Memendekkan Khutbah Dan Memanjangkan Shalat Jum'at Termasuk. Perhatikan cuplikan berita yang dimuat oleh Harian Surya pada halaman 4, edisi 9 November 2016 berikut ini! ". Irma Wulansari, Communication Dept Head … Marcomm Division PT Eka Bogainti, Hoka Hoka Bento Group mengatakan bahwa ia menyediakan kalender dan buku agenda 2017 bagi konsumen. Hasil penjualan itu akan disalurkan ke lembaga PAUD melalui program Corporate Social Responsible ( CSR ).
"Tahun ini Hokken mengeluarkan 80.000 paket, dan bila keseluruhannya terjual, maka dana yang terkumpul mencapai 2 milyar. Rencananya bantuan sosial itu akan didistribusikan ke wilayah Jawa dan Bali".
Doktoral Fiqh Muqaran (Perbandingan Madzhab Fikih) di Universitas Al Azhar, Cairo, Mesir. / Dosen Fakultas Syariah IAIN Langsa / Pimpinan Pondok Pesantren Dar Faqih Qurani / Tengku Chik Di Dayah (Kiyai) Madrasah Ulumul Quran Langsa / Anggota Dewan Fatwa Nasional Jami'atul Washliyah.
Terlebih terdapat hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam yang menganjurkan untuk memendekkan khutbah, bahkan hal ini menjadi tanda kefakihan seorang khatib. Begitu juga Syaikh Masyhurbin Hasan Aal Salman dalam kitabnya Akhtha’ al Mushalin menyebutkanbeberapa kesalahan khatib Jum’at, salah satunya memanjangkan khutbah danmemendekkan shalat.
Diriwayatkan dengan shahihbahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah berkhutbah denganmembaca surat Qaaf dan al Mulk. Khotbah berlama lama bisa”mubazir” karena jamaah tidak sanggup menyerap materi yang disampaikan, bahkanmereka mengantuk dan bahkan tertidur. Menggunakan bahasa baku, fasih bertutur kata,dan pandai mengungkapkan maksudnya agar orang yang mendengarkan pun kagum danmenerima nasihatnya.
Tidak hanya berkaitan dengan keabsahannya, namun substansi dan teknis penyampaiannya juga sangat penting untuk didengar jamaah. Karena itu, isi dan cara penyampaian khutbah hendaknya mengena agar bisa diambil manfaatnya oleh Jamaah.
Sebab memanjangkan khutbah justru memberatkan kepada jamaah, terlebih jika mereka sedang tidak bersemangat atau masih harus menyelesaikan pekerjaan setelah Jumatan. “Di dalam hadits ini menyimpulkan sunahnya meringankan khutbah dan shalat, sebab memanjangkan keduanya dapat memberatkan manusia, terlebih ketika mereka malas.” (Syekh Badruddin al-‘Aini, Syarh Abi Daud , juz 4, hal.
ـ (قوله متوسطة إلخ) قال الأذرعي وحسن أن يختلف ذلك باختلاف الأحوال وأزمان الأسباب وقد يقتضي الحال الإسهاب كالحث على الجهاد إذا طرق العدو والعياذ بالله تعالى البلاد وغير ذلك من النهي عن الخمور والفواحش والزنا والظلم إذا تتابع الناس فيها وحسن قول الماوردي ويقصد إيراد المعنى الصحيح واختيار اللفظ الفصيح ولا يطيل إطالة تمل ولا يقصر تقصيرا يخل. Terkadanga suatu kondisi menuntut menyampaikan khutbah dengan panjang lebar seperti himbauan berjihad saat musuh menyerang, semoga Allah melindungi kita.
Sebagai khatib, setidaknya ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam melaksanakan khutbah Jumat. Beberapa orang Tabi'in seperti Adul 'Aliyah, al-Hasan, Zaid bin Aslam dan Qatadah menceritakan bahwa Rasulullah SAW sedang berdiri di atas mimbar khutbah.
Sementara itu, Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut sebagai dalil yang menunjukkan bahwa imam berkhutbah pada hari Jumat dalam keadaan berdiri. Dalam berkhutbah, Nabi Muhammad SAW tampak menjiwai setiap khutbah Jumat yang disampaikan.
Sebagaimana dijelaskan dalam buku tersebut, apabila berkhutbah mata Rasulullah tampak memerah, tekanan suaranya tinggi, dan kemarahannya terlihat. "Beliau bagaikan pemberi semangat pasukan tentara yang sedang bertempur," tulisnya seperti dikutip pada Jumat, (28/5/2021). Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah hadits oleh Imam Muslim, dari Jabir bin 'Abdillah,. Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa hadits tersebut menunjukkan sunnah bagi khatib untuk menjiwai setiap perkataan dalam khutbahnya.
"Nabi Muhammad SAW sewaktu berdiri di atas mimbar, para sahabatnya menghadapkan wajahnya kepada beliau.".