Niat Sholat Sunnah Sesudah Haid. BincangSyariah.Com – Menurut para ulama, anjuran melakukan shalat sunnah setelah bersuci tidak hanya berlaku setelah kita bersuci dari hadas kecil atau setelah wudhu, namun juga berlaku setelah kita bersuci dari hadas besar, baik dari junub, haid atau nifas. Karena itu, ketika kita selesai mandi wajib, baik dari junub, haid atau nifas, maka kita dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah dua rakaat.
Adapun niat dan tata caran Shalat Sunnah Setelah Mandi Wajib sebagai berikut;. Ushollii sunnatal ghusli rok’ataini lillaahi ta’aalaa. Aku niat shalat sunnah mandi dua rakaat karena Allah Ta’ala.
Dalil yang dijadikan dasar shalat sunnah setelah mandi ini adalah hadis riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Saw bertanya kepada Bilal pada waktu Shubuh;. Wahai Bilal, sampaikanlah kepadaku amal shalih yang kamu kerjakan dan paling diharapkan manfaatnya dalam Islam, karena sesungguhnya tadi malam (dalam mimpi) aku mendengar suara sandalmu (langkah kakimu) di depanku di dalam Surga.
Maka Bilal berkata; Tidaklah aku mengamalkan satu amal shalih dalam Islam yang paling aku harapkan manfaatnya lebih dari (amalan ini, yaitu) tidaklah aku berwudhu dengan sempurna pada waktu malam atau siang, kecuali aku mengerjakan shalat dengan wudhu itu sesuai dengan apa yang ditetapkan Allah bagiku untuk aku kerjakan. Menurut Syaikh Badruddin Al-‘Aini dalam kitab ‘Umdatul Qari, keutamaan melakukan shalat sunnah setelah bersuci dalam hadis di atas tidak hanya berlaku setelah wudhu, namun juga berlaku setelah mandi wajib, seperti setelah mandi dari haid, nifas, atau junub.
Menurut Hasbiyallah dalam buku “Fiqih”, orang yang sedang berhadas besar disebut dengan junub. Artinya: “Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar disebabkan haid karena Allah ta'ala.”. Tata cara tersebut tercantum dalam buku ''Kitab Lengkap dan Praktis Fiqh Wanita'' oleh Abdul Syukur Al-Azizi.
"Kami (istri-istri nabi) apabila salah seorang di antara kami junub, maka ia mengambil (air) dengan kedua telapak tangannya tiga kali, lalu menyiramkannya di atas kepalanya, kemudian ia mengambil air dengan satu tangannya, lalu menyiramkannya ke bagian tubuh kanan dan dengan tangannya yang lain ke bagian tubuh yang kiri.". Ibadah puasa wajib atau sunah tidak boleh dikerjakan oleh wanita yang sedang haid.
Menurut Muhammad Mutawwali Sya'rawi, dampak bersenggama dengan wanita haid dapat menimbulkan infeksi pada daerah intim. Pada masa itu, ia tidak diperbolehkan menikah atau menawarkan diri kepada laki-laki lain untuk menikahinya. Wanita yang sedang haid tidak boleh menyentuh dan membawa Al-Quran sebagaimana diterangkan dalam surah Al-Waqiah ayat 77-80.
BincangSyariah.Com – Haid dan nifas merupakan salah satu jenis darah yang keluar dari rahim wanita. Tetapi terkadang terhentinya darah haid atau nifas tersebut tepat di dalam waktu salat fardu, lalu apakah ia wajib mengerjakan salat fardu tersebut atau tidak?
Namun jika selesainya haid tadi waktunya tidak cukup untuk takbiratul ihram, atau tepat ketika habisnya waktu, maka tidak wajib menjalankan salatnya waktu tersebut, kecuali jika bisa dijamak dengan salat sesudahnya. Jadi seandainya haid atau nifas selesai pada akhirnya waktu Zuhur atau Magrib kira-kira sudah tidak cukup seandainya digunakan takbiratul ihram, maka wajib salat Zuhur bersama Asar dan wajib salat Magrib bersama Isya. Artinya tidak boleh ditunda-tunda sampai habisnya waktu salat meskipun di tengah malam atau dingin sekali.
Adapun yang dimaksud dengan selesainya haid atau nifas adalah seandainya dimasukkan kapas ke dalam kemaluannya sampai bagian yang tidak kelihatan dari luar ketika wanita berjongkok (ketika berak), maka kapas tadi keluar dengan putih bersih, tidak ada bekas sama sekali. Perlu diperhatikan pula bagi wanita yang sedang berpuasa jika datang masa haid atau nifas meskipun hanya sedikit, misalnya menjelang Magrib kurang 5 menit datang haid, maka puasanya tidak sah dan wajib mengqadha’ puasa hari tersebut.
Jadi bagi bagi wanita harus mengetahui masuk dan keluarnya waktu salat, agar tidak ada salat yang ketinggalan pada waktu mulai dan selesinya haid. (Diolah dari kitab Risalah Haidl Nifas dan Istihadhah Lengkap karya KH.
Hal ini juga menandakan bahwa pada satu periode ovulasi kamu nggak sedang berada dalam kondisi hamil. Jika melakukannya kamu justru berdosa dan ibadahmu nggak diterima oleh Allah SWT. Setelah selesai haid, kamu bisa melaksanakan ibadah puasa lagi dengan syarat mandi wajib terlebih dahulu.
Inilah doa, niat dan tata cara mandi wajib setelah haid yang benar. Kamu boleh membaca doa ini dalam hati ataupun secara lisan.
Bahkan untukmu yang belum hafal, niat mandi wajib ini juga boleh dibaca ya, Bela. نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى “Nawaitul Ghusla Lifraf il Hadatsil Akbari minal Haidil Lillahi Ta’ala” Artinya: Saya berniat mandi wajib untuk mensucikann hadast besar dari haid karena Allah Ta’ala. Al-Maidah ayat 6 berbunyi: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.
Haidh secara bahasa berarti sesuatu yang mengalir dan memancar. Dalam surat Al Baqarah ayat 222, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:. Sehingga ketika haid tiba, maka wanita tidak diwajibkan untuk beribadah seperti shalat, puasa, tawaf, akan tetapi wanita masih bisa melakukan ibadh lainnya seperti berdzikir atau mendengarkan ceramah. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengerjakan satu rakaat shalat Shubuh sebelum matahari terbit, maka ia telah mendapatkan shalat Shubuh. Adapun shalat khusus jika selesai masa haid itu tidak ada. Adapun nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam hanya memerintakan bersuci jika haid telah selesai.
Artinya : "Saya niat shalat sunnah sebelum dzuhur dua rakaat, dengan menghadap kiblat karena Allah ta'ala.". Artinya : "Saya niat shalat sunnah setelah dzuhur dua rakaat, dengan menghadap kiblat, karena Allah ta'ala. Artinya : "Saya niat shalat sunnah setelah maghrib dua rakaat, dengan menghadap kiblat, karena Allah ta'ala.". Artinya: "Aku niat shalat sunat qabliyyah subuh 2 rakaat, karena Allah Ta'ala.". Untuk mendapatkan kemantapan putusan kita disunnahkan sholat istikharah dua rakaat. Namun jika lagi pandemi corona, sholat dilakukan di rumah.
Tata cara mandi wajib setelah haid perlu diketahui oleh Muslimah sebelum melaksanakan sholat. Kata haid menurut bahasa artinya adalah banjir atau mengalir.
Menurut istilah syara', haid adalah darah yang keluar dari ujung rahim perempuan ketika dia dalam keadaan sehat, bukan semasa melahirkan bayi atau semasa sakit. Hukum yang berkenaan dengan haid terdapat dalam Al-Qur'an yaitu Surat Al-Baqarah ayat 222:.
Artinya: "Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari haid, fardu karena Allah ta'ala.". Setelah membersihkan kemaluan, cuci tangan dengan sabun dan bilas hingga bersih.
Saat menjalankan tata cara mandi wajib setelah haid, pastikan seluruh lipatan kulit dan bagian tersembunyi ikut dibersihkan.
Menstruasi atau haid merupakan periode bulanan yang umum dialami oleh setiap wanita dewasa. Hal ini juga sering disebut dengan proses pelepasan bulanan lapisan rahim wanita.
Menurut Medical News Today, saat seorang wanita mengalami menstruasi atau haid, mereka akan mengeluarkan darah dari vaginanya. Namun, kondisi tubuh setiap orang bisa berbeda-beda sehingga datangnya menstruasi pun ikut berbeda.
Setelah haid, ada bacaan atau doa serta tata cara mandi wajib yang perlu dilakukan. Selain itu, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan saat melakukan mandi wajib setelah haid.
Liputan6.com, Jakarta Niat dan tata cara shalat sunnah rawatib harus diketahui setiap umat muslim. Shalat sunnah satu ini merupakan ibadah yang cukup mudah dilaksanakan, karena waktu mengerjakannya adalah sebelum atau sesudah shalat fardu.
Niat dan tata cara shalat sunnah rawatib perlu diketahui karena keutamaannya sangatlah besar. Bahkan Nabi Muhammad SAW selalu mengerjakan shalat sunnah rawatib ini.
Beliau tidak pernah meninggalkannya meski dalam keadaan mukim (tidak bepergian jauh). Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (22/5/2020) tentang niat dan tata cara shalat sunnah rawatib.