Niat Sholat Jamak Piss Ktb. “Aku menyengaja sholat fardhu zuhur dua rakaat dipendekkan dan dihimpunkan kepadanya asar tunai kerana Allah Taala”. “Aku menyengaja sholat fardhu asar dua rakaat dipendekkan dan dihimpunkan kepada zuhur tunai kerana Allah Taala”.
أصلي فرض المغرب ثلاث ركعات مجموعا إليه العشاء أداء لله تعالى. “Aku menyengaja sholat fardhu maghrib 3 rakaat dihimpunkan kepadanya isyak tunai kerana Allah Taala”. “Aku menyengaja sholat fardhu isyak dua rakaat dipendekkan dan dihimpunkan kepada maghrib tunai kerana Allah Taala”. “Aku menyengaja sholat fardhu asar dua rakaat dipendekkan dan dihimpunkan kepadanya zuhur tunai kerana Allah Taala”. “Aku menyengaja sholat fardhu zuhur dua rakaat dipendekkan dan dihimpunkan kepada asar tunai kerana Allah Taala”. أصلي فرض العشاء ركعتين قصرا مجموعا إليه المغرب أداء لله تعالى.
“Aku menyengaja sholat fardhu isyak dua rakaat dipendekkan dan dihimpunkan kepadanya maghrib tunai kerana Allah Taala”. “Aku menyengaja sholat fardhu maghrib 3 rakaat dihimpunkan kepada isyak tunai kerana Allah Taala”.
Tapi kalau jamak ta'khir menurut Madzhab Syafi'i TARTIB dan MUWAALAH dalam pelaksanaan shalat jamak ta'khir tidak menjadi persyaratan, maka boleh baginya memilih dari dua shalat yang hendak dijamak ta'khir tersebut mana yang ia kehendaki untuk didahulukan. الأول ـ نية التأخير قبل خروج وقت الصلاة الأولى، ولو بقدر ركعة: أي بزمن لو ابتدئت فيه، كانت أداء. الثاني ـ دوام السفر إلى تمام الصلاة الثانية، فإن لم يدم إلى ذلك بأن أقام ولو في أثنائها، صارت الأولى (وهي الظهر أو المغرب) قضاء؛ لأنها تابعة للثانية في الأداء للعذر، وقد زال قبل تمامها. Dalam shalat jamak ta’khir hanya disyaratkan 2 saja :.
Dalil disyaratkannya niat adalah bahwa shalatnya ia akhirkan karena alas an jama dan terkadang shalat diakhirkan karena selain jama’ maka harus terdapat niat sebagai pembeda antara shalat yang diakhirkan sesuai yang diajarkan dan shalat yang diakhirkan karena unsure lainnya (misalnya teledor). Sedang masalah TARTIB (mendahulukan dhuhur atas ashar atau Maghrib atas Isya’) dalam jama’ ta’khir ini tidak diwajibkan sebab waktu shalat yang kedua juga waktunya shalat pertama maka baginya boleh mendahulukan shalat yang mana saja dari keduanya.
وأما الترتيب فليس بواجب لان وقت الثانية وقت الأولى فجاز البداية بما شاء منهما وأما التتابع فلا يجب لان الأولى مع الثانية كصلاة فائتة مع صلاة حاضرة فجاز التفريق بينهما. Sedang masalah TARTIB (mendahulukan Zhuhur atas Ashar atau Maghrib atas Isya’) dalam jama’ ta’khir ini tidak diwajibkan sebab waktu shalat yang kedua juga waktunya shalat pertama maka baginya boleh mendahulukan shalat yang mana saja dari keduanya.
أما الترتيب والموالاة بين الصلاتين في جمع التأخير فهو مسنون وليس بشرط.
Jika dikerjakan pada waktu yang pertama disebut jama’ Taqdim dan jika dikerjakan pada watu sholat yang kedua disebut jama’ ta’khir. Niat qoshor (meringkas sholat) dilakukan ketika takbirotul ikhrom.
Tidak bermakmum kepada orang yang sholat sempurna (4 roka’at). Berniat jama’ taqdim pada sholat yang pertama (dhuhur atau maghrib). Berniat jama’ ta’khir ketika masuknya waktu sholat yang pertama (Dhuhur dan Maghrib). - Diperbolehkan untuk menggabungkan antara jama’ dan qoshor sholat.
- Tidak disyaratkan tartib dan niat pada waktu sholat yang awal. Jika seseorang mengadakan perjalanan semata-mata bertujuan tamasya / rekreasi, maka ia tidak boleh menjamak-qashar.
Assalamualaikum, nderek tanya, kemarin saya kan bepergian jauh dan telah memenuhi syarat jama' & qosor, lantas saya niati sholat dzuhur & ashar saya dengan niat jama' ta'khir, tapi waktu sholat asar sampai habis ternyata saya tidak bisa melakukan jama' ta'khir tadi karena ketiduran di kendaraan. Wa alaikumus salaam, disebutkan dalam kitab Fathul qarib (Hamisy Hasyiyah al-Bajuri) juz 1, hal.
Sholat yang terlewat (waktunya) di dalam perjalanan itu bisa diqodlo' dalam perjalanan dengan diqoshor, tidak boleh dilakukan (dengan diqoshor) dirumah. Kata-kata bisa diqodlo' dalam perjalanan dengan diqoshor ini jika seseorang menghendaki untuk mengqoshor, jika tidak menghendaki maka boleh mengqodlo'nya dengan sempurna (tanpa diqoshor).
؛{ قوله والفائتة في السفر تقضى فيه مقصورة } أي ولو كان السفر الذي قضاها فيه غير السفر الذي فاتته فيه بشرط أن يكون كل من السفرين سفر قصر ، والمراد تقضى فيه مقصورة إن أراد القصر ، وإلا . فيجوز قضاؤها تامة ، وقوله فيه : قيد ، ولذلك أخذ محترزه بقوله لا في الحضر.
-- maka dalam dua keadaan ini wajib sholat dengan sempurna (tidak boleh diqoshor).
Namun, yang lebih utama, niat jama’ dilakukan bersamaan dengan takbîratul ihrâm. Maksudnya, antara kedua shalat tidak ada selang waktu yang dianggap lama oleh ‘uruf (kebiasaan).
Apabila sebelum melaksanakan shalat yang kedua ada niat mukim, maka tidak boleh melakukan jama’ sebab udzurnya dianggap habis. Misalnya yang akan di jama’ ta’khir adalah shalat zhuhur dengan ashar, maka niat jama’ ta’khîr bisa dilakukan mulai masuk waktu zhuhur sampai tersisa waktu satu rakaat. Sedangkan tartîb (berurutan) dan muwâlat (bersegera) tidak menjadi persyaratan dalam jama’ ta’khîr.
Keterangan: Sebenarnya, menurut sebagian ulama bolehnya melaksanakan jama’ tidak hanya untuk musafir saja, namun boleh juga bagi orang yang sakit keras, jika misalnya ia mengerjakan shalat satu persatu di masing-masing waktunya, maka sangat menyulitkan (masyaqqah syadîdah). Artinya: Saya niat shalat fardhu zhuhur dua rakaat di-jama’ taqdîm dengan ashar sambil diqashar karena Allah Ta’ala.
Artinya: Saya niat shalat fardhu ashar dua rakaat di-jama’ taqdîm dengan zhuhur sambil diqashar karena Allah Ta’ala.
Mau numpang tanya nih,mengenai pelaksanaan sholat JAMA' TAKHIR QASAR, yang dilaksanakan antara dzuhur dan ashar, juga antara maghrib dan isya, yang mana dulu nih ? Menurut Madzhab Syafi'i TARTIB dan MUWAALAH dalam pelaksanaan shalat jamak ta'khir tidak menjadi persyaratan, maka boleh baginya memilih dari dua shalat yang hendak dijamak ta'khir tersebut mana yang ia kehendaki untuk didahulukan.
الأول ـ نية التأخير قبل خروج وقت الصلاة الأولى، ولو بقدر ركعة: أي بزمن لو ابتدئت فيه، كانت أداء. الثاني ـ دوام السفر إلى تمام الصلاة الثانية، فإن لم يدم إلى ذلك بأن أقام ولو في أثنائها، صارت الأولى (وهي الظهر أو المغرب) قضاء؛ لأنها تابعة للثانية في الأداء للعذر، وقد زال قبل تمامها. Dalil disyaratkannya niat adalah bahwa shalatnya ia akhirkan karena alas an jama dan terkadang shalat diakhirkan karena selain jama’ maka harus terdapat niat sebagai pembeda antara shalat yang diakhirkan sesuai yang diajarkan dan shalat yang diakhirkan karena unsure lainnya (misalnya teledor).
Sedang masalah TARTIB (mendahulukan dhuhur atas ashar atau Maghrib atas Isya’) dalam jama’ ta’khir ini tidak diwajibkan sebab waktu shalat yang kedua juga waktunya shalat pertama maka baginya boleh mendahulukan shalat yang mana saja dari keduanya. وأما الترتيب فليس بواجب لان وقت الثانية وقت الأولى فجاز البداية بما شاء منهما وأما التتابع فلا يجب لان الأولى مع الثانية كصلاة فائتة مع صلاة حاضرة فجاز التفريق بينهما. Sedang masalah TARTIB (mendahulukan Zhuhur atas Ashar atau Maghrib atas Isya’) dalam jama’ ta’khir ini tidak diwajibkan sebab waktu shalat yang kedua juga waktunya shalat pertama maka baginya boleh mendahulukan shalat yang mana saja dari keduanya. أما الترتيب والموالاة بين الصلاتين في جمع التأخير فهو مسنون وليس بشرط.
Kewajiban sholat lima waktu ini sudah ditentukan waktunya yakni dzuhur, ashar, magrib, isya dan subuh. Menurut Imam an Nawawi seperti dikutip dari laman Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah-PISS KTB, sholat ini disebut dengan Dzuhur karena sesungguhnya sholat ini nampak jelas di tengah hari”.
Awal masuknya waktu sholat Dzuhur adalah saat tergelincirnya, maksudnya bergesernya matahari dari tengah langit. Pergeseran tersebut bisa diketahui dengan bergesernya bayang-bayang ke arah timur setelah posisinya tepat di tengah-tengah, yaitu puncak posisi tingginya matahari.
Batas akhirnya waktu sholat Dhuhur adalah ketika bayang-bayang setiap benda seukuran dengan bendanya tanpa memasukkan bayang-bayang yang nampak saat zawal (gesernya matahari). Artinya: Saya melakukan shalat fardhu zhuhur sebanyak empat rakaat dengan menghadap kiblat, pada waktunya (menjadi makmum/imam) karena Allah Ta’ala. Artinya: Saya melakukan shalat fardhu zhuhur sebanyak empat rakaat dengan menghadap kiblat, pada waktunya karena Allah Ta’ala.