Niat Shalat Malam Bukan Tahajud. Dilansir dari carasholat.com, berikut telah kami rangkum beberapa tata cara shalat malam yang benar dan bisa kamu praktekan (Rabu, 16/1/2019). Sahabat Anas bin Malik – yang pernah menjadi pembantu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam– menceritakan, “Setiap kami bangun agar ingin melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat malam, pasti kami bisa melihat beliau shalat.” (HR. Tata cara shalat malam yang kedua adalah dalam ensiklopedi fiqh dinyatakan, qiyam lail lebih umum dari pada tahajud.
Karena qiyam lail mencakup semua kegiatan ibadah di malam hari, baik berupa shalat, membaca Al-Quran, belajar mengkaji ilmu agama, atau dzikir. Jika shalat itu dikerjakan sebelum tidur, tidak disebut tahajud, meskipun terhitung sebagai qiyamul-lail. Jumlah rakaat shalat malam seperti yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bukanlah pembatasan. Hanya saja ulama berbeda pendapat, mana yang lebih afdhal, mengerjakan shalat malam dengan jumlah rakaat sedikit namun bacaannya panjang, ataukah mengerjakan shalat dengan jumlah rakaat banyak, namun bacaannya pendek.
Oleh sebab itu, rangkaian shalat sunah seseorang dalam sehari semalam hendaknya ditutup dengan witir sebagai bukti pengesaan hamba kepada Tuhan. Dalam riwayat Muslim disebutkan: “Barang siapa mengerjakan salat pada malam hari maka hendaklah dia menjadikan salat terakhirnya sebagai Witir (sebelum Subuh) karena sesungguhnya Rasulullah SAW telah memerintahkan hal tersebut.” (Said bin ‘Ali bin Wahf al-Qahtjani, Ensiklopedia Shalat menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, 2006, hlm.
Lebih tepatnya, apakah dia bisa memastikan diri untuk bangun dari tidur guna melaksanakan sholat Witir atau tidak. Hadis-hadis sahih yang lain juga menunjukkan perincian seperti ini.” ((Sallamah Muhammad Abu Al-Kamal, Mukjizat Shalat Malam-Meraih Spiritualitas Rasulullah, 2002, hlm. “Sholat tarawih artinya menunaikan salat dengan jeda untuk melahirkan ketenangan pada jiwa,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Sholat tahajud adalah amalan sunnah yang dilakukan pada sepertiga malam atau waktu di mana-mana orang-orang tidur. Dalam beberapa kondisi, sebagian muslim mungkin hendak melaksanakan sholat tahajud namun tidak didahului tidur terlebih dahulu.
Pendapat yang mewajibkan tidur sebelum sholat tahajudi diungkap oleh seorang ulama Mahzab Syafi'i, Ar Rafi'i. Berikut bunyi hadits yang diterjemahkan Ibnu Watiniyah dan Puspa Swara dalam buku Tuntunan Lengkap 99 Salat Sunah Superkomplet.
"Di antara kalian menyangka ketika mengerjakan sholat pada malam hari sampai Subuh dia merasa telah bertahajud. Imam At Thabari juga berpendapat, makna tahajud dalam bahasa Arab adalah berjaga setelah tidur terlebih dahulu.
Bila melaksanakan sholat malam dengan memahaminya sebagai qiyamul lail maka dapat dikerjakan tanpa didahului tidur terlebih dahulu. Sementara pendapat kedua yang membolehkan amalan sholat tahajud tanpa tidur, salah satunya diungkap dalam kitab Hasyiyah Ad Dasuqi. Kitab Hasyiyah Ad Dasuqi juga memaknai tahajud sebagai mujanabah al hajud atau menjauhi tempat tidur. Di samping itu, sebagian ulama memahami huruf ta pada kata tahajud mengandung makna meninggalkan.
Penulis: Prof. Dr. H. Asasriwarni (Guru Besar Fakultas Syariah UIN Imam Bonjol Padang/Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar). Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji (QS.
Jadikan shalatmu yang paling akhir di waktu malam berupa shalat witir (HR Bukhari Muslim). Apabila seseorang telah melaksanakan salat witir kemudian ia hendak bertahajud, maka salat witir tidak perlu diulang menurut qaul ashah dari mazhab Syafi’i dan Mazhab Abi Hanifah (Syekh Muhammad bin Abdurrahman, Rahmah al-Ummah, hal.
Dari Thalq bin Ali, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, _Tidak ada dua witir dalam semalam (HR.
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim). Seseorang boleh mengerjakan dengan jumlah raka’at yang sedikit atau pun banyak.”(At-Tamhid, Ibnu ‘Abdil Barr, 21: 69-70, Wizaroh Umum Al Awqof, 1387 dan Al-Istidzkar, Ibnu ‘Abdil Barr, 2: 98, Dar Al-Kutub Al ‘Ilmiyyah, 1421 H). Jika salah seorang di antara kalian takut masuk waktu shubuh, maka kerjakanlah satu raka’at.
Seandainya shalat malam itu ada batasannya, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menjelaskannya. “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat 13 raka’at (dalam semalam). Setelah itu di antara waktu adzan shubuh dan iqomahnya, beliau melakukan shalat dua raka’at.” (HR. Dari Thalq bin ‘Ali, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,.
Namun di malam hari ketika melakukan shalat tahajud tidak lagi ditutup dengan witir.