Gerakan Sholat Yang Benar Bagi Perempuan. JAKARTA, iNews.id - Tata Cara Sholat yang benar bagi perempuan penting diperhatikan agar sempurna ibadah yang dijalankan. Ada lima waktu sholat yang diwajibkan untuk dikerjakan Muslim yang sudah baligh dan berakal yakni, dzuhur, ashar, magrib, isya dan subuh. Ketentuan waktu sholat itu disebutkan dalam Alquran. Tata Cara Sholat Istikhoroh Lengkap Bacaan Niat serta Doa. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan bahwa dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk menyempurnakan shalat dan dirikanlah sholat sebagaimana diperintahkan untuk melakukannya, lengkap dengan rukun-rukun, khusyuk, rukuk, sujud, dan semua urusannya. Suci dari hadast kecil dan besar.
Suci seluruh anggota badan, pakaian dan tempat. Menutup aurat (aurat laki-laki dari pusat sampai lutut, perempuan seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan). Membaca shalawat Nabi Muhammad SAW saat tasyahud akhir. Tertib melakukan rukun sholat secara berurutan.
Liputan6.com, Jakarta Tata cara sholat yang benar bagi wanita penting untuk diperhatikan. Sholat adalah ibadah utama yang harus dilaksanakan setiap umat muslim. Baik laki-laki maupun perempuan, sholat adalah pilar penting dalam ajaran agama Islam.
Tata cara sholat yang benar bagi wanita pada dasarnya sama dengan laki-laki. Hal ini sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad dalam hadis yang berbunyi “sholatlah kalian sebagaimana kamu melihat aku sholat”. Tata cara sholat yang benar bagi wanita ini sama meliputi syarat, gerakan, dan bacaan.
Mengetahui tata cara sholat yang benar bagi wanita akan membuat ibadah lebih khusyuk.
Artinya: "Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari.
Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagi-Nya.
Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim).".
REPUBLIKA.CO.ID, Allah SWT memberikan ketentuan atau syarat yang berbeda di antara laki-laki dan perempuan dalam hal sholat. Dalam sholat, mulai dari syarat, hingga sebagian cara ibadah, terdapat perbedaan, kendati tidak prinsip. Namun, menurut sejumlah ulama, sebenarnya tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal gerakan sholat.
Syekh Kamil Muhammad Uwaidah, dalam bukunya Fikih Wanita, menjelaskan, dalam sholat tidak ada perbedaan prinsip antara laki-laki dan perempuan, kecuali perempuan diperintahkan untuk merapatkan tubuhnya pada saat rukuk dan sujud, serta duduk bersilang kaki atau meletakkan kedua kakinya disamping kanan (bersimpuh, red). Hal ini ditegaskan dalam hadits Nabi SAW, Apabila perempuan Muslim mengerjakan sholat, maka hendaklah duduk di atas lutut dan merapatkan pahanya.
Dari Ibnu Umar RA, disebutkan, bahwa Rasulullah SAW telah memerintahkan perempuan Muslim untuk duduk bersilang kakinya dalam sholat. Dari Abu Humaid, Ketika Nabi SAW sujud, ia menempatkan hidung dan keningnya di atas lantai. Karena bila engkau melakukan seperti itu maka setiap anggota badan ikut bersujud denganmu.” (HR Ibnu Khuzaimah dan Hakim).
Salat merupakan tiang agama dalam ajaran Islam dan wujud rasa syukur manusia atas nikmat yang telah diberikan pada Allah SWT. Selain itu, mengajarkan salat yang dilakukan sejak kecil dapat membuat anak terbiasa sehingga lebih istiqomah nantinya, Ma. Sebagai panduan, Mama dan Papa dapat mengajarkan tata cara salat beserta gambarnya dari Popmama.com berikut ini. Gerakan saat membaca niat salat, yaitu dengan posisi tubuh yang tegap, menghadap kiblat, dan pandangan mata mengarah ke tempat sujud.
Masih dalam posisi kedua tangan yang disedekapkan pada dada, bacaan salat berikutnya adalah melafalkan surat sekiranya hafal. Dengan kembali berdiri tegak sempurna sambil mengangkat kedua tangan setinggi telinga (bagi laki-laki) dan sejajar dada (untuk perempuan).
Sujud dilakukan dengan cara bertumpu pada 7 anggota badan, tangan sejajar pundak atau telinga, tumit rapat, dan ujung kaki menghadap kiblat. Gerakan dan bacaan tetap sama seperti sebelumnya, tetapi jumlah rakaat ini tergantung pada waktu salat.
Kitab al-Mughni, Ibnu Qudamah menyatakan, "Sepengetahuan kami, masalah ini tidak ada beda pendapat.". Namun, bila seorang perempuan ingin mengumandangkan azan untuk dirinya sendiri atau dihadapan jamaah Muslimah lainnya, hal ini diperbolehkan. Dalam beberapa pendapat yang lebih kuat disebut kedua telapak tangan tidak mengapa terbuka namun untuk kaki harus tertutup.
Dari Aisyah RA, Nabi Muhammad pernah ber sabda, "Tidaklah diterima oleh Allah shalat seorang wanita yang sudah mengalami haid kecuali dengan himar (menutupi kepala dan lehernya).". Dari Ummu Salamah ia pernah bertanya pada Nabi tentang penggunaan gamis dan kerudung saat shalat tanpa menggunakan izar atau sarung di bawahnya. Nabi SAW pun menjawab, "Boleh jika memang gamisnya lebar memanjang hingga menutupi punggung tela pak kakinya.". Mengenai shalat jamaah wanita Muslim, masih menjadi hal yang diperselisihkan oleh para ulama. Wanita juga boleh mengeraskan bacaannya tatkala membaca dalam shalat jika tidak ada laki-laki yang bukan mahramnya. Hal ini tertulis dalam al-Ahzab ayat 53, "… Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi) maka mintalah dari belakang tabir.
Bagi wanita, mereka diperbolehkan untuk keluar dari rumah dan melakukan shalat berjamaah di masjid bersama para laki-laki.
Sesungguhnya Rasulullah SAW melewati dua perempuan yang lagi sholat, lalu beliau berkata: Jika kalian berdua sedang sujud, maka dekatkanlah sebagian tubuh kalian ke tanah, karena seorang perempuan tidaklah sama dengan laki-laki dalam masalah ini. وَقُلِ اعۡمَلُوۡا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمۡ وَرَسُوۡلُهٗ وَالۡمُؤۡمِنُوۡنَؕ وَسَتُرَدُّوۡنَ اِلٰى عٰلِمِ الۡغَيۡبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمۡ بِمَا كُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَۚ Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”.
Meski syarat sujud antara laki-laki dan perempuan sama, namun terdapat perbedaan mengenai tata cara pelaksanaan sujud sholat antara laki-laki dan perempuan.Adapun tata cara sujud sholat yang benar untuk perempuan adalah kedua sikunya dipertemukan dan dirapatkan dengan kedua lambungnya dan perutnya dipertemukan dan dirapatkan dengan kedua pahanya.Ketika sujud, perempuan tidak dianjurkan merenggangkan kedua siku dan kedua pahanya, melainkan dirapatkan. Ini dimaksudkan agar auratnya lebih tertutup.Ini sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Wahbah Al-Zuhaili dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu berikut:"Disunnahkan bagi perempuan menyelisihi sholat laki-laki dalam enam perkara. Pertama adalah mengumpulkan anggota tubuh satu dengan lainnya saat sujud dengan cara kedua sikunya dipertemukan dengan kedua lambungnya dan perutnya dipertemukan dengan kedua pahanya.
"Terdapat beberapa hadits yang dijadikan dasar mengenai tata cara sujud sholat perempuan ini. Di antaranya adalah hadits riwayat Imam Al-Baihaqi dari Yazid bin Abi Habib, dia berkata;.
Wajjahtu wajhiya lilladzii fataras samawaati wal ardha haniifam muslimaw wamaa anaa minal musyrikiin. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku semuanya untuk Allah, penguasa alam semesta.
Selesai melakukan iktidal, lakukan sujud dengan meletakkan dahi di lantai yang telah diberikan alas bersih. Ketika turun ke bawah dari posisi iktidal, lakukan sambil membaca "Allahu akbar" dan sujud dengan membacanya 3 kali. Setelah selesai membaca lakukan gerakan sujud dengan bacaan yang sama sebelumnya.
Lakukanlah sholat tepat waktu setiap hari sesuai dengan kewajiban yang telah ditetapkan.