Orang Shalat Yang Tidak Menyempurnakan Rukuk Dan Sujudnya. Orang sholat yang tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya dinyatakan oleh rasulullah, sebagai.... a.pendusta agama. b. pengkhianat besar. c. seburuk buruk pencuri.
d. sehina hina makhluk.
Ketiadaan ketenangan atau kerap disebut thuma’ninah akan mengancam hilangnya ruh dari shalat itu sendiri. Bahkan, dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW mengibaratkan mereka yang kehilangan thuma’ninah, adalah para pencuri shalat.
Suatu hari, seusai shalat berjamaah, Rasulullah duduk bersama para sahabatnya di salah satu sudut masjid. Melihat hal itu, kemudian Rasulullah berkata kepada para sahabatnya, ''Apakah kalian menyaksikan orang ini? Allah bahkan mengancam orang-orang yang shalatnya seperti itu dengan kutukan bahwa mereka akan celaka. Hubungan khusus itu mengandung makna penghambaan dan penghormatan kepada Sang Pemilik Kehidupan, Allah yang mahaagung.
Bila seseorang mengerjakan shalat dengan tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya, bukankah ia seolah hanya bermain-main di hadapan Tuhannya? Orang seperti ini, rasa-rasanya cukup pantas disejajarkan dengan “pencuri paling buruk”, untuk menggambarkan buruknya perbuatan yang ia lakukan.
Beliau menjawab salamnya lalu bersabda, “Kembalilah, sebab sungguh engkau belum mengerjakan shalat.” Ia pun kembali dan mengulangi shalatnya seperti yang sebelumnya. Tindakan orang itu juga memperlihatkan dengan jelas maksudnya: dia kembali, dan mengulangi shalatnya, bahkan sampai tiga kali!
Bagaimana jika lima kali sehari, tujuh hari sepekan, empat pekan sebulan, duabelas bulan setahun, seumur hidup?
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dari Al Hasan, Rasulullah bersabda, ''Maukah kamu aku beri tahu tentang seburuk-buruknya pencuri?''. Dalam kisah lain, Rasulullah pernah menyuruh orang yang telah melakukan shalat untuk mengulangi shalatnya hingga tiga kali. Penyebabnya, ketika shalat, orang tersebut belum menyempurnakan wudlunya, takbirnya, berdirinya, bacaannya, rukuknya, sujudnya, dan thuma'ninah-nya.
Beliau menjelaskan cara yang benar dalam melakukannya sebanyak empat kali hingga selesai. Lalu, Rasul bersabda, ''Shalatnya seseorang di antara kamu tidak akan sempurna sebelum mengerjakan yang demikian itu.''. Melakukan shalat saja tidaklah cukup, tetapi harus mencapai taraf kesempurnaan. Ia merupakan sebuah irama kesatuan yang saling menopang dan menyempurnakan gerakan berikutnya. Menghadap kiblat, menghadapkan jiwa sepenuh hati dengan khusyuk dan merendahkan diri.
Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang menang dalam shalat, yang menyempurnakan shalat dengan thumaninah, tidak lalai tapi khusyuk, dan tidak mencuri-curi dalam shalat. Demikian saja artikel saya pada kesempatan ini, wassalamu;a’alikum warahmatullahi wa barakaatuh.
© 2022 BIMADIGITAL All Rights Reserved. Gurusiana adalah paltform blogging yang dikhususkan untuk kalangan Guru, Dosen ataupun Pengajar Non Gelar Lainnya.
Gurusiana dipersembahkan oleh Pustaka Media Guru yang bekerjasama dengan Bimadigital ( PT BIMA DIGITAL INDONESIA ) sebagai pengembang dan penyedia teknologi yang digunakan oleh platform Gurusiana.
Didalam sebuah riwayat hadits dijelaskan bahwasanya Nabi. Dibukalah untuknya pintu-pintu langit sehingga shalat itu dibawa sampai menghadap Allah تبارك و تعالى , maka shalat itupun memohon syafa’at untuk orang yang mengerjakannya. Apabila orang yang shalat itu menyia-nyiakan ruku’nya dan sujudnya serta bacaan di dalam shalatnya, maka berkatalah shalat: “Mudah-mudahan Allah menyia-nyiakanmu sebagaimana kamu telah menyia-nyiakanku.” Kemudian shalat itu dibawa naik dalam keadaan gelap (tidak memiliki cahaya) sehingga shalat itu dibawa sampai ke langit.
Kemudian shalat itu dilipat sebagaimana dilipatnya baju yang sudah rusak dan dipukulkanlah shalat itu ke wajah orang yang melakukannya.” (Tanbihul Ghofilin. “Pertama sekali amal yang akan dihisab dengannya seorang hamba pada hari Kiamat adalah shalatnya.
Betapa penting nya baik dan buruknya shalat ini bagi kita, sehingga Nabi. “Takutlah kamu kepada Allah dalam (urusan) shalat. Maksud hadits tersebut menurut syeikh Nawawi Al-Bantani, ya’ni; “Dengan cara mempelajari Rukun-Rukun shalat, syarat-syaratnya, sunah-sunnah Hai’atnya dan sunnah-sunnah Ab’adnya serta melaksanakannya tepat pada waktunya.” (Tanqihul Qaul. “Semoga Allah تعالى Menerima Ibadah Shalat Kita Semua Dan Amal-Amal Ibadah Lainya, Sehingga Kita Layak Memperoleh Syafa’at Di Hari Kiamat Kelak.
“Wahai kaum muslimin, tidak ada shalat bagi mereka yang tidak menegakkan punggungnya ketika ruku’ dan sujud’” (HR Ahmad 16297, Ibnu Majah 871 dan dishahihkan oleh al Albani dalam Shahihul Jami’ 7977). “Kalau orang ini mati dengan kondisi sholat yang demikian, maka dia mati bukan di atas ajaran Muhammad” (Musnad Abu Ya’la No 7184, diriwayatkan oleh ath Thabrani dalam al Kabiir No 3840, dihasankan oleh al Albani dalam Shifat ash Shalah halaman 131).
Ketika orang ini selesai shalat, Hudzaifah berkata kepadanya, “Sholat macam itu?” kemudian kiranya Hudzaifah berkata, “Seandainya engkau mati, engkau mati bukan diatas sunnah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam”. Dalam riwayat lain, “Seandainya engkau mati, engkau mati tidak diatas fitrah yang Allah fitrahkan untuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam” (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari 791). Keenam, hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan selainnya dari sahabat Thalaq bin Ali radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:.
Sesungguhnya hadits yang memerintahkan untuk menjaga sempurnanya ruku’, sujud dan ketika bangkit dari ruku’ atau sujud, serta hadits yang menunjukkan bahwa hal tersebut adalah rukun shalat dan shalat tidak sah jika hal tersebut terluput, haditsnya sangat banyak. [di terjemahkan dari kitab Ta’zhimus Shalah karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdil Muhsin Al Abbad].
🔍 Cara Menghilangkan Karma Menurut Islam, Hadits Nikmat Allah, Bunyi Kalimat Tauhid, Ayat Al Quran Tentang Aqidah.