Filosofi Gerakan Sholat Menurut Ulama. Rukuk adalah salah satu dari empat inti pelaksanaan shalat di samping berdiri, sujud, dan duduk. Setelah turun awal surah al-A'la, Sabbih ism Rabbik al-A'la (bertasbihlah dengan Nama Tuhanmu Yang Mahatinggi/QS al-A'la [87]:1), maka Nabi memerintahkan sahabatnya membacanya di dalam sujud.

Hakikat rukuk, sebagaimana dijelaskan dalam kitab-kitab tasawuf, ialah simbol ketundukan seorang hamba yang rela dengan tulus merukukkan kepala sebagai mahkota paling tinggi manusia kepada Allah 'Azza wa Jalla. Perbuatan rukuk sesungguhnya bukan hanya kepala, melainkan yang lebih penting ialah merukukkan segenap potensi diri, mulai dari kepala sampai kepada seluruh organ spiritual kita, seperti kalbu, jiwa, dan akal pikiran. Tentu ucapan ini dipahami betul saat melihat 'Arasy karena di tempat itulah ia menerima perintah shalat.

Ketika bangkit dari rukuk melihat cahaya 'Arasy meliputi dirinya dan pada saat itu ia membaca Sami'allahu liman hamida, kemudian ia tersungkur di dalam sujud di hadapan Tuhannya Yang Mahaagung. Hidayah dan petunjuk Allah SWT akan menunggu bagi siapa pun yang mencapai puncak kekhusyukan di dalam rukuk. Berhubung karena wilayah pembahasan keempat jenis tauhid ini sangat kompleks, maka akan dibahas tersendiri di dalam beberapa artikel mendatang.

Keempat jenis tauhid ini juga banyak dibahas oleh para teolog dan ulama kalam. Ketika orang sedang mencapai puncak kedekatan diri di dalam rukuk, maka pada saat itu ia akan melihat hanya satu, Dialah Yang Maha Esa.

Filosofi Gerakan Salat

Filosofi Gerakan Sholat Menurut Ulama. Filosofi Gerakan Salat

Hal itu dikarenakan setiap gerakannya dapat menimbulkan atau merangsang jaringan sel dan peredaran di dalam tubuh untuk bekerja lebih optimal. Kondisi tubuh lebih sehat dan segar karena aliran darah lancar, alias tidak ada yang tersumbat. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar.

Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas. Rukuk yaitu membengkokkan badan ke arah depan, sehingga kedua tangan bertumpu pada tumit. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. I'tidal yaitu bangun dari rukuk dan posisi tubuh kembali tegak sembari mengangkat tangan sejajar dengan telinga. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma'ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan.

BERIBADAH secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman tapi juga untuk menghindari dari beberapa penyakit dan menjaga kesehatan tubuh.

Arti Sholat Secara Bahasa, Simak di Sini Penjelasannya

Filosofi Gerakan Sholat Menurut Ulama. Arti Sholat Secara Bahasa, Simak di Sini Penjelasannya

- Sholat memang adalah perintah Allah SWT yang wajib dilakukan umat muslim. Kata shalla jika dibaca menjadi 'shalallahu 'alaih' yang mengandung makna semoga Allah SWT memberikan rahmat atau keberkahan kepada hambaNya.

Pengertian sholat secara bahasa juga termaktub dalam firman Allah QS At Taubah ayat 103,. Firman Allah lainnya yang menyebut sholat sebagai doa tercantum pada surat Al Ahzab ayat 56.

Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.". Definisi secara syar'i juga tertulis dalam surat An Nisa ayat 103 yang berbunyi:. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).

Sebab, sholat, zikir, dan doa merupakan tiga kata serangkai yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan hamba Allah sehari-hari. Oleh karena itu, korelasi antara sholat dengan doa adalah dua lafal mutaraadif.

Simak Video "Momen Massa Buruh Gelar Salat Jumat di Depan Gedung DPR".

Makna Spiritual Azan (1): Hakikat dan Filosofi Azan

Filosofi Gerakan Sholat Menurut Ulama. Makna Spiritual Azan (1): Hakikat dan Filosofi Azan

Bilal menambahkan azan pertama sebelum Subuh sebagai bentuk peringatan bagi mereka yang akan menunaikan ibadah puasa. Azan dalah panggilan sakral bagi setiap orang untuk berjumpa dengan Tuhannya.

Pada saat bersamaan, azan merupakan panggilan orang mukmin untuk menziarahi rumah Tuhan (masjid, mushala, langgar, dan surau). Secara fikih, setiap lafaz azan wajib dijawab oleh para pendengarnya yang mukmin karena Allah SWT selalu menjawab permohonan hamba-Nya.

Jawabannya ialah pada umumnya pengulangan terhadap lafaz-lafaz azan itu sendiri keculai beberapa lafaz yang berbeda, yaitu lafaz Hayy 'alas shalah dan Hayya 'alal falah dijawab dengan wala haula wala quwwata illa billah dan as-shalatukhairun minan naum saat Subuh hari dijawab dengan Shadaqta wa barakta wa ana minas syahidin. Doa sesudah azan tersebut intinya untuk mengingatkan kelemahan kita sebagai hamba dan keagungan Allah SWT yang wajib disembah. "Orang yang menjadi muazin selama tujuh tahun, datang di hari kiamat tanpa dosa.". "Para malaikat yang mendengarkan suara muazin mengatakan ini suara-suara umat Nabi Muhammad SAW dengan penuh keyakinan terhadap Tuhannya lalu mereka serentak mendoakan umat Nabi Muhammad" (hadis).

Seperti halnya dengan azan, iqamah juga memiliki persyaratan (akan dijelaskan dalam artikel mendatang). Mereka dianggap cukup dengan iqamah saja, tidak perlu lagi azan.

Related Posts

Leave a reply