Doa Sholat Mayit Versi Muhammadiyah. "Telah mengabarkan kepada kami Abu Ghalib Al-Khayyat berkata, saya melihat Anas menyalati jenazah seorang laki-laki, maka beliau berdiri di dekat kepalanya. wanita dari Quraisy atau dari anshar, dan ia diberitahu, wahai Abu Hamzah, ini adalah jenazah wanita fulanah binti fulan, shalatkanlah!
Diantara kami saat itu ada al-‘Ala’ Bin Ziyad Al-‘Adawi. Tatkala ‘Ala’ bin Ziyad melihat perbedaan letak berdiri Anas radhiyallahu’anhu antara jenazah laki-laki dan wanita, ‘Ala’ bertanya, wahai Abu Hamzah, begitukah cara Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berdiri saat menyalatkan jenazah, yaitu seperti yang anda lakukan?. Abu Ghalib Khayyat berkata, lalu ‘Ala’ menoleh kami dan mengatakan, jagalah!".
Artinya Ya Allah beri rahmat Nabi kita Muhammad dan seterusnya. Artinya : Ya Allah, jadikanlah mayat anak-anak ini sebagai simpanan kebahagiaan bagi kedua orang tuanya dan beratkanlah (perbanyakkanlah) kebaikan keduanya sebab dia.
Ya Allah, siapa saja di antara kami yang engkau hidupkan , hidupkanlah dia menurut islam dan siapa saja yang engkau matikan, matikanlah dia dengan iman. Lalu membaca takbir keempat sambil mengangkat kedua tangan, lalu bersedekap kemudian membaca Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wabarakatuh seraya berpaling ke kanan dan ke kiri.
Demikian , Cara dan Bacaan Sholat Jenazah Menurut Muhammadiyah yang disarikan dari Tuntunan Shalat oleh KH AR Fachruddin.
Bahwa dalam Islam, meperlakukan jenazah adalah termasuk ibadah yang hukumnya Fardhu. Dimana diharuskan sekelilingnya, termasuk tetangga, sahabat dan terutama keluarga untuk mengurusi jenazah yang berpulang tersebut. Disamping tercatat sebagai kegiatan sosial kemasyarakatan dengan menyelesaikan proses pengurusan jenazah tersebut.
Tujuan dari semua itu adalah untuk mendoakan jenazah agar diringankan siksaanya dialam barzakh. Merupakan lebaga atau badan dalam tubuh Organisasi Kemasyarakatan Muhammadiyah yang khusus melakukan kajian-kajian tentang tata cara ibadah serta hukum-hukum lainnya.
Untuk dibukukan dalah sebuah buku, menjadi pedoman bagi seluruh anggota dan masyarakat Muhammadiyah. Sehingga ketika seseorang yang ada dilokasi jenazah kemudian mengambil Air Wudhu untuk ikut mensholati, maka itu sama dengan telah berniat. Berilah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya (Dialam barzakh), mandikanlah ia dengan air, es dan salju.
Bacaan sholat jenazah harus diketahui dengan benar secara berurutan dari niat hingga gerakan salam. Berbeda dengan sholat fardhu yang bertujuan untuk bertaqarub (mendekatkan diri) dan berdzikir (mengingat) Allah SWT. Untuk itu, perlu dipahami bacaan sholat jenazah lengkap dimulai dari niat hingga salam sebagaimana yang dilansir dari buku Risalah Jenazah oleh Baihaqi Nu'man dan Muhammad Shonhaji. Artinya: "Saya niat sholat atas jenazah ini empat kali takbir fardu kifayah, sebagai imam/makmum hanya karena Allah Ta'ala.".
Artinya: "Saya niat sholat atas jenazah perempuan ini empat kali takbir fardu kifayah, sebagai imam/makmum hanya karena Allah Ta'ala.". Bacaan latin: Allahumma laa tahrimnaa ajrahuu walaa taftinaa ba'dahu wagfirlana wa lahu. Artinya: "Semoga kedamaian bersamamu serta pengampunan dan berkah dari Allah SWT.". Pelaksanaan sholat jenazah hukumnya fardhu kifayah bagi orang yang masih hidup. Artinya, jika sudah dilaksanakan oleh sebagian orang maka gugur kewajiban atas yang lain.
Masalah bacaan Alquran untuk orang meninggal telah menjadi perdebatan di kalangan ulama sejak abad pertama Hijriyah. Kalau diteliti secara seksama dari dalil ayat dan hadis tidak kita dapati untuk dijadikan dasar kuat dalam melakukannya.
bersabda: “Kalau seorang hamba terkena malapetaka lalu berdo’a: “Innalilla-hi wa inna- ilaihi ra-ji’u-n. Alla-humma ajirni- fi- mushi-batiwakhluf li- khairan minha”, tentulah Allah memberikan pahala dan ganti kebaikan kepadanya ….. seterusnya hadits. Kalau mengahdiahkan pahala bacaan kepada orang mati adalah satu kebajikan, tentulah sahabat-sahabat Nabi saw telah mengerjakannya, Demikian penjelasan Ibn Kasir dalam tafsirnya. Sesungguhnya letak perbedaan pendapat di antara ulama mutaqaddimin dan mutaakhirin dari golongan Malikiyah, yaitu selama bacaan itu tidak keluar dari koridor tempat doa, agar pembaca membaca sebelum membaca Alquran itu; “Ya Allah, jadikanlah pahala yang aku baca ini untuk si fulan …”.
Hal yang kiranya sangat penting disebutkan ialah bahwa menganut pendapat dapat sampainya hadiah pahala amal kebajikan kepada orang lain, sering berakibat negatif. Jadi, pengamalan bacaan ayat Alquran adalah untuk diri sendiri lalu ditadabburi tidak hanya sekedar membaca tanpa memahami arti dan maksudnya sebagaimana ditegaskan dalam Tafsir at-Tanwir halaman 428.
Muhammadiyah sesuai manhajnya dalam urusan ibadah khusus (ta’abbudy atau lazim disebut orang sekarang dengan istilah ritual) tidak boleh mempergunakan ijtihad, tetapi harus menggunakan nash Alquran dan as-Sunnah al-Maqbulah. Jadi, Nabi saw dalam amalannya terhadap orang yang meninggal mulai dari ketika mendengar kabar wafatnya seseoarang, menyolatkan, sampai proses penguburan semuanya dalam bentuk mendoakan dan memohonkan ampunan bagi yang meninggal bukan mengirimkan pahala bacaan tertentu.
Bacaan sholat jenazah Muhammadiyah dan Persis (Persatuan Islam) sedikit berbeda dengan yang dilakukan kalangan Nahdlatul Ulama. Hal ini terjadi karena ada perbedaan dalam memaknai dalil mengenai tata cara dan bacaan sholat jenazah. Pakar Fiqih, Ustaz Ahmad Sarwat MA dalam bukunya Fiqih Shalat Jenazah mengatakan, tata cara sholat jenazah sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits Nabi SAW adalah sebagai berikut:.
Dari Abi Umamah bin Sahl bahwa seorang shahabat Nabi SAW mengabarkannya bahwa aturan sunnah dalam shalat jenazah itu adalah imam bertakbir kemudian membaca Al-Fatihah sesudah takbir yang pertama secara sirr di dalam hatinya. Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata,: Nabi Shallallahu’alaihiwasallam mengumumkan kematian An-Najasyi, kemudian Beliau maju dan membuat barisan shaf di belakangnya, Beliau lalu takbir empat kali . Setiap takbir dilakukan dengan mengangkat tangan; berdasarkan riwayat yang disandarkan kepada Ibnu Umar:.
Bersihkanlah ia dari segala kesalahan, sebagana Engkau telah membersihkan pakaian putih dari kotoran, dan gantilah rumahnya -di dunia- dengan rumah yang lebih baik -di akhirat- serta gantilah keluarganya -di dunia- dengan keluarga yang lebih baik, dan pasangan di dunia dengan yang lebih baik. “Barangsiapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qiroth. “Barangsiapa shalat jenazah dan tidak ikut mengiringi jenazahnya, maka baginya (pahala) satu qiroth.
Yogyakarta, InfoMu.co – Pertama-tama, menyiapkan diri untuk salat janazah dengan suci dari najis dan hadas, menghadap kiblat, menutup aurat, berdiri lurus dengan kepala bagi janazah laki-laki dan lurus pusar bagi janazah perempuan. Dalam hadis: “Dari Abu Hurairah Ra berkata: Nabi Saw mengumumkan kematian An-Najasyi, kemudian Beliau maju dan membuat barisan shaf di belakangnya, Beliau lalu takbir empat kali.”(HR Bukhari). Takbir kedua , dilanjutkan dengan membaca shalawat:. Takbir ketiga, dilanjutkan dengan membaca doa ini:. Takbir keempat, dilanjutkan dengan membaca doa ini:.