Niat Sholat Tahajud 4 Rakaat Dan Bacaannya. Sholat tahajud dikerjakan di malam hari setelah bangun tidur sebelum adzan subuh. Nah, seperti apa bacaan niat sholat tahajud 2 dan 4 rakaat ini?
Sholat tahajud dikerjakan di malam hari setelah bangun tidur sebelum adzan subuh. Adapun dalil mengenai shalat tahajud dilaksanakan dua atau empat rakaat serta niat sholat tahajud dua dan empat rakaat akan dibahas di bawah ini.
Baca Juga: Tata Cara Tahajud, Sholat Sunnah Malam yang Dilakukan Setelah Tidur. Oleh karena itu umat islam dapat melaksanakan sholat tahajud .
Adapun lafadz niat sholat tahajud 2 dan 4 rakaat ada di bawah ini. Ushalli sunnatat tahajjudi rak‘ataini mustaqbilal qiblati lillaahi ta‘aala. Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah tahajud dua rakaat karena Allah SWT.”.
Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah tahajud empat rakaat karena Allah SWT.”.
Baca Juga: Niat Sholat Tahajud dan Tata Cara Mengerjakannya di Sepertiga Malam. Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah tahajud empat rakaat karena Allah SWT.”. Namun, melaksanakan solat tahajud juga bisa dilakukan 4 rakaat satu salam dan tanpa tasyahud awal. Baca Juga: Doa Setelah Sholat Tahajud Agar Keinginan Terkabul, Mari Kita Amalkan!
Artinya: "Aku menyengaja sholat sunah tahajud dua rakaat karena Allah ta'ala.". Allaahumma lakal hamdu anta qayyumus samaa waati wal ardhi wa man fiihinna.
Bola.com, Jakarta - Salat tahajud merupakan amalan sunah yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umat-Nya. Telah disebutkan juga di dalam Al-Qur'an bahwa salat tahajud dapat membuat orang yang mengamalkannya diangkat ke tempat yang terpuji di mata Allah SWT.
"Pada sebagian malam, hendaklah kau bertahajud sebagai tambahan bagimu. Semoga Tuhanmu mengangkatmu ke derajat terpuji.". Salat sunah ini merupakan ibadah yang istimewa dan banyak mengandung keutamaan. Secara definisi dalam Islam, salat tahajud berarti ibadah sunah yang dikerjakan setelah bangun tidur. Tata cara salat tahajud yang benar harus dilaksanakan sesuai sunah. Perbedaan mendasar terdapat pada niat, waktu dan jumlah rakaat yang dijalankan.
Berikut rangkuman mengenai salat tahajud dan tata caranya, seperti disadur dari Liputan6, Senin (31/5/2021).
Kesunnahannya bersifat muakkad atau sangat kuat karena selalu dilakukan oleh Nabi Muhammad ﷺ. Keutamaan shalat Tahajud disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits yang di antaranya sebagai berikut:.
Artinya, "Dan dari sebagian malam shalat tahajudlah kamu (Muhammad ﷺ) dengan membaca Al-Qur’an (di dalamnya) sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu menempatkanmu pada tempat yang terpuji" (QS al-Isra: 79). Namun menurut Al-Habib Abdullah Al-Haddad, hendaknya yang dibaca adalah Al-Qur’an mulai awal dan seterusnya, sehingga tiap bulan, tiap 40 hari, atau jangka waktu yang lebih banyak atau sedikit dari waktu tersebut orang dapat mengkhatamkan Al-Qur’an dalam shalat Tahajud, sesuai kadar kesemangatannya. Artinya, “Aku menyengaja shalat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah ta’ala.”. Niat dalam hati bersamaan takbîratul ihrâm, dan seterusnya sampai salam setelah dua rakaat.
Artinya, “Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.” Doa ini dianjurkan dibaca seusai shalat tahajud.
Bulan Ramadhan merupakan waktu yang tepat untuk beribadah dan beramal saleh. Diriwayatkan oleh Tirmidzi, "Wahai anak Adam, rukuklah (sholatlah) karena Aku pada awal siang (shalat Dhuha) empat rakaat maka Aku akan mencukupi (kebutuhan)mu sampai sore hari," (H.R.
Sholat dhuha menjadi satu dari tiga hal yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Ustad Zezen Zainal Alim dalam bukunya yang berjudul The Power of Shalat Dhuha menjelaskan waktu dhuha adalah waktu ketika matahari merayap naik meninggalkan tempat terbitnya hingga tampak bayangan sampai menjelang tengah hari. Ada sejumlah hadits yang meriwayatkan keutamaan sholat dhuha 4 rakaat, salah satunya adalah akan dicukupkan seluruh kebutuhan pada hari itu.
Niat sholat dhuha 4 rakaat dan pelaksanaannya termasuk dalam salah satu wasiat Rasulullah SAW pada umatnya. Hal ini dibuktikan dari salah satu riwayat hadits yang menyebutkan anjuran Rasulullah tentang sholat dhuha 4 rakaat untuk kecukupan kebutuhan hambaNya,. Untuk itu, pengamalannya perlu diiringi dengan tata cara pelaksanaan yang benar agar mencapai kesempurnaan ibadah.
Hal ini juga yang menyebabkan sholat dhuha dikerjakan dalam rakaat bilangan genap. Artinya: "Dari Ummi Hani binti Abu Thalib bahwa Rasulullah SAW salat sunnah dhuha pada saat penaklukan Mekah sebanyak delapan rakaat kemudian salam pada setiap dua rakaat," (HR Ibnu Majah).
Artinya: "Aku menyengaja sholat sunnah dhuha dua rakaat dengan menghadap kiblat karena Allah SWT. Bangun lagi untuk mengerjakan sholat dhuha 2 rakaat terakhir dengan niat dan pengerjaan yang sama pula.