Membangunkan Orang Untuk Sholat Tahajud. Membangunkan Keluarga Untuk Shalat Malam adalah ceramah agama Islam ilmiah yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary, M.A. Ceramah agama tentang Membangunkan Keluarga Untuk Shalat Malam – Panduan Amal Sehari Semalam. Dan dibolehkan untuk mengerjakan secara berjama’ah bersama dengan keluarga kita di rumah. Sebagaimana juga diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memuji suami atau istri yang membangunkan pasanganya untuk mengerjakan shalat malam.

Memercikkan air ini memiliki arti kesungguhan dalam membangunkan keluarga untuk mengerjakan shalat malam. Ini merupakan bentuk kiyasan, yaitu membangunkan keluarga dengan cara apapun yang bisa membangunkannya. Sampai pada cara yang paling tinggi, yaitu memercikkan wajahnya dengan air agar terbangun.

Simak penjelasan lengkapnya dan download MP3 ceramah agama tentang Membangunkan Keluarga Untuk Shalat Malam – Panduan Amal Sehari Semalam.

Membangunkan Saudara untuk Shalat Malam, Termasuk Riya

Membangunkan Orang Untuk Sholat Tahajud. Membangunkan Saudara untuk Shalat Malam, Termasuk Riya

Pertanyaan: Apakah kita boleh membangunkan saudara atau temen untuk shalat malam/tahajud (misal melalui pesan di media sosial)? Sebab, nyatanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah membangunkan istri dan menantu beliau untuk shalat malam.

Ada juga hadits,. Semoga Allah juga merahmati seorang istri yang bangun pada malam hari, kemudian shalat dan membangunkan suaminya. 1308 dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu). “Manakala seorang suami membangunkan istrinya pada malam hari, kemudian keduanya bersama-sama shalat dua rakaat, mereka berdua akan ditulis termasuk dzakirin dan dzakirat (para lelaki dan perempuan yang selalu berzikir).” (HR Abu Dawud no. 1309 dari sahabat Abu Hurairah dan Abu Said al-Khudri radhiallahu anhuma). Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tiba-tiba bangun dari tidurnya pada suatu malam sembari berkata, “Subhanallah, perbendaharaan apa yang telah Allah turunkan?

Hukum Membangunkan Orang di Waktu Salat Tiba

Membangunkan Orang Untuk Sholat Tahajud. Hukum Membangunkan Orang di Waktu Salat Tiba

BincangSyariah.Com – Dalam pergaulan sehari-hari bersama keluarga atau teman kos misalnya, mungkin saja seseorang menemukan sebagian dari mereka yang sulit bangun di pagi hari. Imam Nawawi dalam al-Majmu’ menjelaskan bahwa sunah hukumnya membangunkan orang yang sedang tidur untuk melaksanakan salat, terlebih lagi kalau waktunya sudah sempit (hampirhabis).

Juga dengan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang bersumber dari Sayyidah Aisyah di mana beliau bercerita, “Suatu malam, Rasulullah Saw tengah melakukan salat malam, sementara aku tidur terlentang di hadapan beliau. Sementara itu, Sulaiman al-Jamal dalam karyanya Hasyiyah al-Jamal memerinci hukum membangunkan tersebut berdasarkan kondisi orang yang tidur.

Jika seseorang tersebut tidur karena kesembronoan (sebut muta’addin dalam istilah fikih) seperti sengaja tidur setelah waktu salat masuk misalnya, sementara dia tidak yakin kalau akan bangun sebelum waktu salat habis, maka membangunkan orang seperti ini hukumnya adalah wajib bagi mereka yang mengetahui kondisinya, tapi kalau tidak mengetahui maka tidak wajib. Hal itu berdasarkan klasifikasi tidur yang beliau bagi sendiri sesuai dengan fungsi, keutamaan, serta anjuran penggunaannya.

Bagaimana Hukum Membangunkan Orang Tidur untuk Shalat?

Membangunkan Orang Untuk Sholat Tahajud. Bagaimana Hukum Membangunkan Orang Tidur untuk Shalat?

Atau dalam kasus lain ada teman kita yang masih tertidur sementara waktu shalat sudah mau berakhir sedangkan kita berada bersamanya. Seperti dalam hal shalat Subuh apakah orang yang sudah bangun berkewajiban membangunkan mereka atau bagaimana? Ketika akan menutup shalatnya dengan witir, beliau pun membangunkanku, lalu aku salat witir (bersama beliau)”.

Jika seseorang tersebut tidur karena kesembronoan (disebut muta’addin dalam istilah fikih) seperti sengaja tidur setelah waktu shalat masuk misalnya, sementara dia tidak yakin kalau akan bangun sebelum waktu shalat habis, maka membangunkan orang seperti ini hukumnya adalah wajib bagi mereka yang mengetahui kondisinya, tapi kalau tidak mengetahui maka tidak wajib. Kewajiban itu, menurut al-Suyuthi, muncul dari keumuman ayat yang memerintahkan umat Islam untuk beramar makruf dan bernahi mungkar kepada sesamanya, karena orang yang sengaja tidur setelah ia ditaklifi untuk melakukan shalat adalah orang yang sedang bermaksiat dan mengingatkan orang yang tengah berbuat maksiat adalah sebuah kewajiban.

Cara Membangunkan Sahur Umat di Zaman Nabi Muhammad

Membangunkan Orang Untuk Sholat Tahajud. Cara Membangunkan Sahur Umat di Zaman Nabi Muhammad

Namun ada juga tradisi yang bukan perintah langsung syariat Islam yang keduanya dikerjakan di bulan Ramadhan. Namun bila dikerjakan di dalam bulan Ramadhan, maka pahalanya akan menjadi jauh lebih besar seperti di antaranya makan sahur.

Tradisi makan sahur dan berbuka puasa adalah tradisi yang punya landasan syar’i yang kuat. Dari Abu Zarr Al-Ghifari radhiyallahuanhu, Rasulullah SAW bersabda: "Umatku masih dalam kebaikan selama mendahulukan buka puasa dan mengakhirkan sahur.” (HR Ahmad)”.

Ia mengatakan semangat bangun malam untuk makan sahur sebenarnya merupakan tradisi yang baik, karena didasarkan pada dalil-dalil syar'i yang valid. "Kalau diganggu dengan suara-suara seperti itu, maka niat baik membangunkan orang makan sahur berubah menjadi kegiatan mengganggu orang tidur dan orang yang sedang ibadah," katanya.

2 Janji Allah SWT Bagi Yang Mendirikan Sholat Malam

Membangunkan Orang Untuk Sholat Tahajud. 2 Janji Allah SWT Bagi Yang Mendirikan Sholat Malam

Wahai orang-orang yang berselimut, bangunlah sholat malam, separuh malam. "Wahai orang-orang yang berselimut, bangunlah sholat malam, separuh malam, atau kurangi sedikit atau lebih dan bacalah Alquran dengan tartil, maka aku akan berikan kepadamu qaulan tsaqilan (ucapan berbobot) dan sesungguhnya bangun di pengujung malam itu paling dalam kesannya untuk menum buhkan iman dan memantapkan mental.".

Kepada umatnya, beliau menyampaikan bahwa shalat malam itu merupakan shalat para nabi dan rasul Allah. "Mengapa Anda shalat malam sampai kaki Anda lecet, bengkak, dan memar?

Nabi Daud membiasakan sholat malam dengan cara tidur separuh malam, bangun sepertiga malam. Kebiasaan ini dilanjutkan oleh Nabi Sulaiman. (Artikel Hikmah ini merupakan posting ulang.

Tahajud Call, Sempritan dari Prof Zahro

Membangunkan Orang Untuk Sholat Tahajud. Tahajud Call, Sempritan dari Prof Zahro

Tahajud Call, Sempritan dari Prof Zahro oleh Ali Murtadlo, jurnalis di Surabaya. Tapi kita diingatkan lagi oleh Prof Achmad Zahro, guru besar Ilmu Fiqih UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kalau sebelumnya, Prof Zahro mengingatkan doa salah mongso tentang semoga husnul khotimah yang menurutnya tidak tepat jika disampaikan saat kita mendengar kabar orang meninggal. Kali ini kita diingatkan agar tak perlu membangunkan orang untuk tahajud. Ini ibadah yang sangat privat, antara kita sama Allah, tak usah dipamer-pamerkan.”. Saya tentu tidak akan berani mengirim ’bangun-bangun tahajud’ kepada Prof Zahro. Saya senang jika dapat jawaban, ”Ini baru minum air hangat Om. Sebaliknya, jika tak ada respon, saya bertanya-tanya, pada kemana anak-anak muda ini.

Saya tidak tahu apakah ada tebersit sedikit atau banyak rasa riya. Ada yang tak menjawab karena memang belum bangun dan tidak tahajud.

Related Posts

Leave a reply