Sejarah Shalat Tarawih Nu Online. Pada hari ketiga atau keempat, jamaah sudah berkumpul (menunggu Nabi) tapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam justru tidak keluar menemui mereka. Hingga akhirnya, saat melihat antusiasme yang begitu tinggi dari sahabat-sahabat beliau, Nabi justru mengurungkan niatnya datang ke masjid pada hari ketiga atau keempat. Kedua, mungkin beliau takut timbulnya salah persepsi di kalangan umat bahwa shalat tarawih wajib karena merupakan perbuatan baik yang tak pernah ditinggalkan Rasulullah.

Artinya: “Dari Sa’ib bin Yazid, ia berkata, ‘Para sahabat melaksanakan shalat (tarawih) pada masa Umar ra di bulan Ramadhan sebanyak 20 rakaat,” (HR. Hadits tersebut menunjukkan kredibilitas Sayyidina Umar yang mendapat “stempel” langsung dari Rasulullah, sehingga mustahil beliau berbuat penyimpangan, apalagi dalam hal ibadah.

Artinya: “Dari Hudzaifah radliyallahu ‘anh, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ikutilah dua orang setelahku, yakni Abu Bakar dan Umar,” (HR Turmudzi). Catatan: Naskah ini terbit pertama kali di NU Online 23 Juli 2012 19:12, ditulis oleh KH Abdul Nashir Fattah, Rais Syuriyah PCNU Jombang.

Mengapa Jumlah Rakaat Tarawih Berbeda-beda? Ini

Salah satu perdebatan yang muncul tiap bulan Ramadhan adalah polemik jumlah rakaat shalat Tarawih. Mulanya pemahaman akan adanya shalat tarawih di bulan Ramadhan ini adalah bentuk riil dari hadits Nabi:. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim, disebutkan Nabi shalat di masjid Nabawi pada suatu malam Ramadhan.

Beberapa mazhab fiqih pada dasarnya tidak banyak berbeda tentang pendapat seputar jumlah rakaat tarawih. Sebagaimana disebutkan Ibnu Rusyd dalam Bidâyatul Mujtahid , beda jumlah ini adalah soal afdhaliyah saja.

Imam Ibnu Qudamah mencatat dalam al-Mughni bahwa sebab perbedaan ini adalah dasar hadits dan riwayat sahabat yang digunakan. Artinya: Diriwayatkan dari Abu Salamah, ia pernah bertanya kepada Aisyah: “Bagaimana shalat Nabi Muhammad di bulan Ramadhan?”.

Bila Anda hendak memilih delapan, dua puluh, atau lebih banyak dari itu, ketahuilah bahwa tidak ada keterangan eksplisit dalam hadits Nabi seputar jumlah rakaat tarawih.

Sejarah Shalat Tarawih di Rumah pada Zaman Rasulullah SAW

Sejarah pelaksanaan shalat tarawih di rumah dapat ditemukan dalam kitab hadits seperti Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i, Malik dan Ahmad. Sikap diam diri di rumah menunjukkan rahmat, kasih sayang, dan perhatian Rasulullah SAW kepada umatnya sebagaimana Surat At-Taubah ayat 128.

Ulama juga menarik simpulan atas kebolehan mengikut seseorang untuk berjamaah meski yang bersangkutan tidak meniatkan shalatnya di awal sebagai imam. Malam Ramadhan di era pemerintahan Sayyidina Abu Bakar RA masjid juga masih sepi dari shalat tarawih berjamaah. Artinya, “Tindakan/perbuatan Nabi Muhammad SAW secara umum merupakan hujjah syariyyah atas para hamba Allah karena ia adalah dalil syar’i yang menunjukkan hukum Allah SWT terkait perilaku para hamba-Nya yang mukallaf,” (Lihat Muhammad Sulaiman Al-Asyqar, Af’alur Rasul wa Dalalatuha alal Ahkamis Syar’iyyah, [Yordan, Darun Nafa’is: 2015 M/1436 H], juz I, halaman 185).

Hal ini dilakukan karena Rasulullah SAW telah wafat sehingga tidak ada lagi kekhawatiran turunnya wahyu yang mewajibkan shalat tarawih.

Dalil dan Keutamaan Shalat Tarawih

Syekh Taqiyuddin al-Hishni dalam karyanya Kifayatul Akhyar menegaskan bahwa kesunnahan shalat tarawih merupakan kesepakatan seluruh ulama dari berbagai mazhab, tidak dianggap pendapat-pendapat yang menyelisihi konsensus tersebut. Kesepakatan ulama telah menjadi kukuh di dalam kesunnahannya, yang demikian dikatakan tidak hanya satu orang.

Adapun sabda Nabi “ imanan ”, maksudnya adalah membenarkan bahwa yang demikian itu haq seraya meyakini keutamaannya. Berkata pengarang kitab al-Dzakhair, ini adalah vonis sepihak dari al-Imam al-Haramain yang butuh dalil, padahal haditsnya umum dan anugerah Allah luas tak terbendung.

Ibnu al-Mundzir berkata di dalam sabda Nabi, Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau, ini adalah perkataan yang umum, diharapkan terampuninya seluruh dosa-dosa bagi pengamalnya, dosa kecil dan besar” (Syekh Muhammad bin Ahmad al-Ramli, Nihayah al-Muhtaj , juz 3, hal. Perawi hadits menjelaskan bahwa yang demikian itu terjadi di bulan Ramadhan” (HR al-Bukhari dan Muslim). Imam al-Baihaqi dan lainnya meriwayatkan dengan sanad yang shahih bahwa umat Islam shalat tarawih di bulan Ramadhan pada masa pemerintahan Sayyidina Umar bin al-Khattab sebanyak 20 rakaat.

Shalat Tarawih NU Lama dan Baru

Sejarah Shalat Tarawih Nu Online. Shalat Tarawih NU Lama dan Baru

Meski dikenal mempunyai perbedaan pendapat yang sangat tajam, Gus Dur dan Soeharto tetap berteman baik. Gus Dur merupakan salah seorang tokoh yang kerap berani mengkritik rezim Soeharto di era Orde Baru.

Hahaha... (Gus Dur, Soeharto dan semua orang yang ada di sekitarnya ngakak mendengar dialog itu). Gus Dur: Ya, jadi shalat tarawih dan witirnya cuma tinggal 11 rakaat.

Disunting dari buku “Ngakak Bareng Gus Dur” karya Muhammad Wahab Hasbullah (Penerbit Insania Yogyakarta, 2010).

Belajar Sejarah, Tim Media Ansor Purworejo Kunjungi Museum

Dijelaskan, Warga dari NU pastinya tidak akan merubah budaya, tetapi akan terus menggali peradaban Islam di Indonesia, salah satunya dengan mengunjungi Museum Tosan Aji yang ada di Kabupaten Purworejo. Akan tetapi lebih jauh yakni keragaman karya anak bangsa agar kita bisa melestarikannya. "Tujuannya agar para peserta bisa belajar tentang Museum Tosan Aji yang menyimpan banyak sejarah di Kabupaten Purworejo, barangkali selama ini banyak yang belum tahu dan pastinya dipandu oleh pemandu wisata tosan aji," terangnya. "Mereka belajar tentang macam-macam keris dan fungsinya, sekaligus konservasi cagar budaya lainya," sambungnya. Trip edukasi dan belajar sejarah museum tosan aji diikuti sekitar tiga puluh tim media dari PAC se Kabupaten Purworejo. Diketahui, Tosan aji merupakan salah satu hasil budaya bangsa pada masa perundagian sebagai warisan nenek moyang yang menunjukkan salah satu identitas budaya bangsa sampai kepada kita sekarang.

Di museum ini tidak hanya menyimpan benda-benda koleksi tosan aji seperti keris, pedang, cundrik, tombak dan lain-lain. Di museum juga terdapat gamelan kuno kiai Cokronagoro yang merupakan hadiah dari Sri Susuhunan Pakubuwono VI kepada Bupati Purworejo I, Cokronagoro I. Dan koleksinya hingga saat ini berjumlah kurang lebih sekitar 1.024 bilah.

Sensasi Shalat Tarawih Tercepat di Dunia

Sejarah Shalat Tarawih Nu Online. Sensasi Shalat Tarawih Tercepat di Dunia

Pasalnya shalat tarawih yang umum di kalangan NU dilakukan sebanyak 23 rakaat ini umumnya ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit atau lebih. Sembari para santri dan warga sedang sibuk menyiapkan tempat shalat, di bagian halaman lain yang agak jauh dari mushalla, puluhan anak kecil usia sekolah dasar asik membunyikan petasan. Bahkan puluhan suara petasan terus meledak saat pimpinan pesantren, Kiai Muhammad Dhiyauddin Azzamzami membacakan kitab Kifayatul Akhyar. Menariknya, sang kiai terus saja membacakan kitab itu lengkap beserta makna dan penjelasannya tanpa sedikitpun tampak terganggu oleh suara petasan.

Benar saja, saat Shalat Isya dimulai, bacaan Al-Fatihah dan surat pendeknya cenderung lebih cepat dari yang biasa kuikuti di masjid lain. Saya baru bisa menyesuaikan diri dengan irama gerakan imam dan jamaah yang lain setelah shalat ketiga.

NU Online pernah memuat ulasan Abdurrohim, seorang alumni Pondok Pesantren Mamba'us Salam al-Islami Bangkalan Madura yang mengupas kajian fiqih dalam melaksanakan shalat dengan cepat. Bila mampu, boleh saja membaca dengan satu kali nafas atau washol seluruhnya selama tidak mengubah makna. Sedangkan bagi makmum, sering kali tidak memiliki cukup waktu membaca surah Al-Fatihah bila menunggu imam selesai. Sedangkan shalawat kepada keluarga Nabi tidak wajib dalam madzhab Syafi'i, namun hukumnya sunnah menurut pendapat yang shahih serta masyhur.

NU Online Sejarah, Hukum dan Praktik Tarawih

Sejarah Shalat Tarawih Nu Online. NU Online Sejarah, Hukum dan Praktik Tarawih

Shalat tarawih merupakan salah satu syi’ar dibulan Ramadlan yang penuh berkah, keagungan dan keutamaan disisi Allah swt. Sebagaimana termaktub dalam Hadist Nabi: َ‫ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﷲِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻡ‬:َ‫ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓ‬ ‫ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺇِﻳﻤَﺎﻧًﺎ ﻭَﺍﺣْﺘِﺴَﺎﺑًﺎ ﻏُﻔِﺮَ ﻟَﻪُ ﻣَﺎ ﺗَﻘَﺪَّﻡَ ﻣِﻦْ ﺫَﻧْﺒِﻪِ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ‬ (‫ﻭﻣﺴﻠﻢ‬ Artinya: Dari Abi Hurairah ra: sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda; “Barang siapa yang melakukan ibadah (shalat tarawih) di bulan Ramadlan hanya karena iman dan mengharapkan ridlo dari Allah, maka baginya diampuni dosa-dosanya yang telah lewat”.

Pada malam yang ketiga dan ke-empat Nabi tidak datang ke masjid, dengan alasan bahwa beliau takut sholat tarawih itu akan diwajibkan Allah, karena pengikutnya sangat antusias dan bertambah banyak, sehingga hal ini ada kemungkinan beliau berfikir, Allah sewaktu-waktu akan menurunkan wahyu mewajibkan sholat tarawih kepada ummatnya, karena orang-orang Muslimin sangat suka mengerjakannya. sedangkan roka’at shalat tarawih adalah 20 roka’at tanpa witir, sebagaimana yang telah dikerjakan sahabat Umar dan mayoritas sahabat lainnya yang sudah disepakati oleh umatnya, baik ulama’ salaf atau ulama’ kholaf mulai masa sahabat Umar sampai sekarang ini, bahkan ini sudah menjadi ijma’ sahabat dan semua ulama’ madzhab, Syafi’I, Hanafi, Hanbali dan mayoritas Madzhab Maliki, karena dalam Madzhab Malikyi ini masih ada khilaf, seperti hadist yang diriwayatkan dari Imam Malik bin Anas ra, Imam darul Hijroh Madinah yang berpendapat bahwa shalat tararawih itu lebih dari 20 roka’at sampai 36 roka’at.

Lalu Sayyidina Umar berkata: “Saya punya pendapat andai kata mereka aku kumpulkan dalam jama’ah satu imam, niscaya itu lebih bagus”. Sebagaimana keterangan: ‫ ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻳَﻘُﻮﻣُﻮﻥَ ﻓِﻲ ﺯَﻣَﻦِ ﻋُﻤَﺮَﺭﺿﻲ ﺍﷲ ﻋﻨﻪ ﻓِﻲ‬:َ‫ ﻗَﺎﻝ‬, َ‫ﻋَﻦْ ﻳَﺰِﻳﺪَ ﺑْﻦِ ﺭُﻭﻣَﺎﻥ‬ (‫ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺑِﺜَﻼَﺙٍ ﻭَﻋِﺸْﺮِﻳﻦَ ﺭَﻛْﻌَﺔً )ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺎﻟﻚ‬ “Dari Yazid bin Ruman telah berkata: “Manusia senantiasa melaksanakan shalat (tarawih) pada masa Umar ra di bulan Ramadlan sebanyak 23 rokaat“.

Jadi shalat tarawih 20 roka’at ini sangat jelas dan harus kita ikuti karena ini adalah sunnah Khulafa’ur Rosyidin yang harus kita ikuti, dan Sayyidina Umar adalah juga salah satu sahabat yang telah diakui kebenarannya oleh Nabi.

Hukum Memakai Masker Saat Shalat di Masa Pandemi

Ini video lama, beberapa kali saya lihat di WA group yang lain. Diskusi di group saya perhatikan juga dinamis dan sudah mulai ada arah angin untuk mengiyakan fatwa ini.

Seorang Ustadz seharusnya memahami betul kaidah ushul fiqh, apalagi kaitannya dengan 'fatwa' yang sangat penting seperti pakai masker. Membuka masker saat kita solat berjamaah dengan orang lain yg kita tidak tahu membawa virus atau tidak jelas sangat berisiko karena droplet dapat keluar dari sang Imam dan jamaah yang membaca bacaan solat, atau tiba tiba batuk dan bersin. Kesimpulan, hukum asal pakai masker dalam shalat makruh namun karena ada pandemi maka diperbolehkan, bahkan 'diharuskan'.

Related Posts

Leave a reply