Cara Shalat Berbaring Bagi Orang Sakit. Dalam kondisi sakit terkadang membuat seseorang menjadi susah untuk berdiri hingga tidak mampu melakukan gerakan salat. Ajaran agama Islam berusaha memudahkan umatnya untuk dapat beribadah dengan tenang, tulus ikhlas, dan merasa dekat dengan Allah. Sesuai yang tercantum dalam kitab suci Al-Quran, surah al-Baqarah ayat 185, Allah berfirman : Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
Sehingga menunaikan salat bagi orang sakit tetap wajib hukumnya, selama masih berakal dan sudah baligh. Catatan amal diangkat dari tiga jenis orang: orang yang tidur hingga ia bangun, anak kecil hingga ia baligh, dan orang gila hingga ia berakal (HR.
Jika tidak mampu duduk, maka shalat dengan tidur miring atau berbaring. Ini berdasarkan hadis riwayat Imam Al-Daruquthni dari Sayidina Ali, dia berkata bahwa Nabi Saw bersabda;. Jika tidak mampu, maka hendaknya dia shalat tidur miring dengan menghadap kiblat. Ketiga, rukuk dengan menundukkan kepala sedikit sambil meluruskan kedua tangan ke arah lutut. Kelima, tasyahud dengan meluruskan kedua tangan ke arah lutut, dan jari telunjuk diangkat ketika sampai pada lafadz ‘illallah’.
Islam memberikan dispensasi untuk orang sakit saat hendak sholat. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Orang yang sakit berhak mendapatkan rukhshah (keringanan) dalam menjalankan ibadah sholat.
Dalam buku Sholat Orang Sakit karya Ahmad Sarwat dijelaskan, seseorang yang sedang sakit sehingga tidak mampu berdiri atau duduk maka ia tetap wajib sholat dengan menghadap ke kiblat. Sebagian ulama mengatakan bahwa cara menghadap kiblat bagi sholatnya orang sakit adalah dengan berbaring miring, posisi bagian kanan tubuhnya ada di bawah, dan bagian kiri tubuhnya di atas. Dalilnya karena dalam pandangan ulama ini, yang dimaksud dengan menghadap kiblat diharuskan dada dan bukan wajah.
Dalil lainnya berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang memerintahkan sholat di atas lambung:.
Dalam kesempatan kali ini akan dibahas mengenai kemudahan dan keringanan shalat bagi orang sakit. “Dahulu wanita yang sedang nifas di masa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam duduk (tidak shalat) selama 40 hari” (HR.
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika sakit beliau bersabda: perintahkan Abu Bakar untuk shalat (mengimami) orang-orang” (HR. Yang utama, kepala diangkat sedikit dengan ganjalan seperti bantal atau semisalnya sehingga wajah menghadap kiblat. Jika tidak mampu menggerakan anggota tubuhnya sama sekali namun masih sadar, maka shalatnya dengan hatinya. 🔍 Hidayah Milik Allah, Dalil Astaghfirullah Wa Atubu Ilaih, Al Fatihah Sebagai Penyembuh, Bermuhasabah Diri, Doa Dzikir Setelah Sholat Wajib.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Orang yang dalam keadaan sakit tetap diwajibkan untuk melakukan sholat fardu. Dikutip dari buku Sifat Sholat Nabi ﷺ karya Syekh Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin, berikut beberapa tata cara yang dapat diikuti:.
Seorang yang sakit wajib sholat Fardhu sambil berdiri, jika ia tidak takut sakitnya akan bertambah parah. Jika ia mampu berdiri, meskipun agak bungkuk, mendekati posisi ruku, seperti orang yang bongkok atau telah berusia lanjut, di mana punggungnya condong (ke depan), maka ia wajib berdiri. Jika si sakit tidak mampu sholat sambil menghadap kiblat, dan tidak ada orang yang menghadapkannya ke kiblat, maka ia sholat dalam keadaan menghadap ke mana saja. Juga tidak harus menyimpan sesuatu di tempat sujudnya agar ia dapat sujud padanya. Bagaimanapun keadaannya, seorang yang sakit tidak boleh meninggalkan sholat , selama akalnya masih ada. Maka ia tidak boleh menundanya hingga masuk waktu Zuhur di hari berikutnya.