Doa Sholat Tarawih Dan Witir Lengkap Nu. Para ulama sepakat bahwa shalat tarawih merupakan ibadah yang dianjurkan dalam bulan Ramadhan. “Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau” (HR al-Bukhari, Muslim, dan lainnya).
Sebagaimana istimewanya bulan Ramadhan, salah satu momentum yang sayang dilewatkan adalah berdoa dan bermunajat di malam hari. Sebagai bulan kasih sayang (rahmah), ampunan (maghfirah), dan pembebasan dari neraka (itqum minan nar), doa pada bulan suci ini lebih berpahala dan lebih potensial dikabulkan.
Apalagi dilaksanakan di malam hari, yang mungkin saja bertepatan dengan Lailatul Qadar, suatu malam yang disebut Al-Qur'an lebih baik dari seribu bulan. Selain merupakan wahana menumpahkan permohonan kepada Sang Khalik, doa mencerminkan pula sebuah ekspresi ketundukan, kepasrahan, dan kerendahan hati di hadapan-Nya. Berikut ini adalah doa yang lazim dibaca para ulama setiap selepas sembahyang tarawih.
Setelah salam dari Shalat Witir, kita dianjurkan untuk tidak segera bangun meninggalkan lokasi. Wa a‘ūdzu bika minka, lā uhshī tsanā’an alayka anta kamā atsnayta ‘alā nafsika ,’” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain , [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], halaman 101). Allāhumma innī as’aluka ridhāka wal jannah, wa a‘ūdzu bika min sakhathika wan nār.
Wa a‘ūdzu bika minka, lā uhshī tsanā’an alayka anta kamā atsnayta ‘alā nafsika. Aku tidak (sanggup) membilang pujian-Mu sebanyak Kau memuji diri-Mu sendiri,” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah).
Bila tidak memberatkan, shalat witir disunnahkan untuk dikerjakan setiap malam, Abu Ayyub al-Anshari r.a. menjelaskan:. Dalam hadits yang diriwayatkan Sayyidah Aisyah r.a, menyebutkan bahwa Rasulullah s.a.w, mengerjakan shalat witir pada setiap malam, pernah berwitir pada permulaannya, pertengahannyam atau penghabisannya. Dari Aisyah r.a, menerangkan: "dari setiap malam, Nabi s.a.w, pernah mengerjakan shalat witir pada permulaan malam, pertengahannya dan akhirannya, dan berakhir pada waktu shubuh". Bagi siapa yang khawatir tidak bangun di akhir malam, sebaiknya melakukan shalat witir sebelum tidur, sedangkan bagi mereka yang yakin bisa bangun di akhir malam untuk mengerjakan tahajjud, maka mengakhirkan shalat witir sebagai penutup shalat malam , cara inilah yang paling afdhal. Dari Jabir r.a, menuturkan, "Rasulullah saw, bersabda: "barang siapa yang merasa tidak akan sanggup bangun pada akhir malam, hendaklah ia menyegerakan shalat witir pada permulaan malam, siapa yang merasa sanggup bangun pada akhir malam, berwitirlah pada akhir malam, karena shalat pada akhir malam itu dihadiri (para malaikat), dan itulah yang paling utama". (hadits shahih, riwayat Muslim: 1255, al-Tirmidzi:418, Ibn Majah: 1177 dan Ahmad: 13691).
Serta segala puji milik Allah Tuhan semesta alam.
Menurut mayoritas ulama Hanafiyah, wajib hukumnya melakukan shalat witir, sehingga akan berdosa orang-orang yang tidak melakukannya. Sedangkan menurut mayoritas ulama mazhab Syafi’iyah, hokum shalat witir adalah sunnah, tidak sampai berhukum wajib.
Adapun dalil yang dijadikan landasan oleh ulama mazhab Syafi’iyah adalah hadits Rasulullah ﷺ, yaitu:. Menurut mayoritas ulama, sebagaimana yang dikutip oleh Syekh Wahbah Zuhaili dalam kitab al-Fiqhul Islami wa Adillatuh, yaitu dimulai setelah melaksanakan shalat Isya’ sampai terbitnya fajar shadiq, dan bukan setelah masuknya shalat Isya’. Sebab, dari berbagai jumlah yang biasa dilakukan umat Islam ketika melakukan shalat witir sangat bervariasi dan berbeda.
Hanya saja, makruh hukumnya jika hal ini dilakukan secara terus-menerus tanpa disertai dengan adanya udzur. (Habib Zain Ibrahim bin Sumaith, Taqriratus Sadidah, [Darul Ilmi wad Dakwah, Tarim, 2003], halaman 281-282).
Namun, jika dilakukan pada tanggal lima belas hari terakhir di bulan Ramadhan, para ulama sepakat perihal kesunnahan membaca doa qunut saat itu (Syekh asy-Syatiri, Syarah Yaqutun Nafis, [Bairut: Darul Minhaj, 2010], juz 1, h. 285). Ibaratnya, shalat witir sebagai pelengkap dan penyempurna bagi ibadah wajib lainnya yang masih belum sempurna.
Di kalangan umat muslim, tarawih biasa dikerjakan dengan jumlah delapan atau dua puluh rakaat. Sebelum mengerjakan shalat witir, akan dibacakan dulu sebuah do’a yang dikenal dengan sebutan do’a kamilin.
Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Setelah shalat witir, dianjurkan untuk tidak langsung meninggalkan masjid atau mushola. Ketentuan ini sebagaimana mengacu pada kitab Nihayatuz Zain karya Syekh Nawawi al-Bantani. Artinya, “Seseorang dianjurkan setelah shalat witir membaca tiga kali, ‘Subhānal malikil quddūs,’ kemudian membaca, ‘Allāhumma inī a‘ūdzu bi ridhāka min sakhathika, wa bi mu‘āfātika min ‘uqūbatika. Wa a‘ūdzu bika minka, lā uhshī tsanā’an alayka anta kamā atsnayta ‘alā nafsika.” [Syekh Nawawi al-Bantani, Nihayatuz Zain, Beirut:Daar El-Fikr, hal. Untuk memperjelas wirid yang biasa dibaca setelah shalat witir, berikut susunannya:.
Kita ketahui bersama juga bahwa di bulan Ramadhan ini terdapat lailatul qadar. Oleh karenanya, ketika kita berdo’a dan bertepatan dengan malam ini, maka sangat berpotensial untuk dikabulkan.
Umat Muslim khususnya Nahdliyin membaca doa Qunut pada rakaat terakhir shalat witir yang dilakukan setelah shalat Tarawih memasuki separuh terakhir Ramadhan. Bacaan doa qunut witir saat Ramadhan ini sudah dicontohkan oleh para Ulama. Imam al-Baihaqi dalam Ma’rifatus Sunan wal Atsar (4/44) menegaskan bahwa Imam asy-Syafi’i menganjurkan pembacaan doa Qunut. Pernyataan al-Baihaqi tersebut juga dikonfirmasi oleh Imam an-Nawawi dalam al-Adzkar (67) yang menjelaskan bahwa ulama kalangan madzhab Syafi’i menganjurkan pembacaan doa Qunut saat witir di separuh terakhir bulan Ramadhan. Meski menyampaikan beberapa versi pendapat, an-Nawawi menjelaskan bahwa yang paling kuat adalah pendapat...