Hadist Tentang Sholat Qobliyah Isya. - Salah satu sholat sunnah yang dikerjakan oleh umat Islam adalah. Artinya: "Jika seorang hamba Allah SWT sholat demi allah SWT 12 raka'at (sunah) setiap hari, sebelum dan setelah sholat wajib, maka Allah SWT akan membangunkannya sebuah rumah di surga atau rumah akan dibangun untuknya di surga.

Aku tidak pernah absen melakukannya, sejak mendengarnya dari Rasulullah SAW.". Disebut sholat sunnah rawatib karena dikerjakan secara menetap dan terus-menerus. Merujuk pada suatu hadits riwayat yang berasal dari Aisyah ra. Pendapat ini merujuk pada salah satu hadits Nabi SAW, bahwa dianjurkan untuk mengerjakan sholat di antara adzan dan iqamah. Disebutkan pula bahwa sholat ini dilakukan bagi siapa saja yang mau mengerjakannya. Dikutip dari buku Panduan Terlengkap Ibadah Muslim "Sehari-Hari" oleh KH.

Artinya: "Aku niat sholat sunnah sebelum Isya dua rakaat karena Allah Ta'ala.".

Dalil tentang Sholat Qobliyah Isya dan Tuntunan Mengamalkanya

Hadist Tentang Sholat Qobliyah Isya. Dalil tentang Sholat Qobliyah Isya dan Tuntunan Mengamalkanya

Seperti yang disebutkan dalam. tentang sholat sunnah rawatib tersebut, kita mengetahui bahwa sholat sunnah rawatib merupakan sholat sunnah yang dikerjakan berdampingan dengan sholat wajib.

Hal ini juga dipaparkan dalam buku. Sholat Jama’ah Based Management yang ditulis oleh Gancar C. Premananto.

(2019: 27) menyebutkan bahwa sholat sunnah rawatib adalah sholat yang mengikuti masing-masing sholat wajib.

Shalat Sunnah Qabliyah Isya dan Badiyah Isya

Hadist Tentang Sholat Qobliyah Isya. Shalat Sunnah Qabliyah Isya dan Badiyah Isya

Kali ini kita lihat bahasan dari Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi, Insya-Allah akan mendapatkan jawaban. Pada bab ini terdapat hadits dari Ibnu ‘Umar sebelumnya yang menyebutkan, “Aku shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dua rakaat badiyah Isya.” Juga hadits ‘Abdullah bin Mughaffal, “Antara dua azan terdapat shalat sunnah.” (Muttafaqun ‘alaih) sebagaimana disebutkan sebelumnya. Hadits yang dimaksudkan oleh Imam Nawawi di atas adalah hadits berikut ini yang disebutkan sebelumnya dalam Riyadhus Sholihin. Dari ‘Abdullah bin Mughaffal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara setiap dua azan terdapat shalat, di antara setiap dua azan terdapat shalat, di antara setiap dua azan terdapat shalat.” Beliau berkata pada yang ketiga kalinya, “Bagi siapa yang ingin.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Masih ada tuntunan shalat sunnah qabliyah Isya sebagaimana diisyaratkan oleh Imam Nawawi dlaam judul Bab #202 dari Riyadhus Sholihin kali ini. Namun shalat qabliyah Isya tidak masuk dalam shalat sunnah rawatib dua belas rakaat yang dijanjikan dibangunkan rumah di surga.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,. “Barangsiapa merutinkan shalat sunnah dua belas rakaat dalam sehari, maka Allah akan membangunkan bagi dia sebuah rumah di surga. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Qabliyah-Ba'diyah untuk Shalat Magrib dan Isya

Shalatlah dengan tenang dan agak lama sehingga para jamaah yang lain telah bubar meninggalkan lokasi. Aku niat melakukan shalat sunat sebelum Maghrib 2 rakaat, sambil menghadap kiblat, saat ini, karena Allah ta'ala.

Aku niat melakukan shalat sunat sesudah Maghrib 2 rakaat, sambil menghadap kiblat, saat ini, karena Allah ta'ala. Aku niat melakukan shalat sunat sebelum Isya 2 rakaat, sambil menghadap kiblat, saat ini, karena Allah ta'ala. Aku niat melakukan shalat sunat sesudah Isya 2 rakaat, sambil menghadap kiblat, saat ini, karena Allah ta'ala.

Adakah Shalat Sunah Qabliyah Isya?

Hadist Tentang Sholat Qobliyah Isya. Adakah Shalat Sunah Qabliyah Isya?

Beliau mendasarkan hal ini pada hadits yang diriwayatkan oleh Jama’ah Ahli Hadits dari ‘Abdullah ibn Mughaffal radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:. Artinya: “‘Di antara dua adzan itu ada shalat, di antara dua adzan itu ada shalat.’ Kemudian beliau berkata dalam kali ketiga, ‘bagi siapa yang menghendaki’.”.

Pendapat ini juga dikuatkan oleh asy-Syaikh Mahmud ‘Abdul Lathif ‘Uwaidhah hafizhahullah di kitab beliau al-Jami’ li Ahkam ash-Shalah. Asy-Syaikh Wahbah az-Zuhaili hafizhahullah dalam kitab beliau al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu menyebutkan bahwa madzhab Hanafi menyatakan 4 raka’at sebelum shalat ‘Isya hukumnya mandub (dalam madzhab Hanafi, mandub maksudnya adalah ‘ibadah nafilah yang tidak muakkad). Madzhab Maliki menyatakan shalat dua raka’at di antara adzan dan iqamah termasuk nafilah, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sudah saya sebutkan di awal (hadits riwayat Jama’ah).

Madzhab Syafi’i memasukkan 2 raka’at qabliyah ‘Isya dalam shalat sunnah ghairu muakkadah. Hanya madzhab Hanbali yang tidak memasukkan qabliyah ‘Isya sebagai shalat sunnah.

Berdasarkan penjelasan asy-Syaikh Wahbah az-Zuhaili hafizhahullah yang saya sampaikan di atas, yang mengakui adanya shalat sunnah qabliyah ‘Isya adalah jumhur ‘ulama, walaupun mereka juga menjelaskan bahwa shalat ini ghairu muakkad (tidak terlalu ditekankan). Dan redaksi hadits yang diriwayatkan oleh Jama’ah Ahli Hadits yang saya kutip di atas pun menyebutkan kalimat ‘liman syaa-a’, ini menunjukkan shalat ini tidak ‘dianjurkan dengan kuat’ oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Shalat Witir, Sebelum Tidur Sesudah Isya atau Setelah Tahajud

Hadist Tentang Sholat Qobliyah Isya. Shalat Witir, Sebelum Tidur Sesudah Isya atau Setelah Tahajud

Oleh sebab itu, rangkaian shalat sunah seseorang dalam sehari semalam hendaknya ditutup dengan witir sebagai bukti pengesaan hamba kepada Tuhan. Dalam riwayat Muslim disebutkan: “Barang siapa mengerjakan salat pada malam hari maka hendaklah dia menjadikan salat terakhirnya sebagai Witir (sebelum Subuh) karena sesungguhnya Rasulullah SAW telah memerintahkan hal tersebut.” (Said bin ‘Ali bin Wahf al-Qahtjani, Ensiklopedia Shalat menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, 2006, hlm. Keutamaan di antara kedua waktu tadi disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Ibn Khuzaimah.

Namun, jika merujuk ke hadis lain, bakal ditemukan Salat Witir sebelum tidur lebih diutamakan. Hadis itu berbunyi: “Abu Dzar berkata, ‘Kekasihku (Rasulullah SAW) pernah berpesan kepadaku tentang tiga hal yang tidak akan aku tinggalkan untuk selamanya, Insyaallah, yaitu sholat fajar, sholat witir sebelum tidur, dan puasa tiga hari pada setiap bulan.”. Lebih tepatnya, apakah dia bisa memastikan diri untuk bangun dari tidur guna melaksanakan sholat Witir atau tidak. Hadis-hadis sahih yang lain juga menunjukkan perincian seperti ini.” ((Sallamah Muhammad Abu Al-Kamal, Mukjizat Shalat Malam-Meraih Spiritualitas Rasulullah, 2002, hlm. Sementara itu, Ustaz Adi Hidayat menyatakan, ada dua waktu melaksanakan sholat witir dan dua-duanya benar. Ustaz Adi Hidayat mengatakan, sholat witir sesudah Isya dilakukan bila malamnya tidak mampu bangun.

“Sholat tarawih artinya menunaikan salat dengan jeda untuk melahirkan ketenangan pada jiwa,” kata Ustaz Adi Hidayat.

Keutamaan Sholat Sunah Rawatib Isya, Allah Menjanjikan

Hadist Tentang Sholat Qobliyah Isya. Keutamaan Sholat Sunah Rawatib Isya, Allah Menjanjikan

“Diantara setiap azan dan iqomah terdapat sholat –beliau mengatakannya tiga kali, pada ketiganya beliau berkata- bagi siapa yang mau.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mughoffal Al-Muzani radhiyallahu’anhu]. Baca Juga: Begini Akibat Jika Bersandar Harapan dan Mencari Ridha kepada Manusia.

Ibnu Hibban dari Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu’anhuma, Ash-Shahihah: 232]. Baca Juga: 5 Cara Sukses Nabi Muhammad SAW Berbisnis. Ustaz Sofyan Ruray menjelaskan, sementara sholat sunah badiyah Isya dua raka’at termasuk sunnah muakkadah (yang ditekankan) dan dianjurkan untuk selalu dijaga. At-Tirmidzi dari Aisyah dan Ummu Habibah radhiyallahu’anhuma, Shahihul Jaami’: 6183].

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran. Sahabat yang Mulia Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma meriwayatkan, فَصَلَّى النَّبِيُّ ﷺ العِشَاءَ، ثُمَّ جَاءَ إِلَى مَنْزِلِهِ، فَصَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ، ثُمَّ نَامَ، ثُمَّ قَامَ “…Nabi ﷺ sholat Isya, kemudian kembali ke rumah beliau, lalu sholat Isya 4 raka’at, kemudian beliau tidur, kemudian bangun untuk sholat malam…” [HR.

Related Posts

Leave a reply