Batas Waktu Shalat Gerhana Bulan. Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah daerah di Indonesia akan merasakan fenomena alam gerhana bulan. Fenomena langka itu akan terjadi pada Rabu, 17 Juli 2019.
Di balik fenomena alam gerhana bulan yang akan terjadi, tentu tersimpan kebesaran Allah SWT. Oleh karena itu, alangkah baik bagi masyarakat yang beraga Islam sangat dianjurkan untuk melakukan salat gerhana bulan.
"Sesungguhnya Matahari dan Bulan tidak mengalami gerhana karena mati atau hidupnya seseorang, akan tetapi keduanya adalah dua dari tanda-tanda kebesaran Allah. Maka apabila yang mana pun atau salah satunya mengalami gerhana, maka segeralah kembali kepada Allah dengan zikir melalui salat," dikutip dari HR an Nasai. Sehingga, dari hadis tersebut pun disimpulkan, salat gerhana bulan hukumnya sunah muakkad atau sunah yang sangat dianjurkan, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
Salat gerhana bulan sebenarnya boleh dilakukan sendiri atau tanpa perlu pergi ke masjid.
Sholat gerhana dilakukan tanpa didahului dengan azan atau iqamat. Bacaan Dzikir dan Doa setelah Sholat Gerhana Bulan Lengkap dengan Artinya.
Ketika matahari mengalami gerhana di zaman Rasulullah SAW, orang-orang dipanggil shalat dengan lafaz : As-shalatu jamiah". Menurut pendapat As-Syafi'iyah, dalam shalat gerhana disyariatkan untuk disampaikan khutbah di dalamnya.
Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya.
Terkait fenomena alam tersebut, Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag), Machasin, mengimbau seluruh umat Islam agar melaksanakan shalat gerhana di masjid dan mushalla terdekat sesuai jadwal waktu terjadinya peristiwa di masing-masing tempat. Menurut Machasin, penting bagi umat Islam untuk memahami peristiwa gerhana sebagai fenomena alam yang dapat dijadikan momentum meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.
Gerhana tidak terkait dengan peristiwa kematian atau kelahiran seseorang. Peristiwa ini semestinya dimanfaatkan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Itu adalah suatu tanda dari banyak tanda kebesaran-Nya dan betapa manusia sangat kecil dan lemah di hadapannya,” kata Machasin di Jakarta, Senin (7/3). Pendekatan diri kepada Allah, lanjut Dirjen Bimas Islam, dapat dilakukan dengan salat gerhana secara berjamaah, zikir dan membaca kalimat thayyibah. Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA dijadwalkan akan menjadi khatib. H. Husni Ismail, SQ, MA akan menjadi imam salat sunah dua rakaat ini.
Seluruh umat muslim disunahkan untuk menunaikan shalat gerhana bulan. Suara.com - Fenomena Gerhana Bulan Total atau Super Blood Moon dapat disaksikan pada Rabu, 26 Mei 2021.
Dikutip dari laman resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), gerhana bulan akan beriringan dengan terjadinya Perige, yaitu ketika bulan berada di jarak terdekatnya dengan bumi. Puncak gerhana akan terjadi pada pukul 18.18.43 WIB/19.18.43 WITA/20.18.43 WIT dengan jarak 357.464 kilometer dari Bumi. Sementara itu, puncak Perige akan terjadi pada pukul 08.57.46 WIB/09.57.46 WITA/10.57.46 WIT dengan jarak 357.316 kilometer dari Bumi.
Baca Juga: Link Live Streaming Gerhana Bulan Total, Rabu 26 Mei 2021. Artinya: "Aku niat shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat karena Allah Ta'ala". Berikut ini tata cara pelaksanaan shalat gerhana bulan yang perlu dipahami:.
Lalu ruku sambil memanjangkannya Kemudian bangkit dari ruku (i’tidal) Setelah i’tidal tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Gerhana bulan kali ini dapat disebut dengan Super Blood Moon, mengingat lebar sudutnya yang lebih besar dari 13,77 persen dibandingkan ketika berada di titik terjauhnya (apoge).