Kenapa Shalat Dzuhur Dan Ashar Tanpa Suara. Mungkin sebagian Muslim sempat terbersit pertanyaan, mengapa bacaan Alquran dalam dua sholat itu dilakukan tanpa suara? Para ulama, sebagaimana dilansir Elbalad, Senin (27/6), telah berupaya mengetahui hikmah sholat dengan bacaan Alquran yang diucapkan tanpa suara. Tidak ada nash yang menjelaskan hikmah di balik sholat zhuhur dan ashar soal mengapa bacaan Alqurannya diucapkan tanpa suara.

Karena, pikiran seorang hamba pada waktu zhuhur dan ashar telah dipenuhi oleh berbagai tugas kehidupan. Ketika bacaan Alquran dalam sholat tanpa suara, maka bisa tercapai sebuah kekhidmatan dalam sholat, karena yang menyadari dan mengetahui bacaannya hanyalah dirinya sendiri dan dengan demikian pikiran pun tidak teralihkan dengan hal lain atau pekerjaan di luar sana.

Kenapa Sholat Dzuhur dan Sholat Ashar Tidak Bersuara? Berikut

Kenapa Shalat Dzuhur Dan Ashar Tanpa Suara. Kenapa Sholat Dzuhur dan Sholat Ashar Tidak Bersuara? Berikut

Banyak di antara orang-orang yang bertanya-tanya, mengapa ketika sholat Dzuhur dan sholat Ashar tersebut disirrkan. Hal itu pun selaras dengan pertanyaan yang dilayangkan salah satu jamaah pada kajian Ustadz Adi Hidayat (UAH) yang diunggah akun youtube Kajian Ar-Rahman pada 18 Oktober 2017 lalu.

Baca Juga: Bagaimana Cara Wudhu yang Benar? Kata Buya Yahya: Niat dengan Bahasa Jawa Saja Boleh.

Ustadz Adi Hidayat pun menjawabnya, bahwa sebenernya sederhana masalah jawabannya ini, yaitu karena yang dicontohkan oleh Nabi begitu. “Kalau Nabi mencontohkan dijaharkan, ya kita jaharkan,” kata UAH. Lanjut UAH menjelaskan arti dari kata sirr yang sebenarnya adalah rahasia, dan rahasia itu artinya tidak boleh tersampaikan kepada orang lain.

Sejarah Alasan Salat Zuhur dan Asar Suaranya Harus Dipelankan

Kenapa Shalat Dzuhur Dan Ashar Tanpa Suara. Sejarah Alasan Salat Zuhur dan Asar Suaranya Harus Dipelankan

Kedua salat tersebut bacaannya dipelankan dan hanya terdengar oleh yang melaksanakan bukan didengar orang lain, termasuk makmum di belakangnya. Cara membaca lirih saat salat zuhur dan asar tersebut bukan tanpa dasar. Oleh karena itu, salat zuhur dan asar suaranya dipelankan berdasarkan pada apa yang diajarkan Rasulullah saw.

Saat itu, Rasulullah saw pernah memimpin salat jemaah bersama para sahabat dengan mengeraskan bacaan. Dalam kitab I’anah At-Thalibi dijabarkan bahwa Imam Ali Syibramalisy berkata, "Bahwa malam hari adalah waktu khalwat (menyepi) dan tepat untuk digunakan untuk berdiskusi, maka disyariatkan mengeraskan bacaan salat guna mencari kenikmatan munajat seorang hamba kepada Allah. Lalu bagaimana jika seseorang salat zuhur dan asar dengan mengeraskan suara? Dalam kitab Al-Muntaqa Syarah Muwatha' dikatakan bahwa mengeraskan suara saat salat zuhur dan asar salatnya tetap sah tetapi hukumnya makruh karena tidak sejalan dengan apa yang diajarkan Rasulullah saw.

Kenapa Imam Sholat Dzuhur dan Ashar Tidak Mengeraskan Suara

Pak Kiai Saya ingin bertanya, mengapa Sholat Dzuhur dan Ashar membaca ayat tidak dikeraskan seperti Sholat Subuh, Magrib, dan Isya? (Sutrisno, Pahoman) Waalaikumsalam Pak Sutrisno Kenapa Sholat Dzuhur dan Ashar bacaannya tidak dikeraskan seperti Sholat Shubuh, Maghrib, dan Isya’ adalah karena itba’ Rasul, mengikuti cara Rasul sholat.

Dalam kitab I’anah at-Thalibin di uraikan alasannya dengan jelas, sebagaimana teks berikut قَوْلُهُ: (يُسَنُّ الْجَهْرُ) أَيْ وَلَوْ خَافَ الرِّيَاءَ قال ع ش وَالْحِكْمَةُ فِي الْجَهْرِ فِي مَوْضِعِهِ أَنَّهُ لَمَّا كَانَ اللَّيْلُ مَحَلَّ الْخَلْوَةِ وَيَطِيْبُ فِيْهِ السَّمْرُ شُرِعَ الْجَهْرُ فِيهِ طَلَبًا لِلَذَّةِ مُنَاجَاةِ الْعَبْدِ لِرَبِّهِ، وَخُصَّ بِالْأَوَّلَيَيْنِ لِنَشَاطِ الْمُصَلِّي فِيهِمَا وَالنَّهَارُ لِمَا كَانَ مَحَلَّ الشَّوَاغِلِ وَاْلاِخْتِلاَطِ بِالنَّاسِ طُلِبَ فِيهِ الْإِسْرَارُ لِعَدَمِ صَلَاحِيَّتِهِ لِلتَّفَرُّغِ لِلْمُنَاجَاةِ، وَأُلْحِقَ الصُّبْحُ بِالصَّلَاةِ اللَّيْلِيَّةِ لِأَنَّ وَقْتَهُ لَيْسَ مَحَلاًّ لِلشَّوَاغِلِ (إعانة الطالبين، ج 1 ص 179، دار ابن عصاصه) Perkataan Mushannif, (disunnahkan mengeraskan bacaan) meskipun kuatir riya’. Imam Ali Syibramalisy berkata “Adapun hikmah mengeraskan bacaan pada tempatnya yaitu; Bahwasanya malam itu waktu kholwat (menyepi) dan enak dibuat ngobrol, maka disyari’atkan mengeras-kan bacaan untuk mencari nikmatnya munajat seorang hamba kepada Tuhannya, dan dikhususkan pada dua rakaat pertama karena semangatnya orang yang shalat berada di dalam dua rakaat tersebut. Sedangkan siang hari itu waktu sibuk dan berkumpul dengan manusia, maka dianjurkan membaca dengan suara lirih karena memang waktu itu tidak nyaman digunakan munajat.

Dalam Kitab Al-Muntaqo Syarah Muwatho’ (1/225) dijelaskan bahwa hukum mengeraskan dan memelankan “melirihkan” (Jahr dan Sir) bacaan dalam sholat itu sunnah. المنتقى - شرح الموطأ - (ج 1 / ص 252) وَقَدْ قَالَ الشَّيْخُ أَبُو الْقَاسِمِ إِنَّ الْجَهْرَ فِيمَا يُجْهَرُ فِيهِ وَالْإِسْرَارَ فِيمَا يُسَرُّ فِيهِ مِنْ سُنَنِ الصَّلَاةِ وَهَذَا مُقْتَضَى هَذِهِ الرِّوَايَةِ وَوَجْهُ الرِّوَايَةِ الثَّانِيَةِ أَنَّ تَعَمُّدَهُ لِلْجَهْرِ لَا يُفْسِدُ صَلَاتَهُ لِأَنَّهَا صِفَةٌ لِلْقِرَاءَةِ مَشْرُوعَةٌ فَلَمْ تَمْنَعْ صِحَّةَ صَلَاةِ الْإِمَامِ وَإِذَا لَمْ تَمْنَعْ صِحَّةَ صَلَاتِهِ لَمْ تَمْنَعْ صِحَّةَ صَلَاةِ مَنْ وَرَاءَهُ Jika seandainya ada orang Sholat Dzuhur atau Ashar dengan bacaan keras (jahr) misalnya, atau Sholat Maghrib, Isya’ atau Shubuh dengan bacaan pelan (sir), maka sholatnya tetap sah, hanya saja dia telah melakukan kemakruhan. Seperti di sebutkan oleh imam Nawawi dalam kitabnya al-Adzkar.

(Dijawab oleh Ustad Mahfudz/Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail NU Lampung).

Ini Kenapa Shalat Dzuhur Dan Ashar Dipelankan

Kenapa Shalat Dzuhur Dan Ashar Tanpa Suara. Ini Kenapa Shalat Dzuhur Dan Ashar Dipelankan

Firman Allah SWT berikut ini dapat menjadi landasan mengapa bacaan pada shalat dzuhur dan ashar tidak bersuara. BACA JUGA: Wanita Shalat Dzuhur di Hari Jumat, Kapan Waktunya? Tafsir dan sebab turunnya ayat tersebut ialah ketika Rasulullah berada di Mekkah, beliau melaksanakan Shalat berjamaah bersama para sahabat dengan mengeraskan bacaan surat.

Karena itulah Allah berfirman, “Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu” sehingga potongan ayat tersebut bermaksud agar orang musyrik tidak mendengar bacaannya. Tetapi Allah juga menyampaikan, “dan jangan pula merendahkannya” sehingga bacaan mesti tetap terdengar oleh sahabat yang ada di shaff pertama. Oleh karena itu, Allah melanjutkan dengan “dan carilah jalan tengah antara keduanya.”. Tetapi dalam riwayat lain menjelaskan bahwa ketika sudah berhijrah ke Madinah, perintah tersebut gugur. Dari keterangan tersebut, Allah memerintahkan agar tidak mengeraskan bacaan saat siang hari (shalat Dzuhur dan Ashar) agar tidak menjadi celaan bagi musyrikin. Dari keterangan di atas, pada kalimat “Sesekali beliau memperdengarkan ayat yang beliau baca” bahwa adanya kebolehan mengeraskan (jahar) atau memelankan (sirr) bacaan, bukan menjadi syarat sah dalam shalat.

Ini Alasan Mengapa Shalat Dzuhur Dan Ashar Suara Harus

Kenapa Shalat Dzuhur Dan Ashar Tanpa Suara. Ini Alasan Mengapa Shalat Dzuhur Dan Ashar Suara Harus

Sehingga dengan demikian kita perlu mengetahui tata cara shalat seperti hukum mengeraskan bacaan shalat.Masalah jahar ataupun sirr ketika melafalkan bacaan surat bukanlah persoalan apakah itu wajib ataukah sunat dan menjadikan kesalahan tersebut disempurnakan dengan sujud sahwi layaknya lupa bertasyahud awal. Akan tetapi bacaan sholat zuhur yang dikeraskan atau tidak, lebih bertumpu pada kebolehan untuk melaksanakannya atau tidak.Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu dalam shahih Muslim telah memberitahukan bagaimana keadaan Rasulullah ketika shalat.Dari keterangan Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu tersebut menjelaskan kepada kita terutama dalam kalimat,bahwa terdapat kebolehan menjaharkan bacaan surat pada shalat yang biasanya sirr seperti shalat dzuhur ataupun ashar. Sehingga bacaan yang dilakukan dengan sirr atau jahar bukan menjadi syarat sahnya suatu sholat.Firman Allah berikut ini akan semakin memperjelas alasan mengapa shalat dzuhur dan ashar tidak bersuara.

(QS Al Isra 110)Tafsir ayat tersebut menjelaskan bahwa ketika Rasulullah berada di Mekkah, beliau melaksanakan shalat berjamaah bersama para sahabat dengan mengeraskan bacaan surat. Karena sikap itulah, maka Allah pun berfirman,Sehingga jika dipanjangkan maka kalimatnya akan menjadi,Akan tetapi Allah juga menyampaikan,Sehingga bacaan mesti tetap terdengar oleh para sahabat yang berada di shaf pertama.

Maka karena itu Allah memerintahkan Rasul untuk mencari jalan pertengahan diantara keduanya.Dalam riwayat yang lain terdapat keterangan yang menyatakan,Dengan melihat berbagai keterangan tersebut, maka menzahirkan bacaan saat shalat maghrib, isya dan subuh serta mensirr-kan bacaan shalat dzuhur dan ashar adalah pengamalan yang dilakukan saat shalat pertama kali disyariatkan.

Alasan Shalat Dzuhur Berjamaah Tidak Mengeraskan Suara

Kenapa Shalat Dzuhur Dan Ashar Tanpa Suara. Alasan Shalat Dzuhur Berjamaah Tidak Mengeraskan Suara

Jadwal Sholat. JAKARTA, Minggu 25 September 2022.

Kota : ACEH BARAT ACEH BARAT DAYA ACEH BESAR ACEH JAYA ACEH SELATAN ACEH SINGKIL ACEH TAMIANG ACEH TENGAH ACEH TENGGARA ACEH TIMUR ACEH UTARA AGAM ALOR AMBON ASAHAN ASMAT BADUNG BALANGAN BALIKPAPAN BANDA ACEH BANDAR LAMPUNG BANDUNG BANDUNG BANDUNG BARAT BANGGAI BANGGAI KEPULAUAN BANGGAI LAUT BANGKA BANGKA BARAT BANGKA SELATAN BANGKA TENGAH BANGKALAN BANGLI BANJAR BANJAR BANJARBARU BANJARMASIN BANJARNEGARA BANTAENG BANTUL BANYUASIN BANYUMAS BANYUWANGI BARITO KUALA BARITO SELATAN BARITO TIMUR BARITO UTARA BARRU BATAM BATANG BATANGHARI BATU BATUBARA BAU-BAU BEKASI BEKASI BELITUNG BELITUNG TIMUR BELU BENER MERIAH BENGKALIS BENGKAYANG BENGKULU BENGKULU SELATAN BENGKULU TENGAH BENGKULU UTARA BERAU BIAK NUMFOR BIMA BIMA BINJAI BINTAN BIREUEN BITUNG BLITAR BLITAR BLORA BOALEMO BOGOR BOGOR BOJONEGORO BOLAANG MONGONDOW BOLAANG MONGONDOW SELATAN BOLAANG MONGONDOW TIMUR BOLAANG MONGONDOW UTARA BOMBANA BONDOWOSO BONE BONE BOLANGO BONTANG BOVEN DIGOEL BOYOLALI BREBES BUKITTINGGI BULELENG BULUKUMBA BULUNGAN BUNGO BUOL BURU BURU SELATAN BUTON BUTON SELATAN BUTON TENGAH BUTON UTARA CIAMIS CIANJUR CILACAP CILEGON CIMAHI CIREBON CIREBON DAIRI DEIYAI DELI SERDANG DEMAK DENPASAR DEPOK DHARMASRAYA DOGIYAI DOMPU DONGGALA DUMAI EMPAT LAWANG ENDE ENREKANG FAKFAK FLORES TIMUR GARUT GAYO LUES GIANYAR GORONTALO GORONTALO GORONTALO UTARA GOWA GRESIK GROBOGAN GUNUNG MAS GUNUNGKIDUL GUNUNGSITOLI HALMAHERA BARAT HALMAHERA SELATAN HALMAHERA TENGAH HALMAHERA TIMUR HALMAHERA UTARA HULU SUNGAI SELATAN HULU SUNGAI TENGAH HULU SUNGAI UTARA HUMBANG HASUNDUTAN INDRAGIRI HILIR INDRAGIRI HULU INDRAMAYU INTAN JAYA JAKARTA JAMBI JAYAPURA JAYAPURA JAYAWIJAYA JEMBER JEMBRANA JENEPONTO JEPARA JOMBANG KAIMANA KAMPAR KAPUAS KAPUAS HULU KARANGANYAR KARANGASEM KARAWANG KARIMUN KARO KATINGAN KAUR KAYONG UTARA KEBUMEN KEDIRI KEDIRI KEEROM KENDAL KENDARI KEPAHIANG KEPULAUAN ANAMBAS KEPULAUAN ARU KEPULAUAN MENTAWAI KEPULAUAN MERANTI KEPULAUAN SANGIHE KEPULAUAN SELAYAR KEPULAUAN SERIBU KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO KEPULAUAN SULA KEPULAUAN TALAUD KEPULAUAN YAPEN KERINCI KETAPANG KLATEN KLUNGKUNG KOLAKA KOLAKA TIMUR KOLAKA UTARA KONAWE KONAWE KEPULAUAN KONAWE SELATAN KONAWE UTARA KOTABARU KOTAMOBAGU KOTAWARINGIN BARAT KOTAWARINGIN TIMUR KUANTAN SINGINGI KUBU RAYA KUDUS KULON PROGO KUNINGAN KUPANG KUPANG KUTAI BARAT KUTAI KARTANEGARA KUTAI TIMUR LABUHANBATU LABUHANBATU SELATAN LABUHANBATU UTARA LAHAT LAMANDAU LAMONGAN LAMPUNG BARAT LAMPUNG SELATAN LAMPUNG TENGAH LAMPUNG TIMUR LAMPUNG UTARA LANDAK LANGKAT LANGSA LANNY JAYA LEBAK LEBONG LEMBATA LHOKSEUMAWE LIMA PULUH KOTA LINGGA LOMBOK BARAT LOMBOK TENGAH LOMBOK TIMUR LOMBOK UTARA LUBUKLINGGAU LUMAJANG LUWU LUWU TIMUR LUWU UTARA MADIUN MADIUN MAGELANG MAGELANG MAGETAN MAHAKAM ULU MAJALENGKA MAJENE MAKASSAR MALAKA MALANG MALANG MALINAU MALUKU BARAT DAYA MALUKU TENGAH MALUKU TENGGARA MALUKU TENGGARA BARAT MAMASA MAMBERAMO RAYA MAMBERAMO TENGAH MAMUJU MAMUJU TENGAH MAMUJU UTARA MANADO MANDAILING NATAL MANGGARAI MANGGARAI BARAT MANGGARAI TIMUR MANOKWARI MANOKWARI SELATAN MAPPI MAROS MATARAM MAYBRAT MEDAN MELAWI MEMPAWAH MERANGIN MERAUKE MESUJI METRO MIMIKA MINAHASA MINAHASA SELATAN MINAHASA TENGGARA MINAHASA UTARA MOJOKERTO MOJOKERTO MOROWALI MOROWALI UTARA MUARA ENIM MUARO JAMBI MUKOMUKO MUNA MUNA BARAT MURUNG RAYA MUSI BANYUASIN MUSI RAWAS MUSI RAWAS UTARA NABIRE NAGAN RAYA NAGEKEO NATUNA NDUGA NGADA NGANJUK NGAWI NIAS NIAS BARAT NIAS SELATAN NIAS UTARA NUNUKAN OGAN ILIR OGAN KOMERING ILIR OGAN KOMERING ULU OGAN KOMERING ULU SELATAN OGAN KOMERING ULU TIMUR PACITAN PADANG PADANG LAWAS PADANG LAWAS UTARA PADANG PARIAMAN PADANGPANJANG PADANGSIDEMPUAN PAGAR ALAM PAKPAK BHARAT PALANGKARAYA PALEMBANG PALOPO PALU PAMEKASAN PANDEGLANG PANGANDARAN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN PANGKAL PINANG PANIAI PAREPARE PARIAMAN PARIGI MOUTONG PASAMAN PASAMAN BARAT PASER PASURUAN PASURUAN PATI PAYAKUMBUH PEGUNUNGAN ARFAK PEGUNUNGAN BINTANG PEKAJANG LINGGA PEKALONGAN PEKALONGAN PEKANBARU PELALAWAN PEMALANG PEMATANGSIANTAR PENAJAM PASER UTARA PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR PESAWARAN PESISIR BARAT PESISIR SELATAN PIDIE PIDIE JAYA PINRANG POHUWATO POLEWALI MANDAR PONOROGO PONTIANAK POSO PRABUMULIH PRINGSEWU PROBOLINGGO PROBOLINGGO PULANG PISAU PULAU LAUT NATUNA PULAU MIDAI NATUNA PULAU MOROTAI PULAU SERASAN NATUNA PULAU TALIABU PULAU TAMBELAN BINTAN PUNCAK PUNCAK JAYA PURBALINGGA PURWAKARTA PURWOREJO RAJA AMPAT REJANG LEBONG REMBANG ROKAN HILIR ROKAN HULU ROTE NDAO SABANG SABU RAIJUA SALATIGA SAMARINDA SAMBAS SAMOSIR SAMPANG SANGGAU SARMI SAROLANGUN SAWAHLUNTO SEKADAU SELUMA SEMARANG SEMARANG SERAM BAGIAN BARAT SERAM BAGIAN TIMUR SERANG SERANG SERDANG BEDAGAI SERUYAN SIAK SIBOLGA SIDENRENG RAPPANG SIDOARJO SIGI SIJUNJUNG SIKKA SIMALUNGUN SIMEULUE SINGKAWANG SINJAI SINTANG SITUBONDO SLEMAN SOFIFI SOFIFI SOLOK SOLOK SOLOK SELATAN SOPPENG SORONG SORONG SORONG SELATAN SRAGEN SUBANG SUBULUSSALAM SUKABUMI SUKABUMI SUKAMARA SUKOHARJO SUMBA BARAT SUMBA BARAT DAYA SUMBA TENGAH SUMBA TIMUR SUMBAWA SUMBAWA BARAT SUMEDANG SUMENEP SUNGAI PENUH SUPIORI SURABAYA SURAKARTA TABALONG TABANAN TAKALAR TAMBRAUW TANA TIDUNG TANA TORAJA TANAH BUMBU TANAH DATAR TANAH LAUT TANGERANG TANGERANG TANGERANG SELATAN TANGGAMUS TANJUNG JABUNG BARAT TANJUNG JABUNG TIMUR TANJUNG PINANG TANJUNGBALAI TAPANULI SELATAN TAPANULI TENGAH TAPANULI UTARA TAPIN TARAKAN TASIKMALAYA TASIKMALAYA TEBING TINGGI TEBO TEGAL TEGAL TELUK BINTUNI TELUK WONDAMA TEMANGGUNG TERNATE TIDORE KEPULAUAN TIMOR TENGAH SELATAN TIMOR TENGAH UTARA TOBA SAMOSIR TOJO UNA-UNA TOLI-TOLI TOLIKARA TOMOHON TORAJA UTARA TRENGGALEK TUAL TUBAN TULANG BAWANG TULANG BAWANG BARAT TULUNGAGUNG WAJO WAKATOBI WAROPEN WAY KANAN WONOGIRI WONOSOBO YAHUKIMO YALIMO YAPEN WAROPEN YOGYAKARTA.

kenapa sholat magrib,isya,subuh bersuara sedangkan sholat

Kenapa Shalat Dzuhur Dan Ashar Tanpa Suara. kenapa sholat magrib,isya,subuh bersuara sedangkan sholat

Dalam tata cara ibadah kepada Allah, kita wajib mengikuti apa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: صَلُّوْا كَمَا رَأَيْْتُمُوْنِيْ أُصَلِّي “Shalatlah kamu sekalian sebagaimana kalian melihat aku shalat”.

Lihat Irwaul Ghalil no: 213) Ketika diajukan pertanyaan serupa, Syaikh Bin Baz rahimahullah menjawab : “Wallahu a’lam alasan mengapa diajarkan untuk membaca keras-keras dalam shalat-shalat tersebut (Maghrib, ‘Isya dan Shubuh). Apalagi kalau kita sadari bahwa ketika itu lampu listrik belum lagi ditemukan. Bukankah ketika melakukan shalat kita pada hakikatnya sedang bermunajat dan berdoa kepada Allah? Bukankah Allah yang kita seru dalam shalat itu Maha Mendengar, bahkan untuk bunyi derap langkahnya semut sekalipun? Dalam satu riwayat pernah dikemukakan bahwa sahabat Nabi, Abû Bakar, berdoa dengan suara yang terdengar sayup dengan alasan “Allah mengetahui hajatku,” sedangkan ‘Umar berdoa dengan suara keras sambil berkata, “Aku mengusir setan dan membangunkan orang yang mengantuk atau tidur.” Lalu turunlah ayat berikut ini: Janganlah mengeraskan suaramu dalam shalat atau doa dan janganlah juga merendahkannya. Kemudian, apabila bacaan surat pendek kita belum selesai tetapi imam sudah rukuk, kita tidak harus menyelesaikan bacaan sampai akhir surah, tetapi langsung ikut rukuk bersama imam.

Bagaimana Sebenarnya Cara Shalat Dhuhur-Ashar di Arafah

Kenapa Shalat Dzuhur Dan Ashar Tanpa Suara. Bagaimana Sebenarnya Cara Shalat Dhuhur-Ashar di Arafah

Saat wukuf di Arafah rombongan kami setenda dengan salah satu KBIH. Dasar pelaksanaan shalat Dzuhur dan Ashar pada hari Arafah di antaranya adalah hadits Jabir bin Abdillah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang menceritakan kronologis pelaksanaan haji Rasulullah SAW.

Selanjutnya Rasulullah SAW menaiki kendaraannya menuju tempat wukuf.” (Diriwayatkan oleh Muslim, hadis nomor 1218). Mengacu pada riwayat di atas, Ibn Rusyd mengutip sebuah pendapat bahwa para ulama telah berijma tentang pelaksanaan shalat Dzuhur dan Ashar pada hari Arafah, yaitu dilaksanakan secara jama-qashar dengan suara lirih atau sirri, (Bidayatul Mujtahid, I/337). Ulama-ulama Syafi’iyyah juga berijma bahwa shalat Dzuhur dan Ashar pada hari Arafah dilaksanakan secara lirih atau sirri, (Hasyiyah Attarmasyi, VI/292). Para ulama sepakat bahwa ibadah mahdhah atau ibadat yang sifatnya tauqifiy, yaitu ibadat yang disyariatkan kepada manusia namun tidak diketahui illat atau alasannya adalah tidak bisa diqiyaskan.

الأصل في أحكام العبادات عدم التعليل، لأنهاقائمة على حكمة عامة، وهي التعبد دون إدراك معنى مناسب لترتيب الحكم عليه، وأما أحكام المعاملات والعادات والجنايات ونحوها، فالأصل فيها: أن تكون معللة، لأن مدارها على مراءاة مصالح العباد، فرتبت الأحكام فيها على معان مناسة لحقيق تلك المصالح، و الأحكام التعبية لا يقاس عليها لعدم إمكانية تعدية حكمها إلى غيرها. Syiakhul Islam Ibnu Taimiyah berpendapat sebagaimana ia tuangkan dalam kitab, Alqawa’id Annuraniyyah, bahwa Ahmad bin Hanbal dan kawan-kawannya yaitu fukaha ahlli hadis, berpendapat, al-aslu fil ibadati attauqif, bahwa asal dari ibadah adalah berhenti (tidak disertai pertanyaan apa tujuannya).

Ditulis oleh Dr Syamsuddin MA, dosen UIN Sunan Ampel Surabaya, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.

KENAPA SHALAT ZUHUR DAN ASHAR SIRR?

Para ulama berijtihad tentang hikmah kenapa shalat ada yang jahar dan sir, sebahagian mengatakan kita lakukan itu untuk beriqtida’ (mengikut) Rasulullah SAW, maka kita sir dan jaharrkan ditempat-tempat yang Rasul melakukan itu sesuai dengan firman Allah “Sungguh ada pada Rasul itu tauladan yang baik,” (QR: Al-Ahzab, 21) dan Sabda Rasulullah SAW “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat” (HR; Bukhari dalam Sahihnya). Malam adalah tempatnya untuk ber khalwat dengan Allah SWT, ketika seorang muslim menjaharkan bacaannya akan menambah semangat, dan agar dapat mengambil manfaat dari makna bacaan itu serta menjauhkan kantuk. Suara imam disunnahkan untuk ditinggikan sekira tidak mengganggu orang lain baik yang shalat maupun tidur, adapun jika sendirian maka hendaklah membacanya dengan suara sedang agar menolongnya untuk bertadabbur dan memperhatikan bacaan serta mengusir syetan.

Dari Ibnu Abbas beliau berkata: ayat ini diturunkan ketika nabi sedang bersembunyi di Makkah “Janganlah kamu meninggikan suaramu dalam shalat dan jangan melunakkannya” ia berkata ketika nabi shalat dengan para sahabat Nabi meninggikan suaranya membaca Al-Quran, ketika orang musyrik mendengarnya mereka mencaci Al-Quran dan mencaci Yang Menurunkannya serta yang menyampaikannya, maka Allah SWT berkata kepada NabiNya SAW, “Jangan tinggikan suarmu dalam shalat” artinya dalam membacaya sehingga tidak terdengar oleh orang musyrik sehingga mereka mencela Al-Quran, “Jangan merendahkannya” kepada para sahabatmu sehingga mereka tidak mendengarnya agar mereka dapat mengambil darimu, “carilah jalan diantara itu” (HR; Bukhari dan Muslim dan Ahmad dan Ibnu Abbas). Ibnu Jarir berkata, dari Muhammad bin Sirin ia berkata; dikabarkan kepada saya bahwa Abu Bakar apabila shalat ia melunakkan suaranya dalam membaca, dan Umar mengeraskan suaranya, maka dikatakan kepada Abu Bakar kenapa engkau lakukan itu?

Abu Bakar berkata: “Saya bermunajat kepada Tuhanku sungguh Ia mengetahui hajatku”, maka dikatakan kepadanya bagus!, dan dikatakan kepada Umar kenapa engkau lakukan itu ia berkata “Aku ingin mengusir setan dan membangunkan orang yang ngatuk” dikatakan kepadanya: bagus!

Related Posts

Leave a reply