Cara Shalat Hadiah Untuk Jenazah. BERITA DIY - Dalam mengurus jenazah, umat muslim mempunyai sejumlah tata cara, dari memandikannya, menyolatinya hingga menguburkannya. Simak tata cara sholat hadiah untuk jenazah orang Islam, bacaan doa serta ketentuannya di artikel ini.
Tujuannya untuk memberikan hadiah pahala kepada si mayit agar diringankan siksa kuburnya. Baca Juga: Bacaan Doa Pergantian Bulan Lengkap Arab, Latin dan Arti Bahasa Indonesia: Agar Diberi Kemudahan Rezeki. Bacaan rakaat pertama sama dengan rakaat kedua yang terdiri dari Al-fatihah, ayat kursi 1x, at-Takasur 1x, al-Ikhlas 11x, an-Nas dan al-Falaq 1x, kemudian ditutup dengan bacaan doa khusus.
Namun, salat Hadiah ini lebih utama dikerjakan ketika jenazah baru saja dikebumikan, karena dengannya dapat meringankan beban mayat di alam kuburnya. Adapun niat salatnya sebagaimana tercantum dalam buku Perukunan Melayu, karya Syekh M. Arsyad Banjar adalah sebagai berikut. فمن لم يجد فليصل ركعتين يقرأ فيهما: أي في كل ركعة منهما فاتحة الكتاب مرة, وآية الكرسى مرة, وألهاكم التكاثر مرة, وقل هو الله أحد عشر مرات, ويقول بعد السلام: اللهم إني صليت هذه الصلاة وتعلم ما أريد, اللهم ابعث ثوابها إلى قبر فلان بن فلان فيبعث الله من ساعته إلى قبره ألف ملك مع كل ملك نور وهدية يؤنسونه إلى يوم ينفخ فى الصور. Setelah salam, ia berdoa, ‘Allahumma inni shallaitu hadzihis shalata wa ta‘lamu ma urid. Tuhanku, sampaikanlah pahala sembahyangku ini ke kubur (sebut nama mayit yang dimaksud), niscaya Allah sejak saat itu mengirim 1000 malaikat. Tiap malaikat membawakan cahaya dan hadiah yang kan menghibur mayit sampai hari Kiamat tiba”.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa pahala dari salat sunah hadiah ini juga dapat mengalir kepada mereka yang mengamalkannya, yakni sebagai berikut. أن فاعل ذلك له ثواب جسيم, منه أنه لا يخرج من الدنيا حتى يرى مكانه فى الجنة.
Sebagaimana hadis riwayat Abu Dawud yang berbunyi, "Nabi setelah selesai mengubur jenazah, beliau berdiri sebentar. Kemudian beliau berkata, 'mohon ampunilah kalian semua (para sahabat) kepada (Allah) untuk saudaramu ini dan memohonlah (kepada Allah) agar dia bisa tabah karena dia sedang diberi pertanyaan (dalam kubur)'.".
Dari hadis di atas bisa kita ambil kesimpulan bahwa mendoakan jenazah itu akan sampai, sebagaimana pahala shalat yang kita kerjakan kemudian dihadiahkan kepada si jenazah. Tetapi sebaliknya apabila ia mendirikan shalat atas dasar ingin menghadiahkan kepada jenazah, maka hukumnya haram.
Ya Allah, sampaikanlah pahala sembahyang-ku ini ke kuburan...(sebut nama jenazah yang dimaksud). Bagaimana pandangan ulama mengenai hal ini?Apabila shalat tersebut adalah sunnahdanmaka hukumnya sah sah saja (boleh) dan menurut suatu pendapat pahalanya tersebut dapat sampai dan bermanfaat bagi si jenazah.Tetapi apabila shalat tersebutmaka shalat tersebut tidak sah dan hukumnya haram, karena mengerjakan suatu ibadah yang tidak ada dasarnya.Sebagaimana dijelaskan dalam kitabJilid II halaman 238, " Dan tidak sah hukumnya shalat dengan niat seperti yang dianggap baik oleh kaum sufi tanpa dasar sunnah sama sekali. Jika memutlakkan shalat kemudian berdoa dengan sesuatu yang bersifat isti'adzah (memohon perlindungan kepada Allah) atau istikharah mutlak, maka shalat tersebut boleh boleh saja.Pada rakaat pertama dan kedua membaca :Allahumma inni shallaitu hadza ashshalawata waannta ta'lamu maa uriidu.Allahummab'astu tsawaabahaa ilaa qabri....sebut nama si jenazahItulah pembahasan mengenai shalat hadiah untuk orang yang sudah meninggal.
Ketentuan mengurus jenazah telah diatur sedemikian rupa dalam Islam. Hukum dan tata caranya pun telah diatur dalam Alquran dan Sunah. Ada begitu banyak amalan yang bisa dilakukan untuk jenazah, salah satunya adalah sholat hadiah.
Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah hadiah dua rakaat karena Allah SWT,” (Lihat Perukunan Melayu , ikhtisar dari karya Syekh M Arsyad Banjar, [Jakarta, Al-Aidarus: tanpa tahun], halaman 21). Syekh M Nawawi Banten dalam Kitab Nihayatuz Zain membawa sebuah riwayat perihal tata cara shalat hadiah:. فمن لم يجد فليصل ركعتين يقرأ فيهما: أي في كل ركعة منهما فاتحة الكتاب مرة, وآية الكرسى مرة, وألهاكم التكاثر مرة, وقل هو الله أحد عشر مرات, ويقول بعد السلام: اللهم إني صليت هذه الصلاة وتعلم ما أريد, اللهم ابعث ثوابها إلى قبر فلان بن فلان فيبعث الله من ساعته إلى قبره ألف ملك مع كل ملك نور وهدية يؤنسونه إلى يوم ينفخ فى الصور.
Siapa yang tidak mampu bersedekah, maka hendaklah sembahyang dua raka‘at. Setelah salam, ia berdoa, ‘ Allahumma inni shallaitu hadzihis shalata wa ta‘lamu ma urid. Tuhanku, sampaikanlah pahala sembahyangku ini ke kubur (sebut nama mayit yang dimaksud), niscaya Allah sejak saat itu mengirim 1000 malaikat.
Tiap malaikat membawakan cahaya dan hadiah yang kan menghibur mayit sampai hari Kiamat tiba.” [Syekh Nawawi Albantani, Nihayatuz Zain , [Bandung, Al-Maarif], halaman 107). أن فاعل ذلك له ثواب جسيم, منه أنه لا يخرج من الدنيا حتى يرى مكانه فى الجنة.
Sehingga menjadi tidak sah, bila seseorang membuat-buat shalat sunnah sendiri dengan dibatasi waktu atau sebab tertentu. والدليل على ذلك خلو الكتب المعتمدة عن ذكرها كايا كتاب تقريب، المنهاج القويم، فتح المعين ، التحرير لن سافندوكور كايا كتاب النهاية المهذب لن احياء علوم الدين، كابيه ماهو أورا انا كاع نوتور صلاة كاع كاسبوت. Bagi siapapun tidak boleh berdalih kebolehan melakukan kedua shalat tersebut dengan hadits shahih bahwa Nabi bersabda, shalat adalah sebaik-baiknya tempat, perbanyaklah atau sedikitkanlah, karena sesungguhnya hadits tersebut hanya mengarah kepada shalat-shalat yang disyari’atkan”. Namun, bila yang dimaksud adalah melaksanakan shalat sunnah mutlak, kemudian pahalanya dihadiahkan untuk mayit, maka diperbolehkan.
Pahala shalat yang dihadiahkan menurut pendapat Hanabilah (mazhab Hanbali) dan mayortitas ulama bisa sampai kepada mayit. الجواب: والله الموفق للصواب أن الإنسان إذا صلى شيئا من النوافل ثم وهب للميت وأهداه له فإن ذلك الثواب يصل إلى الميت بإذن الله وهو مذهب الحنابلة وجمهور العلماء والله سبحانه وتعالى اعلم.
Dan Allah Subahanhu wa Ta’ala maha mengetahui.” (Syekh Isma’il Zain, Qurrat al-‘Ain , hal. Sebab, tidak ada dalil secara khusus tentang anjuran shalat hadiah sebagaimana ditegaskan oleh KH Hasyim Asy’ari di atas.
Menurut beliau, bila shalat-shalat tersebut diniati secara khusus, maka haram dan tidak sah, sebagaimana banyak ditemukan dalam kitab-kitab turats.
Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah hadiah dua rakaat karena Allah SWT,” (Lihat Perukunan Melayu , ikhtisar dari karya Syekh M Arsyad Banjar, [Jakarta, Al-Aidarus: tanpa tahun], halaman 21). Syekh M Nawawi Banten dalam Kitab Nihayatuz Zain membawa sebuah riwayat perihal tata cara shalat hadiah:. فمن لم يجد فليصل ركعتين يقرأ فيهما: أي في كل ركعة منهما فاتحة الكتاب مرة, وآية الكرسى مرة, وألهاكم التكاثر مرة, وقل هو الله أحد عشر مرات, ويقول بعد السلام: اللهم إني صليت هذه الصلاة وتعلم ما أريد, اللهم ابعث ثوابها إلى قبر فلان بن فلان فيبعث الله من ساعته إلى قبره ألف ملك مع كل ملك نور وهدية يؤنسونه إلى يوم ينفخ فى الصور.
Tuhanku, sampaikanlah pahala sembahyangku ini ke kubur (sebut nama mayit yang dimaksud), niscaya Allah sejak saat itu mengirim 1000 malaikat. Tiap malaikat membawakan cahaya dan hadiah yang kan menghibur mayit sampai hari Kiamat tiba.” [Syekh Nawawi Albantani, Nihayatuz Zain , [Bandung, Al-Maarif], halaman 107).
أن فاعل ذلك له ثواب جسيم, منه أنه لا يخرج من الدنيا حتى يرى مكانه فى الجنة.
كا ن النبي صلعم اذا فرغ من دفن الميت وقف عليه فقال استغفروا لاخيكم وسلوا له التثبيت فأنه الان يسال. Artinya: “adalah Nabi SAW jika telah selesai menguburkan mayit, dan beliau berdiri sebentar.
Sehingga sholat hadiah dilakukan pada malam pertama si mayit di kuburkan. Ushalli sunnatal hadiyyati ila (…bin / binti…) rok’ataini lillahi ta’ala, allahu akbar.
Artinya: “Saya niat sholat hadiah untuk (…) dua rokaat karena Allah ta’ala“. Allahummab ‘ats tsawabaha ila qabri ‘(sebut nama mayit yang kita maksud). Tuhanku, sesungguhnya aku telah melakukan sholat ini dan Kau pun mengerti maksudku. Tuhanku, sampaikanlah pahala sholatku ini ke kubur (sebut nama mayit yang dimaksud bin atau binti…)”.