Doa Setelah Sholat Fardhu Nu Online. Dzikir tentu bisa dilakukan kapan saja, baik dalam hati maupun lisan, salah satunya adalah dzikir setelah melaksanaan sembahyang fardhu. Imam Nawawi dalam kitab al-Adzkar pada Bâbul Adzkâr ba‘dash Shalâh mengatakan bahwa ulama telah bersepakat (ijma’) tentang kesunnahan dzikir usai shalat yang ditopang oleh banyak hadits shahih dengan jenis bacaan yang amat beragam. Berikut ini adalah di antara rangkaian bacaan dzikir sesudah shalat maktubah yang disusun pengasuh Pondok Pesantren Langitan Tuban, KH Muhammad bin Abdullah Faqih (rahimahullâh) sebagaimana dikutip dari Majmû‘ah Maqrûât Yaumiyah wa Usbû‘iyyah. Beliau mengutipnya antara lain dari hadits riwayat Muslim, Bukhari, Abu Dawud, serta kitab Bidâyatul Hidâyah dan lainnya.

Membaca istighfar di bawah ini sebanyak tiga kali:. Dalam riwayat lain sebagaimana dikutip Bidâyatul Hidâyah:. Berdoa agar diberi kemampuan untuk mengingat (dzikir), bersyukur, dan beribadah secara baik kepada Allah:. Disambung dengan penggalan dari Surat Ali Imran:.

Bacaan Dzikir Setelah Sholat Fardhu

Berikut ini adalah bacaan wiridan ba’da sholat fardhu berdasarkan pada hadits Rasulullah. <>. 1. للهِ مَا فِى السَّمٰوَاتِ وَمَا فِى اْلاَرْضِِ، وَاِنْ تُبْدُوْا مَا فِى اَنْفُسِكُمْ اَوْتُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ الله ، فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ ، وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْر. اِلٰهَنَا يَا رَبَّنَا اَنْتَ مَوْلاَنَا – سُبْحَانَ الله – 33x، سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ دَائِمًا اَبَدًا. اْلحَمْدُ لله ... 33x ، اْلحَمْدُ لله رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ عَلٰى كُلِّ حَالٍ وَنِعْمَةٍ.

Setelah berdzikir dianjurkan untuk berdoa sesuai dengan kepentingan masing-masing. Sumber LTM-PBNU.

Ini Susunan Wirid Setelah Shalat Witir

Setelah salam dari Shalat Witir, kita dianjurkan untuk tidak segera bangun meninggalkan lokasi. Kita dianjurkan untuk membaca doa dan wirid sejenak sebagaimana keterangan berikut ini:. Artinya, “Seseorang dianjurkan setelah shalat witir membaca tiga kali, ‘ Subhānal malikil quddūs ,’ kemudian membaca, ‘ Allāhumma inī a‘ūdzu bi ridhāka min sakhathika, wa bi mu‘āfātika min ‘uqūbatika.

Wa a‘ūdzu bika minka, lā uhshī tsanā’an alayka anta kamā atsnayta ‘alā nafsika ,’” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain , [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], halaman 101). Allāhumma innī as’aluka ridhāka wal jannah, wa a‘ūdzu bika min sakhathika wan nār.

Wa a‘ūdzu bika minka, lā uhshī tsanā’an alayka anta kamā atsnayta ‘alā nafsika. Aku tidak (sanggup) membilang pujian-Mu sebanyak Kau memuji diri-Mu sendiri,” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah). Artinya, “Aku berniat untuk berpuasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”.

Dzikir-Doa Bersama Setelah Shalat, Apakah Bid'ah?

Kata mereka Nabi SAW tak pernah melakukan doa bersama setiap selesai shalat fardlu. Di satu sisi terdapat hadits yang menunjukkan bahwa membaca dzikir dengan suara keras setelah sahalat fardlu sudah dilakukan para sahabat pada masa Nabi saw. “Dari Ibnu Abbas ra ia berkata: ‘Bahwa mengerasakan suara dalam berdzikir ketika orang-orang selesai shalat maktubah itu sudah ada pada masa Nabi saw” (H.R. Dari kedua hadits tersebut dapat dipahami bahwa mengeraskan suara dalam berdzikir dan memelannkannya sama-sama memiliki landasan yang shahih. Sedangkan mengeraskan suara dalam berdzikir itu lebih utama pada selain dua kondisi tersebut karena: pebuatan yang dilakukan lebih banyak, faidah dari berdzikir dengan suara keras itu bisa memberikan pengaruh yang mendalam kepada pendengarnya, bisa mengingatkan hati orang yang berdzikir, memusatkan perhatiannya untuk melakukan perenungan terhadap dzikir tersebut, mengarahkan pendenganrannya kepada dzikir terebut, menghilankan kantuk dan menambah semangatnya”. “Dari Habib bin Maslamah al-Fihri ra –ia adalah seorang yang dikabulkan doanya-, berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: Tidaklah berkumpul suatu kaum muslim yang sebagian mereka berdoa, dan sebagian lainnya mengamininya, kecuali Allah mengabulkan doa mereka.” (HR.

Doa Setelah Shalat Fardhu

Doa Setelah Sholat Fardhu Nu Online. Doa Setelah Shalat Fardhu

Laduni.ID, Jakarta - Shalat merupakan ibadah wajib bagi umat Islam baik laki-laki maupun perempuan 5 waktu dalam sehari. Oleh sebab itu, seluruh umat Islam wajib mengerjakan sholat agar terhindar dari api neraka. Perintah untuk melakukan sholat 5 waktu telah disampaikan dalam Al Quran dalam surah An Nisa ayat 103 bahwa sholat fardhu telah ditentukan waktunya untuk orang-orang yang beriman. Baca Juga: Penjelasan tentang Shalat Sebagai Obat Lahir dan Batin. Pilihlah doa yang secara global berisi untuk kebaikan diri, baik di dunia dan akhirat, kebaikan orang tua, tetapnya Islam dan Iman sampai akhir hayat serta doa meminta khusnul khatimah. وصلى الله على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم والحمد لله رب العالمين.

Allaahumma sholli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin sholaatan tunjiinaa bihaa min jamii’il aafaat. Min jamii’il khoirooti fil hayaati wa ba’dal mamaat.

Robbanaa laa tuzigh qulubanaa ba’da idz_hadaitanaa wahab lanaa min ladunka rahmah. Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang dengan rahmat itu Engkau akan menyelamatkan kami dari semua bahaya, yang dengan rahmat itu Engkau akan mendatangkan hajat kami, Yang dengan rahmat itu Engkau akan membersihkan kesalahan kami, Yang dengan rahmat itu Engkau akan mengangkat derajat kami, Yang dengan rahmat itu pula Engkau akan menyampaikan kami kepada kesempurnaan semua maksud dari semua kebaikan pada waktu hidup dan setelah mati, karena sesungguhnya Engkaulah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”.

Sebab dan Tata Cara Bertayamum

Sebagaimana kita ketahui, wudhu adalah salah satu syarat sah shalat dan ibadah lainnya. Adapun dasar hukum bagi kemudahan tersebut dapat kita lihat dalam ayat Al-Quran, yang artinya, “ Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu ,” (Q.S.

Lebih lanjut mengenai sebab-sebab bertayamum telah dijelaskan para ulama fiqih, di antaranya oleh Syekh Mushthafa al-Khin dalam kitab al-Fiqh al-Manhaji ‘ala Madzahib al-Imam al-Syafi‘i (Terbitan Darul Qalam, Cetakan IV, 1992, Jilid 1, hal. Artinya, jika dimungkinkan ada air tetapi di atas jarak tersebut, maka diperbolehkan bertayamum mengingat beratnya perjalanan, terlebih ditempuh dengan berjalan kaki.

Hal ini berdasarkan riwayat seorang sahabat yang meninggal setelah mandi, sedangkan kepalanya terluka. Artinya, jika menggunakan air, kita akan kedinginan karena tidak ada sesuatu yang dapat mengembalikan kehangatan tubuh.

Hal itu lalu disampaikan kepada Rasulullah saw., dan beliau pun mengakui serta menetapkannya, sebagaimana diriwayatkan Abu Dawud. Namun, dalam keadaan terakhir ini, terlebih jika ada air, seseorang diharuskan mengqadha shalatnya.

Berikut Bacaan Setelah Shalat Berdasarkan Hadits Nabi

Artinya: Tsauban radhiyallahu ‘anhu berkata: Apabila Rasulullah SAW selesai dari shalatnya (shalat fardhu), beliau beristighfar tiga kali dan mengucapkan:. Faedahnya, sesiapa yang membaca zikir tersebut, maka dosa-dosanya diampuni walau sebanyak buih di lautan (HR. Artinya: Siapa membaca ayat Kursi setiap selesai shalat, tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian. Artinya: Engkau memuji Allah (membaca tahmid), takbir, dan tasbih di setiap selesai shalat wajib 10 kali-10 kali… (HR.

Ustadz Yusuf Suharto adalah Tim Narasumber Pengurus Wilayah (PW) Aswaja NU Center Jawa Timur.

Inilah Tata Cara Pelaksanaan Shalat Sunat Rajab 1443 H

Rajab merupakan salah satu nama di antara 12 bulan yang ada dalam kalender Hijriah. Tak sedikit orang yang mencari tahu tentang keutamaan ibadah di bulan tersebut. Pondok Pesantren Suryalaya Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya mengeluarkan edaran tentang tata cara pelaksanaan shalat sunnah Rajab yang akan dilaksanakan tepatnya pada tanggal 1 Rajab 1443 H. Amaliah tersebut merupakan maklumat dari Syekh KH Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin (Mursyid TQN Suryalaya) yang ditandatangani pada tanggal 1 Juni 1982 dan selalu diamalkan oleh pengikut tarekat tersebut. Sebagaimana yang dilaksanakan oleh Guru hingga Mursyid TQN Pontren Suryalaya Syekh KH. Melaksanakan shalat sunat sebanyak 10 rakaat (5 kali salam), dengan niat:. Setelah mengucapkan salam akhir dirakaat kedua, membaca doa berikut:.

Laailaaha illallohu Wahdahu Laa Syariikalah, Lahul mulku walahul Hamdu yuhyii wayumiitu wahuwa hayyun laa yamuutu biyadihil khoir, wahuwa 'ala kulli syaiin qodiir. Ilāhan wā hidan ahadan shamadan fardan witran lam yattakhidz shāhibatan wa lā waladan.

Related Posts

Leave a reply