Niat Shalat Tasbih Nu Online. Meski dipandang sebagai hadits dlaif (lemah) namun para ulama Syafi’iyah seperti Abu Muhammad Al-Baghawi dan Abul Mahasin Ar-Rayani menetapkan kesunnahan shalat tasbih ini. Hanya saja Imam Nawawi memiliki pendapat yang menyatakan adanya perbedaan dalam teknis pelaksanaan shalat tasbih di siang dan malam hari. Artinya: “dan (termasuk shalat sunnah) adalah shalat tasbih, yaitu shalat empat rakaat di mana dalam setiap rakaatnya setelah membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya membaca kalimat subhânallâh wal hamdu lillâh wa lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar—di dalam kitab Ihyâ ditambahi wa lâ haulâ wa lâ quwwata illâ billâh —sebanyak 15 kali, dan pada tiap-tiap ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan duduk setelah sujud yang kedua masing-masing membaca (kalimat tersebut) sebanyak 10 kali.

Maka itu semua berjumlah 75 kali dalam setiap satu rakaat.” (Ibnu Hajar Al-Haitami, Al-Minhâjul Qawîm , Beirut: Darul Fikr, tt., hal. Dari penjelasan Ibnu Hajar di atas dapat disimpulkan tata cara pelaksanaan shalat tasbih sebagai berikut:.

Pada saat ruku’ sebelum bangun untuk i’tidal terlebih dahulu membaca tasbih sebanyak 10 kali.

Ini Susunan Wirid Setelah Shalat Witir

Setelah salam dari Shalat Witir, kita dianjurkan untuk tidak segera bangun meninggalkan lokasi. Wa a‘ūdzu bika minka, lā uhshī tsanā’an alayka anta kamā atsnayta ‘alā nafsika ,’” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain , [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], halaman 101). Allāhumma innī as’aluka ridhāka wal jannah, wa a‘ūdzu bika min sakhathika wan nār.

Wa a‘ūdzu bika minka, lā uhshī tsanā’an alayka anta kamā atsnayta ‘alā nafsika. Aku tidak (sanggup) membilang pujian-Mu sebanyak Kau memuji diri-Mu sendiri,” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah).

Ini Lafal Niat Shalat Tasbih

Ulama lain mengambil jalan tengah bahwa shalat tasbih empat rakaat dengan sekali salam dilakukan lebih utama pada siang hari. Sementara pada malam hari, shalat tasbih empat rakaat lebih utama dilakukan dengan dua kali salam. Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah tasbih dua rakaat karena Allah SWT,” (Lihat Perukunan Melayu , ikhtisar dari karya Syekh M Arsyad Banjar, [Jakarta, Al-Aidarus: tanpa tahun], halaman 45).

Perbedaan pendapat ulama ini berasal dari dua riwayat berbeda sebagaimana dikutip dalam Kitab Nihayatuz Zain fi Irsyadil Mubtadi’in karya Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani. Dalam riwayat Ibnu Mas‘ud RA, rangkaian tasbih itu dibaca 15 kali setelah takbiratul ihram, tepat sebelum baca surah Al-Fatihah. Menurut riwayat Ibnu Mas‘ud RA, selain pada rakaat pertama, tasbih dibaca 15 kali di saat berdiri, tepatnya sebelum membaca surah Al-Fatihah.

Kalau ada seseorang tidak pernah sekalipun melakukan sembahyang tasbih, itu menunjukkan kemalasannya dalam menjalankan perintah agama,” (Lihat Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani, Nihayatuz Zain fi Irsyadil Mubtadi’in , Syirkah Al-Ma’arif, Bandung, Halaman 115).

Doa Shalat Sunnah Tasbih

Demikian juga dengan sembahyang tasâbih atau lebih lazim disebut shalat tasbih. Ya Allah, masukkanlah rasa takut di kalbuku yang dapat menghalangi diri ini untuk mendurhakai-Mu. Dengan itu pula aku beribadah secara tulus karena malu kepada-Mu.

Karena itu juga aku dapat berbaik sangka selalu kepada-Mu. Doa ini dikutip dari kitab Nihayatuz Zain karya Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani.

Menurutnya, doa ini dibaca setelah tasyahhud akhir, tetapi sebelum salam.

Tiga Amalan Sunnah di Malam Nisfu Sya'ban

Niat Shalat Tasbih Nu Online. Tiga Amalan Sunnah di Malam Nisfu Sya'ban

Sebagaimana berlaku umum, waktu-waktu mulia dalam Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunnah, termasuk di antaranya malam Nisfu Sya’ban. Anjuran ini didasarkan pada hadits riwayat Abu Bakar bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:. ينزل الله إلى السماء الدنيا ليلة النصف من شعبان فيغفر لكل شيء، إلا لرجل مشرك أو رجل في قلبه شحناء.

Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan).” (HR al-Baihaqi). Sayyid Muhammad bin Alawi dalam kitab Ithmi’nânul Qulûb Bidzikri ‘Allâmil Ghuyûb mengatakan:. Namun, kendati manusia berdosa, Allah swt senantiasa membuka pintu ampunan kepada siapa pun. Karenanya, meminta ampunan (istighfar) sangat dianjurkan terlebih lagi di malam Nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin Alawi dalam Ithmi’nânul Qulûb memaparkan, “Istighfar merupakan amalan utama yang harus dibiasakan orang Islam, terutama pada waktu yang memiliki keutamaan, seperti Sya’ban dan malam pertengahannya”. Pada bulan Sya’ban pula dosa diampuni, kesulitan dimudahkan, dan kesedihan dihilangkan,” sambung Sayyid Alawi.

Kenapa Bacaan Tasbih Tak Harus Dilakukan Usai Sholat Saja

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surah Toha ayat 130: "Maka bersabarlah engkau (Muhammad) atas apa yang telah mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam. Rosulullah Saw juga pernah ditanya, "Perkataan apa yang paling utama?, Rosul Saw menjawab, "Yang dipilih Allah bagi para malaikat atau hamba-hamba-Nya, yaitu 'Subhanalloh wabihamdihi' (Maha Suci Allah dengan segala puji pada diri-Nya" (HR.

Mush'ab bin Sa'd menceritakan bahwa ayahnya pernah mengatakan, Rosulullah Sab bersabda, "Apakah seseorang diantara kamu kuat setiap hari melakukan 1.000 (seribu) kebaikan? ", sahabat menjawab, "Bagaimana seseorang dia ntara kami dapat melakukan 1.000 (Seribu) kebaikan?".

Hadits lainnya yakni Abu Hurairah ra menungkapkan, Rosulullah Saw bersabda, "Barang siapa mengucapkan 'Subhanalloh wa bihamdihi' 100 kali dalam sehari semalam, maka ia akan diampuni segala dosanya, sekalipun dosanya itu sebanyak buih dilautan" (HR. Abi Umamah ra menyatakan, Rosulullah Saw bersabda,"Barang siapa yang terhalang oleh malam untuk dapat bangun atau terhalang oleh harta untuk memberi infaq atau takut kepada musuh dalam perang, maka hendaknya ia memperbanyak membaca 'Subhanalloh wa bihamdihi', karena sesungguhnya ucapan ini lebih dicintai oleh Allah dibandingkan segunung emas yang ia infaqkan dijalan Allah" (HR. Abu Huroiroh ra mengemukakan, Rosulullah Saw bersabda, "Dua kalimat yang ringan diucapkan, tetapi berat dalam timbangan dan sangat dicintai oleh Tuhan Yang Maha Rahmat, yaitu 'Subhanallo wa bihamdihi subhanalloohil azhiim' (HR.

Sambut Tahun Baru Hijriah, Ratusan Nahdliyin Probolinggo Shalat

Niat Shalat Tasbih Nu Online. Sambut Tahun Baru Hijriah, Ratusan Nahdliyin Probolinggo Shalat

Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tentang tata cara dan fadhilah dari sholat Tasbih. “Jangan sampai tidak pernah melakukan sholat Tasbih selama hidup di dunia,” katanya.

Menurut Kiai Huda, dalam sebuah hadits Rasulullah SAW menyebutkan bahwa dengan melakukan sholat Tasbih maka Allah akan mengampuni dosa-dosa baik awal maupun akhir, dosa yang baru maupun lama, disengaja atau tidak dan terang-terangan atau sembunyi. “Disamping bisa menghapus dosa awal dan akhir, gerakan dari sholat Tasbih juga mampu membuat orang yang melakukannya sehat wal afiat.

Sementara H Hasan Aminuddin menyampaikan bahwa kegiatan sholat Tasbih ini dilakukan dengan niatan semata-mata untuk mencari ridho dari Allah SWT. “Biasanya, tahun baru 1 Januari itu dirayakan dengan sangat meriah sekali. Menurut Hasan, sholat Tasbih ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk menghapus dulu kita mulai dari awal hingga akhir, baik sengaja maupun tidak disengaja serta baik terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.

“Ke depan saya atas nama Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan berniat akan membudayakan sholat Tasbih di Masjid Bin Aminuddin. Saya akan berusaha istiqomah setiap bulan melaksanakan sholat Tasbih pada malam Kamis Wage.

Penjelasan Rinci soal Shalat Malam Nisfu Sya'ban

Perlu diketahui bahwa amalan shalat sunah di malam nisfu Sya‘ban ini dikemukakan oleh Imam Al-Ghazali dalam Ihya ‘Ulumiddin. Selain itu, hadits tentang shalat nisfu Sya‘ban yang berjumlah 100 rakaat juga dianggap bid‘ah oleh Imam An-Nawawi.

Sebab tidaklah tercela menambahkan niat lain ke dalam suatu shalat sunah, dengan catatan setelah ikhlas karena Allah, sebagaimana yang disebutkan oleh Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki:. Secara umum, perintah shalat dua rakaat ketika memiliki suatu hajat telah disampaikan oleh Rasulullah Shallllahu Alaihi Wasallam:. Artinya: Siapa saja yang memiliki suatu hajat, atau kebutuhan kepada seorang bani Adam, maka wudlulah, dan membaguskan wudlunya, kemudian shalat dua rakaat, lalu memuji Allah.

Walhasil, penambahan niat nisfu Sya‘ban pada shalat sunah setelah berniat ikhlas karena Allah tidak ada masalah. Shalat sunah yang jelas dalilnya pun jika diniatkan ingin diperhatikan orang termasuk hal tercela sebagaimana disinggung hadits riwayat Ibnu Majah dan Al-Baihaqi:.

Related Posts

Leave a reply