Jumlah Minimal Shalat Berjamaah Adalah. Makmum adalah sebutan bagi sekelompok jamaah yang dipimpin seorang imam saat sholat bersama. Saat sholat berjamaah, bacaan dan gerakan seorang makmum tidak boleh mendahului imam. "Syarat bermakmum ada 12 perkara yang harus diikuti semua," tulis Ainul Yaqin, MA, dalam bukunya berjudul Fiqh Ibadah Kajian Komprehensif Tata Cara Ritual Dalam Islam.
Berikut syarat dan jumlah minimal makmum saat sholat berjamaah. Mengetahui langsung, melihat shaf yang paling belakang, dan mendengar aktivitas imam.
Jika imam batal, makmum sebelah kanan maju ke depan menggantikannya. Satu menjadi imam dan lainnya adalah makmum," tulis Ainul dalam bukunya. Secara bahasa, kata al-jama'ah sering disamakan dengan al-thaifah yang berarti kelompok kecil atau dalam jumlah sedikit.
Semoga tiap muslim selalu mendapatkan kesempatan sholat berjamaah, sebagai imam atau makmum.
apa hukumnya bagi yg melakukan hubungan badan suami istri saat berpuasa. apa hukumnya bagi yg melakukan hubungan badan suami istri saat berpuasa. tolong bantuin yaplissmakasihh nanti aku jadikan jawaban terbaik.... tolong bantuin yaplissmakasihh nanti aku jadikan jawaban terbaik....
Menurut Mazhab Hanafiyah, meski yang mendengarkan khutbah Jumat hanya seorang saja dan saat melangsungkan sholat, makmum berjumlah tiga orang adalah sah. Ada pula riwayat Ka’ab bin Malik yang menyatakan bahwa sholat Jumat pertama di Baqi dikerjakan 40 orang. ‘’Yang jelas bahwa sholat Jumat itu sebagaimana disepakati ulama harus dilakukan secara berjamaah,’’ ungkap Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Dalam fatwanya, ulama NU menyatakan, jika jumlah jamaah pada sebuah desa kurang dari 40 orang, maka mereka boleh bertaklid kepada Abu Hanifah.
Tetapi lebih utama supaya bertaklid kepada Imam Muzan dari golongan Mazhab Syafi’I,’’ demikian kesepakatan ulama NU terkait masalah jumlah minimal jamaah sholat Jumat.
Harakah.id – Berapa pun jumlah jama’ah, selama masih ada imam dan makmum, maka shalat jama’ahnya sah. Shalat jama’ah lebih utama dibandingkan shalat sendiri.
Sebagaimana dalam hadis yang cukup masyhur, dinyatakan, “shalat jama’ah lebih baik 27 derajat dibanding shalat sendirian.” [HR. Bukhari dan Muslim]. Hal yang membedakan antara shalat berjama’ah dan sendiri ialah adanya imam dan makmum. Karena itu, untuk dapat melaksanakan shalat berjama’ah, harus ada minimal jumlah doa orang. Satu orang bertindak sebagai imam dan satu lagi menjadi makmum.
Masalahnya, di sana tidak setiap hari tempat seperti itu ramai, dan terkadang orang yang Jumatan juga tak banyak. Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah menuju dzikrullâh dan tinggalkanlah jual beli. Ayat di atas menggunakan lafal fas‘au , yang menunjukkan persona jama’ (lebih dari satu orang), dan sasaran perintah ini adalah untuk umat muslimin. Karena salah satu syarat lain dari shalat Jumat adalah jamaah yang mustawthin (berdomisili di tempat tersebut) maka oleh Imam Malik, jumlah minimal jamaah ini sekiranya bisa menjadikan satu domisili kampung yang representatif – tentu sesuai kampung di masa Imam Malik.
Artinya: “Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: telah menjadi Sunnah, bahwa Jumat selalu dilakukan untuk 40 orang atau lebih.” (HR. Maka persoalan jumlah jamaah yang kurang banyak, hendaknya dikomunikasikan dengan pengelola masjid di berbagai fasilitas umum tersebut.
Tentu ini perlu dicermati sebagai keragaman pemahaman Islam yang diyakini oleh sebagian saudara Muslim di luar kalangan Nahdliyin.