Shalat Gerhana Matahari Nu Online. Karenanya, tidak ada khutbah bagi orang yang shalat sendirian juga bagi jamaah perempuan, (akan tetapi, pent) jika salah satu dari jamaah perempuan berdiri dan memberikan mauidlah, tidak apa-apa sebagaimana dalam khotbah shalat ‘ied,” (Lihat Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatus Syeikh Ibrahim Al-Baijuri, Indonesia, Darul Kutub Al-Islamiyyah, 1428 H/2007 M, juz I, halaman 438). Begitu juga sebaiknya sebelum melakukan shalat terlebih dahulu mandi karena merupakan salah satu yang disunahkan. Catatan: Naskah ini terbit pertama kali di NU Online pada 7 Maret 2016.
wbRedaksi Bahtsul Masail NU Online yang kami hormati, saya mau menanyakan bagaimana hukum shalat gerhana matahari dan tata cara pelaksanaannya. Pertanyaan ini saya ajukan mengingat menurut perhitungan tanggal 9 Maret akan ada gerhana matahari total.
Akan tetapi menurut Imam Malik dan Abu Hanifah shalat gerhana bulan dilakukan sendiri-sendiri dua rakaat seperti shalat sunah lainnya,” (Lihat Muhyiddin Syaraf An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, Kairo, Darul Hadits, 1431 H/2010 M, juz VI, halaman 106).Pendapat ini didasarkan pada firman Allah swt dan salah satu hadits Nabi saw. Jangan kalian bersujud pada matahari dan jangan (pula) pada bulan, tetapi bersujudlah kalian kepada Allah yang menciptakan semua itu, jika kamu hanya menyembah-Nya,” (QS Fushilat [41]: 37).“Sungguh, gerhana matahari dan bulan tidak terjadi sebab mati atau hidupnya seseorang, tetapi itu merupakan salah satu tanda kebesaran Allah ta’ala. Setelah shalat disunahkan untuk berkhotbah.Hal yang sebaiknya diperhatikan adalah dalam soal ruku’nya. Menurut keterangan yang terdapat dalam kitab-kitab fikih madzhab Syafi’i, pada ruku’ pertama membaca tasbih kira-kira lamanya sama dengan membaca seratus ayat surat Al-Baqarah, sedang ruku’ kedua kira-kira delapan puluh ayat.Begitu seterusnya dalam rakaat kedua. Dengan kata lain, sujud pertama dalam rakaat pertama membaca tasbih lamanya kira-kira seratus ayat surat Al-Baqarah dan untuk sujud kedua kira-kira lamanya sama dengan membaca delapan puluh ayat.Sedang sujud pertama dalam rakaat kedua lamanya kira-kira sama dengan membaca tujuh puluh ayat surat Al-Baqarah, dan sujud kedua dalam rakaat kedua lamanya sama dengan membaca lima puluh ayat. Shalat gerhana matahari sunah dilaksanakan secara berjamaah dan diseru dengan ungkapan ash-shalâtu jâmi’ah.
Namun jika shalat sunah gerhana matahari dilakukan sendirian, tidak perlu ada khotbah.
Masyarakat Muslim di Indonesia disunnahkan untuk melaksanakan shalat gerhana bulan (khusuful qamar), kecuali yang berada di Pulau Sumatra, Banten, DKI Jakarta, maupun Jawa Barat. Namun, bagi masyarakat Muslim yang berada di luar wilayah tersebut disunnahkan untuk melaksanakan shalat gerhana bulan dua rakaat.
Setelah itu, disunnahkan juga untuk mengerjakan dua khutbah. Sebab, bacaan fatihah dan ruku yang dilakukan pada shalat gerhana ini dua kali di setiap rakaatnya.
Pada i’tidal pertama ini tidak membaca doa i’tidal, namun membaca Surat Al-Fatihah kembali diikuti dengan bacaan surat Al-Qur’an kembali. Shalat gerhana ini juga boleh diringkas yakni dengan hanya membaca Surat Al-Fatihah saja sebanyak empat kali pada dua rakaat tersebut tanpa surat panjang seperti yang dianjurkan.
Dalil yang menganjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah gerhana ialah firman Allah ﷻ dalam Al-Qur’an, yaitu:. Hukum dan Waktu Shalat Gerhana Matahari.
Sedangkan waktu pelaksanaan shalat gerhana matahari sebagaimana yang dijelaskan oleh Habib Zain bin Ibrahim bin Smith ialah mulai dari awal perubahan matahari sampai sinarnya terang kembali, atau sampai terbenamnya matahari meskipun masih dalam keadaan gerhana. Artinya, jika matahari sudah kembali normal, atau masih gerhana namun sudah terbenam, maka waktu disunnahkannya shalat gerhana sudah tidak ada (Habib Zain bin Smith, Taqriratus Sadidah fil Masailil Mufidah, [Darul Mirats an-Nabawi], 2003, h. 347).
Dalam kitab Syarah Yaqutun Nafis disebutkan bahwa shalat gerhana bisa dilakukan dengan salah satu dari tiga cara, yaitu:. Teknis pelaksanaan shalat gerhana matahari dengan cara yang pertama adalah sebagaimana shalat biasanya yang terdiri dari dua rakaat, yaitu dimulai dengan niat.
Artinya, “Saya niat shalat sunnah gerhana matahari dua rakaat karena Allah ta’âla.”. Adapun teknis pelaksanaan shalat gerhana dengan cara yang kedua yaitu melaksanakan shalat dengan cara dua rakaat dengan dua kali berdiri dan dua kali ruku’.
Begitupun dengan teknis yang ketiga, sebenarnya cara yang ini sama dengan cara yang kedua, hanya saja yang membedakan adalah bacaan-bacaannya dalam pelaksanaan shalat, yaitu:. Setelah membaca surat al-Fatihah pada rakaat yang pertama, ia membaca surat al-Baqarah.
Disunnahkan untuk tidak mengeraskan bacaan-bacaannya dalam shalat. Anjuran khutbah ini tidak berlaku bagi orang yang melakukan shalat gerhana secara sendiri. Menurut Habib Ibrahim bin Smith, hikmah disyariatkannya shalat gerhana adalah sebagai peringatan kepada orang-orang yang menyembah dan mempertuhankan matahari dan bulan, bahwa kedua benda langit itu tidak memiliki daya dan kekuatan apa pun, tidak bisa mendatangkan kebaikan dan keburukan, tidak pula memberikan manfaat dan mudarat.
Namun demikian, ada baiknya warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin hendaknya mengetahui terkait hukum dan tata cara ibadah yakni shalat gerhana matahari. Mayoritas ulama menyatakan bahwa hukum menjalankan shalat gerhana baik gerhana matahari maupun gerhana bulan adalah sunah muakkadah.
Artinya: Menurut kesepakatan para ulama (ijma`) hukum shalat gerhana matahari dan gerhana bulan adalah sunah muakkadah. Akan tetapi menurut Imam Malik dan Abu Hanifah shalat gerhana bulan dilakukan sendiri-sendiri dua rakaat seperti shalat sunah lainnya.
Artinya: Sungguh, gerhana matahari dan bulan tidak terjadi sebab mati atau hidupnya seseorang, tetapi itu merupakan salah satu tanda kebesaran Allah Taala. Demikian pula pada rakaat kedua, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua. Ruku’ yang pertama dalam rakaat pertama lebih panjang dari yang kedua. Dengan kata lain, sujud pertama dalam rakaat pertama membaca tasbih lamanya kira-kira seratus ayat surat Al-Baqarah dan untuk sujud kedua kira-kira lamanya sama dengan membaca delapan puluh ayat. Sedang sujud pertama dalam rakaat kedua lamanya kira-kira sama dengan membaca tujuh puluh ayat surat Al-Baqarah, dan sujud kedua dalam rakaat kedua lamanya sama dengan membaca lima puluh ayat. Karenanya, sujud yang pertama itu panjangnya seperti ruku’ yang pertama begitu seterusnya.
Disunahkan meninggikan suara ketika membaca surat dalam shalat gerhana bulan, bukan gerhana matahari bahkan memelankan bacaan suratnya karena shalat gerhana matahari merupakan shalat sunah yang dilakukan siang hari. Namun jika shalat sunah gerhana matahari dilakukan sendirian, tidak perlu ada khutbah. Karenanya, tidak ada khutbah bagi orang yang shalat sendirian juga bagi jamaah perempuan, (akan tetapi, pent) jika salah satu dari jamaah perempuan berdiri dan memberikan mauidlah, tidak apa-apa sebagaimana dalam khutbah shalat id.
Disarankan sebaiknya ruku’ dan sujud dalam shalat gerhana dipanjangkan sebagaimana penjelasan di atas, tetapi jika tidak juga tidak apa-apa. Begitu juga sebaiknya sebelum melakukan shalat terlebih dahulu mandi karena merupakan salah satu yang disunahkan.
و) القسم الثاني من النفل ذي السبب المتقدم وهو ما تسن فيه الجماعة صلاة (الكسوفين) أي صلاة كسوف الشمس وصلاة خسوف القمر وهي سنة مؤكدة. Ini adalah shalat sunah yang sangat dianjurkan,” (Lihat Syekh Nawawi Banten, Nihayatuz Zein, Bandung, Al-Maarif, tanpa keterangan tahun, halaman 109). Hanya saja bedanya, setiap rakaat shalat gerhana bulan dilakukan dua kali rukuk.
Sebelum shalat ada baiknya imam atau jamaah melafalkan niat terlebih dahulu sebagai berikut:. Artinya, “Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT.”. Adapun secara teknis, shalat sunah gerhana bulan adalah sebagai berikut:.
14.Imam atau orang yang diberi wewenang menyampaikan dua khutbah shalat gerhana dengan taushiyah agar jamaah beristighfar, semakin takwa kepada Allah, tobat, sedekah, memerdekakan budak (pembelaan terhadap kelompok masyarakat marjinal), dan lain sebagainya. Artinya, “Kalau seseorang membatasi diri pada bacaan Surat Al-Fatihah saja, maka itu sudah memadai. Tetapi kalau seseorang membatasi diri pada bacaan surat-surat pendek setelah baca Surat Al-Fatihah, maka itu tidak masalah.
Tujuan mencari bacaan panjang adalah mempertahankan shalat dalam kondisi gerhana hingga durasi gerhana bulan selesai,” (Lihat Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I’anatut Thalibin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz I, halaman 303). Demikian tata cara shalat gerhana bulan berdasarkan keterangan para ulama.
Pada Rabu 26 Mei 2021 bakal ada gerhana bulan total yang dapat disaksikan masyarakat Indonesia. Adanya fenomena gerhana bulan yang dalam bahasa Arab disebut 'khusuf', umat Islam disunahkan mengerjakan shalat sunah dua rakaat atau shalat sunah khusuf. "Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT.".
Shalat gerhana ini juga boleh diringkas yakni dengan hanya membaca Surat Al-Fatihah saja sebanyak empat kali pada dua rakaat tersebut tanpa surat panjang seperti yang dianjurkan. Setelah rangkaian shalat, dianjurkan imam menyampaikan dua khutbah shalat gerhana dengan taushiyah agar jamaah beristighfar, semakin takwa kepada Allah, tobat, sedekah, memerdekakan budak (pembelaan terhadap kelompok masyarakat marjinal), dan lain sebagainya.
وقالت الحنفية صلاة الخسوف ركعتان بركوع واحد كبقية النوافل وتصلى فرادى، لأنه خسف القمر مرارا في عهد الرسول ولم ينقل أنه جمع الناس لها فيتضرع كل وحده، وقالت المالكية: ندب لخسوف القمر ركعتان جهرا بقيام وركوع واحد كالنوافل فرادى في المنازل وتكرر الصلاة حتى ينجلي القمر أو يغيب أو يطلع الفجر وكره إيقاعها في المساجد جماعة وفرادى. Gerhana bulan merupakan fenomena alam yang menjadi tanda kebesaran Allah SWT.
Syekh Hasan Sulaiman Nuri dan Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki menyebutkan tata cara shalat gerhana bulan menurut Madzhab Hanafi dan Madzhab Maliki dalamsebagai berikut:Artinya, “Kalangan Hanafi mengatakan, shalat gerhana bulan itu berjumlah dua rakaat dengan satu rukuk pada setiap rakaatnya sebagai shalat sunah lain pada lazimnya, dan dikerjakan secara sendiri-sendiri. Kalangan Maliki menganjurkan shalat sunah dua rakaat karena fenomena gerhana bulan dengan bacaan jahar (lantang) dengan sekali rukuk pada setiap kali rakaat seperti shalat sunah pada lazimnya, dikerjakan sendiri-sendiri di rumah. Shalat itu dilakukan secara berulang-ulang sampai gerhana bulan selesai, lenyap, atau terbit fajar. Kalangan Maliki menyatakan makruh shalat gerhana bulan di masjid baik berjamaah maupun secara sendiri-sendiri,” (Lihat Syekh Hasan Sulaiman Nuri dan Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki,, Beirut, Darul Fikr, cetakan pertama, 1996 M/1416 H, juz I, halaman 114).Sebelum shalat ada baiknya seseorang melafalkan niat terlebih dahulu sebagai berikut:Artinya, “Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat karena Allah SWT.”Adapun secara teknis, shalat sunah gerhana bulan sendirian menurut Madzhab Hanafi dan Madzhab Maliki adalah sebagai berikut:1. Tetapi kalau seseorang membatasi diri pada bacaan surat-surat pendek setelah baca Surat Al-Fatihah, maka itu tidak masalah,” (Lihat Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi,, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz I, halaman 303).Selagi gerhana bulan berlangsung, maka kesunahan shalat sunah gerhana bulan tetap berlaku.
Setelah beberapa waktu lalu terjadi fenomena Gerhana Bulan Total pada 26 Mei 2021, pada 10 Juni yang akan datang, akan terjadi kembali fenomena alam yang jarang terjadi yakni Gerhana Matahari Cincin. “Sedangkan sebagian Amerika timur, sebagian besar Eropa dan Asia utara menjadi daerah penumbra yang menyaksikan gerhana sebagian pada puncak gerhana,” jelasnya dalam keterangan tertulis kepada NU Online, Kamis (6/3).
Fase puncak gerhana akan terjadi pada pukul 17:41:54 WIB. Menyikapi fenomena gerhana matahari yang dalam bahasa Arab dinamakan kusufus syamsi ini, umat Islam disunahkan melaksanakan shalat sunah gerhana matahari.
Adapun tata cara shalat gerhana yang dilakukan sebanyak dua rakaat ini kurang lebih sama dengan shalat gerhana bulan. Ruku yang pertama dalam rakaat pertama lebih panjang dari yang kedua. Setelah shalat, disunahkan untuk melanjutkan dengan dua khutbah.
Jika shalat sunah gerhana matahari dilakukan sendirian, tidak perlu ada khutbah.
Dikutip dari laman Edukasi Lapan, Andi Pangerang, Pusrissa Badan Riset dan Inovasi Nasional, OR-PA BRIN menjelaskan bahwa bulan akan tertutup umbra bumi sebanyak 97,85 persen. Gerhana bulan sebagian ini terjadi dekat dengan gugus Pleaides pada konstelasi Taurus. "Seluruh Indonesia tidak dapat menyaksikan fase Awal Penumbra dikarenakan bulan masih di bawah ufuk dan belum terbit," tulis Andi Pangerang, Rabu (17/11/2021). Fase puncak ini bisa diamati dari arah Timur-Timur Laur dekat dengan gugus Pleaides konstelasi Taurus. fase ini bisa diamati pada arah Timur-Timur Laur dekat dengan gugus Pleaides konstelasi Taurus.