Setiap Rakaat Shalat Kita Melakukan. Kitab-kitab tafsir banyak tersedia dengan mudah, tidak ada satupun dari pengarangnya yang berkata demikian. 2- Allah Ta'ala dalam Al-Quran hanya menyebutkan perintah sekali saja terkait sujud kepada Adam, kemudian Dia memberitakan bahwa para malaikat seluruhnya bersujud kepada Adam kecuali Iblis yang berasal dari bangsa jin, dia menyimpang dari perintah tuhannya, membangkang lagi sombong.
Dia adalah dari golongan jin, Maka ia mendurhakai perintah Tuhannya.". Tidak ada kaitannya antara sujud orang yang shalat dengan sujudnya malaikat terhadap Adam alaihissalam. Hendaknya diketahui bahwa Allah mengharamkan seseorang berbicara tentang agama tanpa ilmu. Hati-hati, jangan berbicara tentang sesuatu yang dirinya tidak memiliki ilmu tentangnya, sehingga dapat menyebabkan keluar dari agama atau termasuk orang yang memberatkan diri.".
Syamsudin Noor, S.Ag dalam bukunya 'Mengungkap Rahasia Sholat Para Nabi' menjelaskan bahwa rukun sholat adalah unsur-unsur sholat yang wajib dikerjakan dengan sempurna. Apabila rukun sholat itu ada yang tertinggal atau sengaja ditinggalkan maka tidak sah sholat fardhunya. Bila salah satu dari rukun itu rusak atau tidak dikerjakan, maka seluruh rangkaian ibadah sholat menjadi tidak sah. Niat ini diucapkan dalam hati ketika takbiratul ihram. Tumaninah ketika ruku'. Duduk di antara dua sujud.
Tumaninah ketika duduk di antara dua sujud. Jika ia meninggalkan rukun selain takbiratul ihram dengan sengaja maka sholatnya tidak sah.
Jika ia meninggalkan rukun sholat selain takbiratul ihram karena lupa maka ia tidak terlepas dari keadaan-keadaan berikut:. Kedua, jika ia belum melaksanakan rukun yang ditinggalkannya pada rakaat kedua maka ia wajib kembali ke rukun yang ditinggalkan tersebut dan berkewajiban melanjutkan serta melakukan sujud sahwi setelah salam. Ketiga, jika ia teringat dengan rukun sholat yang tertinggal setelah sholat namun jarak waktunya masih dekat dan belum dipisahkan oleh jarak waktu yang lama seperti orang yang lupa rukuk dan sujud maka ia mengulangi satu rakaat yang sempurna termasuk tasyahud akhir dan memberi salam kemudian sujud sahwi dan memberi salam.
Maka tak heran, jika saat shalat pun, kita terkadang lupa atau ragu tentang jumlah rakaat yang telah dikerjakan. Apa yang harus kita lakukan jika terjadi hal seperti ini? Dan, jika sebelumnya ia pernah ragu-ragu dalam shalatnya, hendaklah direnungkannya sejenak, kemudian melakukan menurut persangkaannya yang lebih kuat.
Sesudah menyelesaikan dua sujud, ia harus menetapkan atas jumlah yang lebih banyak dan menyempurnakan shalat, kemudian shalat ihtiyath dua rakaat sambil duduk atau satu rakaat sambil berdiri.
Rukun salat adalah bacaan dan gerakan yang wajib dilakukan saat menjalankan salat. Sehingga rukun salat adalah pilar-pilar yang membentuk salat secara keseluruhan.
Jika rukun salat tidak dipenuhi karena lupa atau tidak tahu, maka wajib melakukan rukun yang tertinggal, sujud sahwi atau, mengulang salat kembali. Sujud sahwi merupakan sujud pada akhir salat yang dilakukan saat meninggalkan salah satu rukun salat karena lupa.
Berikut 13 rukun salat yang wajib dipenuhi saat salat. Rukun pertama adalah salat dengan berdiri bagi yang mampu. Bacaan niat umumnya mencakup nama salat yang dikerjakan, jumlah rakaat, dan melakukannya karena Allah SWT.
Setelah itu, rukuk wajib dilakukan dengan tuma'ninah atau tidak tergesa-gesa. Setelah iktidal, lakukan sujud dengan tuma'ninah.
Pada setiap rakaat setelah sujud pertama, harus melakukan duduk di antara dua sujud sebelum sujud yang kedua. Di rakaat terakhir salat, setiap orang harus melakukan duduk tasyahud akhir sebelum salam.
Tertib adalah rukun ke-13 atau yang terakhir.
Kalimat bilal itu, sebagaimana juga diucapkan setelah selesai salam ke-9 dan ke-10, begitu juga sebelum melakukan shalat witir, sesungguhnya bersinggungan dengan hadis riwayat Imam Bukhari dari ‘Abd Allah ibn ‘Amr ibn al-‘As ra. Setelah selesai salam yang ke-1 dari dua rakaat shalat tarawih yang dilakukan, maka bilal mengucapkan kalimat “fad}lan minalla>hi wa ni’mah, wamaghfiratan wa rah}mah”.
Bahkan pada kitab al-mustadrak ‘ala> al-s}ah}i>h}ayn karya Imam al-Hakim pada ba>b tafsi>r surat al-h}ujura>t terdapat hadis riwayat Abu al-Darda’, bahwa kalimat di atas sebagai gambaran kecintaan Allah untuk menanamkan keimanan pada hati orang-orang mukmin dan kebencian Allah terhadap kekafiran, kefasikan dan kemaksiatan, semua itu hanyalah anugerah dan nikmat dari Allah semata. Setelah selesai salam yang ke-2 dari dua rakaat shalat tarawih yang dilakukan, maka bilal mengucapkan kalimat “al-khali>fat al-awwal sayyiduna> Abu> Bakrin al-shiddi>q”.
Setelah selesai salam yang ke-3 dari dua rakaat shalat tarawih yang dilakukan, maka bilal mengucapkan kalimat “fad}lan minalla>hi wa ni’mah, wamaghfiratan wa rah}mah”, Setelah selesai salam yang ke-4 dari dua rakaat shalat tarawih yang dilakukan, maka bilal mengucapkan kalimat “al-khali>fat al-tha>ni sayyiduna> ‘Umar ibn al-Khat}t}a>b”, Setelah selesai salam yang ke-5 dari dua rakaat shalat tarawih yang dilakukan, maka bilal mengucapkan kalimat “fad}lan minalla>hi wa ni’mah, wamaghfiratan wa rah}mah”, Setelah selesai salam yang ke-6 dari dua rakaat shalat tarawih yang dilakukan, maka bilal mengucapkan kalimat “al-khali>fat al-tha>lith sayyiduna> ‘Uthman ibn ‘Affa>n”, Setelah selesai salam yang ke-7 dari dua rakaat shalat tarawih yang dilakukan, maka bilal mengucapkan kalimat “fad}lan minalla>hi wa ni’mah, wamaghfiratan wa rah}mah”, Setelah selesai salam yang ke-8 dari dua rakaat shalat tarawih yang dilakukan, maka bilal mengucapkan kalimat “al-khali>fat al-ra>bi’ sayyiduna> ‘Aly ibn Abi T{a>lib”, Setelah selesai salam yang ke-9 dari dua rakaat shalat tarawih yang dilakukan, maka bilal mengucapkan kalimat “A
Dengan demikian, menurut penulis, macam bacaan dan dzikir dengan dipandu langsung oleh bilal setiap selesai dua rakaat dalam salat tarawih tidak termasuk perbuatan bid’ah, karena masih termasuk dalam perintah Rasul Allah saw. Karena sesungguhnya shalat tarawih adalah shalat yang menggunakan istirahat (ra>h}at), dan istirahat pada zaman sahabat di Masjid al-Haram adalah melakukan thawaf, bahkan karena di Masjid al-Nabawi Madinah tidak bisa melakukan thawaf, maka jumlah rakaat shalat tarawih ditambah menjadi 36 rakaat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sholat dhuha merupakan salah satu sunnah yang utama menyambut waktu pagi. Namun, Rasulullah juga menambah berapa pun rakaat sholat Dhuha sesuai dengan kehendak Allah SWT. “Dari Aisyah RA, dia berkata bahwa Rasulullah SAW biasa sholat dhuha empat rakaat.
Namun para ulama berbeda pendapat dalam menentukan jumlah maksimal rakaat sholat Dhuha. عن أم هانئ رضي الله عنها: أنها رأت النبي ﷺ يومَ الفتحِ صلَّى سُبحةَ الضُّحى ثمانيَ ركعاتٍ يسلِّمُ من كلِّ ركعتينِ.
Dari Ummu Haani’ RA beliau berkata, “Sesungguhnya Nabi SA pada saat pembebasan kota Makkah melakukan sholat Dhuha delapan rakaat, dan beliau salam setiap dua rakaat.” (HR Abu Dawud).
Seperti yang telah dijelaskan dalam beberapa hadits bahwa sujud sahwi dilakukan dengan dua kali. Cara melakukan sujud sahwi sebelum salam dijelaskan dalam hadits 'Abdullah bin Buhainah,. Ketika itu beliau bertakbir pada setiap akan sujud dalam posisi duduk.
Cara melakukan sujud sahwi sesudah salam dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah,. “Kemudian beliau pun shalat satu rakaat (menambah raka’at yang kurang tadi).