa, yaitu dilaksanakan di rumah, karena dituntut oleh keadaan di satu sisi, dan di sisi lain dalam rangka mengamalkan bagian lain dari petunjuk agama itu sendiri, yaitu agar selalu memperhatikan riʻāyat al-maṣāliḥ, perwujudan kemaslahatan manusia, berupa perlindungan diri, agama, akal, keluarga, dan harta benda dan menjaga agar tidak menimbulkan mudarat kepada diri dan orang lain.

Dalam pandangan Islam, perlidungan diri (jiwa dan raga) sangat penting sebagaimana Allah menegaskan dalam Al-Qur’an, yang artinya “Barangsiapa mempertahankan hidup satu manusia, seolah ia memberi hidup kepada semua manusia” [QS al-Māidah (5): 32]. Menghindari berkumpul dalam jumlah banyak adalah upaya untuk memutus rantai pandemi Covid-19 dan berarti pula upaya menghindarkan orang banyak dari paparan virus korona yang sangat mengancam jiwa ini.

Muhammadiyah Imbau Masyarakat Salat Iduladha di Rumah

Shalat Idul Adha Di Rumah Muhammadiyah. Muhammadiyah Imbau Masyarakat Salat Iduladha di Rumah

KETUA Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengimbau masyarakat untuk salat Iduladha di rumah pada tahun ini. Melalui akun Twitter pribadinya @HaedarNs, Haedar menekankan bahwa angka kasus covid-19 di Tanah Air masih tinggi. "Rumah itu juga musala yang di dalamnya setiap Muslim dapat beribadah sama khusyuknya, selain tempat membina keluarga sakinah dan membangun generasi Qurrota Ayunin," ujar Haedar, Sabtu (17/7). Baca juga: Menag: Tidak Ada Salat Idul Adha di Masjid dan Takbiran Masa PPKM Darurat.

"Semuanya bernilai ibadah dan ihsan di hadapan Allah, tidak kurang sesuatu apa pun. Setiap hamba terbuka untuk kian dekat kepadanya dan berbuat baik bagi sesama, kehidupan pun makin bermakna," imbuhnya.

Related Posts

Leave a reply